Mulazamh dengan Guru

*Mulazamah Dengan Guru*
_Kiai Dr. Abdi Kurnia Djohan_

T : siapa gurumu mas?
J : Ust. Abdul Shomad
T : sudah pernah menemui beliau?
J : belum
T : berkirim surat kepada beliau?
J : belum
T : Kalau begitu, Ust. Abdul Shomad itu bukan gurumu.
J : kok begitu?

T : Kalau Ustad itu gurumu, pasti kamu akan berusaha untuk bertemu atau berinteraksi dengannya.

J : Iya, tapi khan beliau tinggalnya di Riau, saya di Jakarta. Lagi pula, khan ceramah-ceramah beliau itu ada di youtube dan facebook, jadi untuk apa saya harus berpayah-payah ketemu beliau.

T : Mas, youtube dan facebook itu teknologi. Teknologi itu cuma alat, ia tidak bisa menggantikan silaturahmi berikut nilai-nilainya. Kalau sampeyan menganggap alat itu sebagai pengganti silaturahmi, itu artinya sampeyan memang gak mau silaturahmi.

J : Terus saya harus bagaimana dong?

T : kirimlah surat atau pesan kepada ustad yang kamu anggap guru, jika kamu tidak bisa bertemu dengannya. Mintalah agar dia mendoakanmu supaya Allah mengumpulkanmu bersamanya dan para nabi nanti pada hari kiamat.

Dahulu Imam Syafi'i menyatakan keinginannya berguru kepada Imam Malik dengan cara berkirim surat. Begitu pula dengan KH Sahal Mahfud. Ketika beliau ingin berguru kepada Syaikh Yasin al-Fadani, beliau berkirim surat.

Hingga pada akhirnya Allah mempertemukan guru dengan murid itu ke dalam sebuah majelis.

Lagi pula, tolong sampeyan ingat mas, ngaji via youtube atau fb itu sedikit keberkahannya, dibandingkan ngaji langsung di majelis.

catatan: nama Ustad hanyalah contoh

#ayo_sana_ngaji