Seni Menyetir


By: Nandang Burhanudin
*****
(1)
Dahsyat yah jalanan Kota Bandung. 24 jam tak kenal rehat. Apalagi jalur Gedebage-Cileunyi. Lalu lalang truk-truk tanah Sumarecon, hilir mudik tak kenal henti.

(2)
Kotor. Debu. Becek. Asap hitam pekat. Semua berpadu dalam satu aroma. Gak siang. Gak malam. Truk bermuatan overload. Bisa memacetkan puluhan km. Jika ada satu saja truk mogok. Jalanan macet, mengalahkan si Komo lewat..
(3)
Truk-truk proyek Summarecon simbol keangkuhan ekonomi. Selain ngebut. Zigzag. Sopir-sopirnya nampak arogan. Mereka seakan di atas hukum. Mereka tahu. Bercak tanah yang diangkut, semeriwing di kantong para pejabat.
(4)
Menyetir dalam kondisi di atas, memerlukan seni tingkat tinggi. Harus paham tranmisi kendaraan. Otomatis atau manual. Jangan lupa. Sesering mungkin menengok spion. Lalu pandangan lincah mencari celah.
(5)
Alhamdulillah. Anak sulung saya sudah pede bawa kendaraan di jalan umum. Walau masih junior. Saya memberinya kepercayaan penuh. Sambil tetap diawasi. Didampingi. Diarahkan. Diberi taujih. Plus tentunya. Waspada 1000 %.
(6)
Jika merujuk UU LALIN. Saya jelas salah. Melanggar aturan. Sebab si sulung belum 17 tahun dan belum punya SIM. Namun mengenalkannya dengan gegap gempita jalanan sejak dini. Cermin mendewasakan. Anak adalah kader. Tidak boleh dilepas bebas. Pun tak boleh dikekang ikat.
(7)
Tentu. Saya cukup paham kondisi mental, psikologis, dan penguasaan emosi. Maklum 14 tahun lebih membersamai. Naik turun. Goyah stabil. Hingga debat hebat. Efek dari psikologis remaja yang bertsaqofah, bergaul, dan paham teknologi informasi.
(8)
Dalam menyetir. Saya hanya menggarisbawahi. Menyetir adalah seni. Yang boleh over gigi. Tidak boleh over acting. Over heating. Apalagi over baper. Semisal emosi saat diklakson, disalip, atau disorot lampu.
(9)
Wajar. Seni menyetir disebut fannul qiyadah. Terbayang jika sopir eh qiyadah over acting, over heating, over baper. Selain mudah disalip. Mudah pula diasapi truk-truk Summarecon. Kita paham siapa pemiliknya.
(10)
Saya pu memahami. Potensi anak tidak boleh dikerdilkan. Apalagi dipinggirkan. Menyetir adalah bagian dari seni terampil hidup. Fisik kita ada batasnya. Jangan sampai yang menyetir hanya kaum tua. Dia lagi..dia lagi. Sedang yang muda. Sibuk nyari Pokemon.

Related

Nandang Burhanudin 5077294318899620544

Posting Komentar

RecentArsip

Recent

  • Untuk Banser: Ada Puluhan Juta Orang Siap Disebut Mayat
  • By Asyari Usman Ketika Hizbut Tahir Indonesia (HTI) dibubarkan tahun lalu ... read more
  • UJIAN Kejama'ahan @salimafillah . Dalam ujian kejama'ahan Bani Israil; ada yang ... read more
  • RASANYA PERBINCANGAN kita tentang syuro tidak akan lengkap tanpa membahas ... read more
  • Menepi bukan Pergi
  • MENEPI, BUKAN PERGI Oleh ustad Satria Hadilubis Kekecewaan Abu Dzhar Al ... read more
  • Muka Dua
  • BAHAYA ORANG BERMUKA DUA Nabi SAW mengecam orang yang bermuka dua sebagai orang ... read more
  • Ganjik Genap Jakarta
  • *Ganjil Genap DKI JKT* Berdasarkan Pergub DKI Jkt no. 106/2018 ditetapkan: 1.) ... read more
  • Pakai sendal di kuburan
  • BENARKAH DIHARAMKAN MEMAKAI SENDAL DI KUBURAN ?? Oleh : Abdullah Al ... read more
  • Ambisi Pribadi
  • *MEWASPADAI AMBISI PRIBADI* Dalam sejarah pergerakan Islam, di samping ... read more
  • KONSEP NALAR & LOGIKA KEKUASAAN ARAH BARU INDONESIA. **** Kita tidak bisa ... read more
  • Sari Wangi
  • *PELAJARAN SANGAT BERHARGA DARI BANGKRUTNYA SARI WANGI* Oleh : Jamil Azzaini ... read more
    Recent Posts Widget

    Arsip

    Entri yang Diunggulkan

    Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

    Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

    Hot in week

    Tayangan Laman

    900015
    item