Dimana Perdulinya Terhadap Swasta
DIMANA PERDULINYA TERHADAP SWASTA?
Barusan saya berdiskusi panjang dengan salah satu bagian di kominfo atas mengapa web santara di blok. Ternyata ada aduan yang dilayangkan. Ketika tahu yang melayangkan siapa saya menjadi prihatin.
Siapa mereka itu yang mengadukan? Lembaga ini adalah lembaga yang secara langsung menganggap kehadiran santara adalah “ancaman” tentunya di wakili individu. Kita telaah lebih dalam siapa yang menganggap santara ancaman?
Sayapun menelfon petinggi Direktur Resiko sebuah bank papan atas yang kebetulan adalah sahabat saya di masa SMA di bilangan Bulungan- jakarta. Saya bertanya langsung saja, apa yang mengancam bisnis bank kamu akhir akhir ini?
Maka dia jawab, semakin sedikit yang meminta kredit karena mereka pindah ke fintech . apa lagi sekarang santara kamu bangun, maka usaha kredit perbankan bisa rubuh. Saat ini saja sudah 40% hilang peluang tersebut. Rasanya kalau santara jalan 5 tahun lagi kredit mikro hilang dari muka bumi perbankan nasional Indonesia.
Begini sahabat semua. Bank menganggap santara adalah ANCAMAN.
Santara tidak boleh jalan. Santara harus di “haling-halangi”. Maka darah saya memuncak muaraaah. Sudah sebel sama BUMN eh sekarang dunia riba menghalangi. APA KAMI HARUS MAKAN BUNGA RIBA BANK? Ngak bakal kita menyerah! Santara harus jalan.
Santara itu bisnisnya bagi hasil, santara membantu mikro finance. Kenapa kami di halangi. Itulah kalimat saya bertanya ke kominfo yang saat ini sedang kami sambangi. Kok bisa kominfo yang bukan lembaga pengawas keuangan melakukan pemblokiran berdasarkan parameter apa? Ada konten porno? Ada narkoba? Boss..ini solusi keuangan dan sejenisnya. beeeh gila bener ini dunia kompetisi.
Bagi kita, Kita tidak boleh diam. Santara akan terus melawan walau sendirian tetapi kita tahu, kemungkinan kita menjadi problem solver keuangan yang bisa mengancam eksistensi kapitalis. Intinya santara adalah ancaman bisnis kapitalis.
Tanpa pikit panjang kita bergerak menyiapkan alternative. Kita menyiapkan web santaraX sebagai alternative dan apps sebagai salah satu alat bisnis berikutnya.
Wuiiih, Beginilah berbisnis di Negara yang tidak pro swasta, harus pandai pandai “menata hati”. Pejabatnya pendek ilmu, laporan sepihak bija jadi alat pengambil keputusan. Mungkin karena santara dan kita-kita ini no body ya?. Kita lihat keberpihakan pejabat Negara pada karya anak bangsa. mudah-mudahan ini hanya kekhilafan. kita maafkan #peace
Posting Komentar