Nestapa Indonesia, Diawali dari Jakarta
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/08/nestapa-indonesia-diawali-dari-jakarta.html
By: Nandang Burhanudin
****
(1)
Jakarta oh Jakarta. Jaya Karta. Fathan Mubiina. Kemenangan yang nyata.
(2)
Jakarta tak pernah dikangkangi kafir. Umat selalu setia membela Jakarta.
(3)
Sejelek-jeleknya Orba. Gubernur dan Wagub Jakarta tak pernah orang kafir.
(4)
Pra reformasi, PPP selalu leading di Jakarta. PKS pun sempat berjaya.
(5)
Ada keanehan. Mengapa Jakarta kini tak lagi dimiliki umat? Panjang memang.
(6)
Jakarta adalah target utama proyek Jericho 2000. Plan A gagal. Plan B dimainkan.
(7)
Faktor eksternal okelah. Tapi yang lebih parah. Faktor internal umat Islam sendiri.
(8)
Selain Ali Sadikin. Hampir tak ada gubernur Muslim berkarakter.
(9)
Sebagaimana parpol pemenang Jakarta, tak mampu menjadi magnet tegaknya peradaban.
(10)
Kini Jakarta dicengkeram moncong putih. Aliansi kejahatan bersatu.
(11)
Sayangnya. Aliansi keumatan malah tersihir moncong Mega. Parpol Islam malah limbung.
(12)
Politik adalah perang. Sedang perang adalah tipu daya. Parpol Islam oleng ditipu karena hilang daya.
(13)
Mega itu benci banget sama PPP dan PKS. Ingat tragedi asal bukan Mega di SU MPR zaman pak Amien?
(14)
Kini. Mega menjalankan politik asal bukan PKS dan PPP asli. Balas dendam tentunya.
(15)
Mega itu sudah pengalaman membalas dendam. Efek dari pahitnya ibu tiri.
(16)
Gak habis pikir. Parpol Islam fokus pada asal bukan AHOK. Padahal AHOK adalah ATM si moncong putih.
(17)
Mosok lupa kasus papa minta saham. Kasus Ketua PDIP yang kritisi Jokowi. Semua bermain licik dan penuh intrik.
(18)
Jelas lawan tanding PDIP hanya Golkar. Kampiun dalam berganti kulit dan warna. Bunglon.
(19)
Jadi. Parpol Islam siap-siap ditinggal konstituen. Banyak Golputers dan HaTers adalah berkah bagi si Moncong Putih.
(20)
Salam ukhuwwah. Salam tadhiyyah. Semoga dalil dan dalih tidak digunakan untuk suatu nilai yang tak seberapa.
(21)
Semoga tidak lupa. Allahu Ghaayatunaa. AlQuran Dustuurunaa. ArRasuul Qudwatunaa. Aljihad Sabiilunaa. AlMautu fii sabiilillah asmaa amaaniinaa.
Jakarta tak pernah dikangkangi kafir. Umat selalu setia membela Jakarta.
(3)
Sejelek-jeleknya Orba. Gubernur dan Wagub Jakarta tak pernah orang kafir.
(4)
Pra reformasi, PPP selalu leading di Jakarta. PKS pun sempat berjaya.
(5)
Ada keanehan. Mengapa Jakarta kini tak lagi dimiliki umat? Panjang memang.
(6)
Jakarta adalah target utama proyek Jericho 2000. Plan A gagal. Plan B dimainkan.
(7)
Faktor eksternal okelah. Tapi yang lebih parah. Faktor internal umat Islam sendiri.
(8)
Selain Ali Sadikin. Hampir tak ada gubernur Muslim berkarakter.
(9)
Sebagaimana parpol pemenang Jakarta, tak mampu menjadi magnet tegaknya peradaban.
(10)
Kini Jakarta dicengkeram moncong putih. Aliansi kejahatan bersatu.
(11)
Sayangnya. Aliansi keumatan malah tersihir moncong Mega. Parpol Islam malah limbung.
(12)
Politik adalah perang. Sedang perang adalah tipu daya. Parpol Islam oleng ditipu karena hilang daya.
(13)
Mega itu benci banget sama PPP dan PKS. Ingat tragedi asal bukan Mega di SU MPR zaman pak Amien?
(14)
Kini. Mega menjalankan politik asal bukan PKS dan PPP asli. Balas dendam tentunya.
(15)
Mega itu sudah pengalaman membalas dendam. Efek dari pahitnya ibu tiri.
(16)
Gak habis pikir. Parpol Islam fokus pada asal bukan AHOK. Padahal AHOK adalah ATM si moncong putih.
(17)
Mosok lupa kasus papa minta saham. Kasus Ketua PDIP yang kritisi Jokowi. Semua bermain licik dan penuh intrik.
(18)
Jelas lawan tanding PDIP hanya Golkar. Kampiun dalam berganti kulit dan warna. Bunglon.
(19)
Jadi. Parpol Islam siap-siap ditinggal konstituen. Banyak Golputers dan HaTers adalah berkah bagi si Moncong Putih.
(20)
Salam ukhuwwah. Salam tadhiyyah. Semoga dalil dan dalih tidak digunakan untuk suatu nilai yang tak seberapa.
(21)
Semoga tidak lupa. Allahu Ghaayatunaa. AlQuran Dustuurunaa. ArRasuul Qudwatunaa. Aljihad Sabiilunaa. AlMautu fii sabiilillah asmaa amaaniinaa.
Posting Komentar