Titik temu
Titik Temu
Boleh jadi kita tidak sepakat dalam beberapa hal, tapi kita sudah sepakat untuk saling bersaudara. Itu yang selalu terngiang dalam benak saya selepas dinasihati ustadz @oemar_mita
Sebab memang tak mungkin bagi manusia untuk sama dalam semua hal, yabg sejak awal saja sudah beda fisik dan penampakan diri. Perbedaan adalah sunatullah dan wajar. Bahkan mengayakan dan indah
Untungnya Islam punya mekanisme hingga beda itu bisa dirajut temali ukhuwah, walau tak sama dalam garis, namun ada titik-titik temu yang tak bakal berubah bagi mereka yang mengasihi karena Allah
Ustadz @hanan_attaki mengingatkan pada semua pada malam itu, bahwa Allah memiliki hamba-hamba, yang diberi tugas masing-masing, seperti layaknya pensyariatan adzan. Tak harus semua dari Rasulullah
Maka tiap-tiap sel dalam dakwah ini menentukan, dengan segala cara dan ragamnya, semua menuju pada Allah, memmbuat manusia bahagia dengan cara taat pada Allah sang pembagi nikmat dan bahagia
Sementara saya adalah yang paling beruntung diantara mereka berdua, paling banyak menerima nasihat dan masukan, dan hanya berharap bahwa saya dikelompokkan Allah selevel mereka berdua, sebab cinta saya pada mereka tersebab Allah
Ba'da maghrib hingga isya, jamuan Allah di Masjid Nabawi hari itu akan jadi saksi, bahwasanya dakwah itu menyatukan, Islam itu mengikat kebaikan-kebaikan. Dan bahwa rencana Allah itu lebih baik dan kadang diluar dugaan manusia
Bagaimana tidak, kami tak pernah menyangka, mengatur atau merancang pertemuan di kota Nabi ini, hanya Allah yang mampu. Titik temu kali ini di Mabes Dakwah Rasulullah, alhamdulilah ☺️☺️☺️
.
Note, maksud Ust. Oemar Mitta dengan telunjuk tentu saja tauhid. Kalau saya mungkin hanya penegasan bahwa saya beristri satu, kalau Ust. Hanan? Silakan ditanyakan sendiri, bisa jadi itu cita-cita 😂😂😂
@felixsiauw
Posting Komentar