*Menyapa dengan Takwa, Membalas Dengan Mulia*

وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالْإِثْمِ ۚ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ ۚ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ

_Dan apabila dikatakan kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah,” bangkitlah kesombongannya untuk berbuat dosa. Maka pantaslah baginya neraka Jahanam, dan sungguh (Jahanam itu) tempat tinggal yang terburuk._

*AlBaqoroh 206*
__________________
*Stop Point*

Butuh energi besar ketika memberi nasehat. Ia bermultiplikasi 2 arah : kepada yg dinasehati dan lebih lebih kepada kita sendiri.

Butuh energi juga untuk menerima nasehat : menerima suka cita jika ianya adalah fakta. Menerima dengan sabar ketika ianya hanya fitnah belaka atau praduga tak disangka.

Apapun jenis nasehatnya, apalagi itu tentang ketakwaan, maka kunyahlah dan cobalah telan sambil sesekali berfikir : kalau pun nasehat itu mengandung pujian, pastinya semua pujian kembali kepada Alloh. Jika nasehat itu mengandung hinaan, memanglah kepantasan kita yg hina yg penuh dengan dosa.

Jangan kiranya kesombongan dan harga diri memaksa kita mengelu elukan diri yg sebenarnya tidaklah banyak merubah esensi.

Sejatinya, nasehat selalu bernutrisi. Sejatinya nasehat selalu membuat kita naik kelas agar meninggi.

Teringat pesan baginda SAW diriwayatkan ibnu mas'ud :

وإن أبغض الكلام إلى الله أن يقول الرجل للرجل: اتق الله، فيقول: عليك بنفسك

_Dan sesungguhnya ucapan yang paling dimurkai oleh Allah adalah ketika seseorang berkata kepada orang lain:_

_bertakwalah kamu kepada Allah.' lalu orang itu menjawab,_

عليك بنفسك

_'KAMU URUS SAJA DIRIMU SENDIRI.'_

*Silsilah Al Ahadits Ash-Shahihah (no.2598)*

Sebenarnya, berterima kasihlah kepada mereka yg masih mau meluruskan kita : baik dengan tajam atau lembutnya lisan, baik dengan keras atau lembutnya perbuatan.

Ketika ia adalah nasehat ketakwaan : terimalah, kunyahlah dan makanlah dengan seksama😊

Eka RH