Sesekali, Perlulah Tabok Muka Sendiri
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/08/sesekali-perlulah-tabok-muka-sendiri.html
Bagi yang tinggal di komplek perumahan, sudah lazim kalau kita suka memberi makanan atau kopi untuk para anggota satpam yang berjaga. Meskipun mereka sudah digaji dari iuran bulanan para penghuni, bukan berarti kita tak perlu berbagi kepada mereka.
Sesekali pas kebetulan ada rejeki, adalah sedikit kopi dan makanan, berikan sambil lewat saat pulang dari kantor, atau sengaja diantar jika berkesempatan.
Satu kali, penyakit hati tetiba mengusik, merasa lebih sering memberi makanan kepada para satpam. Sampai satu kesempatan saat memberikan makanan ringan di gerbang, bersamaan dengan tukang nasi goreng yang membawakan lima atau enam bungkus nasi sesuai jumlah yang berjaga malam itu.
Ternyata, nggak cuma sekali, beberapa malam berikutnya melihat lagi tukang nasi goreng bawakan beberapa bungkus lagi ke satpam.
Malam berikutnya, tanyalah saya ke tukang nasi goreng, "mas, satpam sering beli nasi goreng?"
"Bukan pak, itu ada yang membelikan..." jawab si mas.
"Oya? Siapa? Sering?" saya penasaran.
"Ada pak, warga komplek juga. Tapi saya nggak boleh kasih tahu, itu semua satpam juga tanya saya siapa yang sering beliin nasi, nggak saya jawab. Nggak cuma nasi, kadang saya dititipi uang untuk belikan sesuatu di alfamart, terus diberikan ke satpam," jelas si mas.
"Ah, siapa sih? Nggak boleh tahu saya?"
"Nggak pak, kata beliau cukup saya dan Allah saja yang tahu..." tamparan keras buat diri ini.
Sesekali memang perlu tabok muka sendiri. Bukan karena memberi harus sembunyi, karena terang-terangan pun tak salah, apalagi jika niatnya untuk syiar. Tetapi tabok muka sendiri untuk satu kesadaran, bahwa orang lain pun berbagi, bahkan jauh lebih baik. Bahwa orang lain juga suka memberi, lebih sering bahkan, tapi tak merasa lebih baik.
Kita kadang merasa lebih baik hanya karena satu kebaikan yang sudah dikerjakan. Padahal ada yang sudah melakukan seribu kebaikan, tapi tetap rendah hati dan merasa belum berbuat apa-apa.
Pernah memberi sampai hanya Allah dan Nabinya yang tersisa untuk dirinya? Pernah? Nggak. Tabok lagi deh muka sendiri. @bayugawtama
Posting Komentar