Kisah "Secuil" Di Sudut STDI Imam Syafii Jember
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/08/kisah-secuil-di-sudut-stdi-imam-syafii.html
STDI Imam Syafii adalah sekolah tinggi, sehingga kemandirian dan kedewasaan dalam segala aspek menjadi salah satu hal yang harus ditekankan dan ditanamkan.
Beberapa waktu silam, di STDI Imam Syafii terjadi satu kejadian yang sangat memalukan, yaitu sering terjadi kekurangan lauk, bukan karena jumlah yang dioleh lebih sedikit dari jumlah mahasiswa, namun karena ada persepsi menyimpang yang menyebar di banyak mahasiswa.
Secuil, ya hanya secuil, banyak mahasiswa yang berpikiran bahwa ia mengambil jatah lauknya, plus secuil patahan lauk, dan demikian seterusnya sepotong tahu, atau tempe atau ayam goreng atau ikan goreng + secuil lainnya.
Akhirnya banyak yang berusaha mencari cuilan ayam atau tempe di tumpukan ayam goreng atau tempe goreng, dengan cara dibolak dan dibalik.
Karena terus dibolak dan dibalik, maka tempe goreng atau ayam goreng atau ikan goreng yang tadinya utuh, mulai tercuil, dan terus tercuil hingga akhirnya mahasiswa yang datang terakhir tidak kebagian lauk makan walau hanya secuil. Jatahnya telah sirna bersama cuilan culian yang dianggap tak bertuan.
Kesimpulan ini saya dapatkan melalui pengamatan langsung terhadap perilaku mahasiswa ketika mengambil lauk.
Menyadari biang masalah, maka selepas sholat zhuhur di hari selanjutnya, saya maju ke depan Masjid dan mulai menjelaskan tentang keharaman memakan hak orang lain tanpa kerelaan darinya.
Sebagaimana saya juga berbicara tentang perilaku itsaar, yaitu mendahulukan saudaranya dibanding dirinya sendiri.
Kedua hal ini ternyata tanpa sadar telah dilanggar, berawal dari pola pikir "hanya nambah secuil atau hanya nambah cuilan"
Subhanalah, setelah saya memberikan tausiyah tentang kesalahan pola pikir "hanya nambah secuil" keesokan harinya saya mendapat laporan dari bagian dapur bahwa lauknya berlebih, bahkan setelah semua mahasiswa makan, masih saja didapatkan lauk tersisa.
STDI Imam Syafi ingin menumbuhkan kesadaran akan hak saudara kita, walau kesempatan berbuat curang terbuka lebar - lebar. Pendidikan ini diawali dari hal yang ringan, yaitu masalah lauk makan, yang sering kali mahasiswa dibiarkan mengambil sendiri nasi, sambal, sayur dan lauknya. Harapannya, masing-masing mahasiswa memiliki kesadaran bahwa di belakangnya masih banyak saudaranya yang juga berhak mendapatkan jatah lauk, sayur dan sambal yang disajikan.
Perlu saudara ketahui, di STDI Imam Syafii, mahasiswa, walaupun diasrama, namun memiliki banyak kelonggaran, menggunakan laptop, internet, HP dll, karena kami menganggap sudah waktunya mereka berlatih mendapat kepercayaan sebagaimana sudah waktunya pula kami belajar mempercayai mereka.
Semoga pola pikir " hanya nambah secuil" tidak kembali bersemi, semoga semua mahasiswa STDI Imam SYafii menjadi pejuang pejuang kebenaran dan semoga sekelumit kisah yang terjadi di sudut kampus STDI Imam Syafii ini menjadi pelajaran bagi kita semua.
Posting Komentar