*Rapatkan Barisan saudaraku…!*

Minggu, 6 Agu 2017094

Dr M Arifin Badri, MA

Kekuatan ummat Islam kembali diukur, nampaknya ummat Islam harus merenungkan pepatah bijak nenek moyang “air beriak tanda tak dalam sedang air tenang menghanyutkan”.

Saudaraku! Masjid dan mimbarnya sepatutnya kita optimalkan untuk merajut kembali kekuatan ummat Islam. Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memimpin negara Islam, demikian juga para khulafa’ dari atas mimbar. Bahkan komando untuk pasukan perangpun disampaikan melalui mimbar masjid.

Hoak telah berlalu, kini aktor pemancing lain mulai menakar seberapa dalam samudra ummat Islam.

Mereka mengira bahwa gelombang air bah Ummat Islam karena pengaruh figur yang sedang tiarap semata bukan karena “kobaran Iman”. Karena itu tugas para da’i, kiyai, ulama’, guru ngaji, para khotib jum’at untuk membangun iman masyarakat, agar tidak luntur hanya karena beberapa uang, atau beberapa butir beras atau beberapa bungkus mie instan.

Saudaraku PR ummat Islam di negri ini masih panjang dan badai belum berlalu.

Mari kita terus pekikkan takbir “Allahu Akbar” dan rapikan berisan dengan iman bukan dengan ormas atau partai atau ras atau lainnya. Mari rapatkan shof sholat kita, makmurkan masjid, ndak usah turun jalan, tapi turun ke masjid sebanyak 5 waktu, turun ke masid ketika ada kajian, pindahkan anak anak ke sekolah sekolah Islam, belanja ke toko toko ummat Islam, atau minimal ke pasar pasar tradisional, jilbabi istri dan anak wanita kita, biarkan mereka melihat Ummat Islam kembali kepada agamanya. Karena hanya dengan kembali kepada ajaran Islam kejayaan ummat dapat terukir kembali.

Matikan musik anda, dan segera lantunkan ayat ayat suci Al Qur’an . Percayalah bila dari rumah anda dan juga kendaraan anda tidak lagi terdengar musik tapi terdengar dengan merdu ayat ayat suci Al Qur’an, mereka akan ciut nyali.

Ya Allah, satukan hati hati ummat Islam di atas agama-Mu dan jauhkan mereka dari tipu daya orang orang munafik, amiin. *)Tulisan diambil dari Fanspage Dr Muhammad Arifin Badri Hafhudzahullah