KONSEP NALAR & LOGIKA KEKUASAAN ARAH BARU INDONESIA.
****
Kita tidak bisa menyetop banyak kemungkaran kecuali dengan kekuasaan, kekuasaan itu sangat vital bagi muslim.
Kita tidak bisa melipatgandakan amal dalam negara kecuali dengan kekuasaan, se sholeh apapun kita secara pribadi.
Kita tidak bisa mengatur hajat hidup orang banyak kecuali dengan kekuasaan, secerdas apapun kita sebagai personal.
Kita tidak bisa memberantas banyak praktek jual beli harga diri kedaulatan negara kecuali dengan kekuasaan.
Kekuasaan logikanya adalah logika pertempuran, logika pasar persaingan sempurna, tidak ada kesempatan kedua bagi mereka yang lemah analisa dan lemah membaca zaman.
Tidak ada perolehan kekuasaan yang maksimal dengan pola perjuangan sempit, kerdil, membingungkan & logika yayasan.
Tidak ada kursi kekuasaan gratis dalam politik kecuali itu direbut dengan kerja keras, memperbanyak kawan, melebarkan sayap, mengakomodir semua perbedaan dan memperluas ceruk pemilih.
Tidak akan ada kekuasaan yang bisa digenggam erat jika teman dekatnya saja lari, jika teman sekamar saja dicurigai, jika loyalisnya pada cabut, silahkan cari seribu alasan membela diri, zaman akan tetap menghukum kita, karena melawan sunnatullah.
Islam adalah agama moderat, jalan politik islam juga moderat, dia transparan tidak kabur, terang tidak buram, narasi nya jelas tidak main petak umpet.
Narasi politik islam begitu gamblang dan modern, tidak terjebak pada jumudisme timur, menolak liberalisme barat, dan menolak paham ISIS masuk ke partai dan isntitusi politik.
Narasi politik islam to the point kepada Maqoshid Syariyyah, tidak berbelit seperti ilmu filsafat, dan tidak berdiri diatas dalil dalil lemah yang mengecoh.
Narasi Politik islam sangat fleksibel dan kredibel, mudah dan ramah, tidak kaku alias murunah, mengutamakan kabar gembira dan tidak membesar besarkan musuh, tidak ada rapat diatas rapat, tidak ada "intel" diluar negara, apalagi intel intel kampungan kualitas karbitan.
Narasi politik islam menyentuh bab bab kulliyyat, fokus pada sasaran amal, tidak sibuk dengan cover, dia lurus menuju gagasan gagasan utama negara madani yang tidak hanya diatas kertas.
Narasi politik islam menerima tajdid atau pembaharuan, memahami ibtikar atau inovasi, dan beradaptasi dengan zaman dan konstelasi politik dimana dia berijtihad.
Narasi politik islam tidak mentolerir akal yang malas, nalar yang lemah, ilmu cocoklogi yang melambai lambai, dan tokoh karbitan yang gagap gugup juga undercapacity.
Nalar politik Islam cakupannya adalah dunia, tidak berwawasan sempit, tidak mengkotak kotakkan rakyat, tidak terjebak pada paham fatalisme kanan, juga tidak sibuk dengan teori populisme kanan dan kiri.
Nilai nilai dasar dalam narasi politik islam adalah persatuan atas dasar kewarasan, konsolidasi isi bukan menampung para penambah beban, dan merangkul semua potensi bangsa tanpa terkecuali untuk melihat masa depan.
Konsensus ulama dalam logika dan nalar politik islam adalah persatuan semua negara islam, meletakkan dasar dasar makna khilafah di abad modern yang bisa saja berbentuk negara konfederasi, beradaptasi dengan semua isme sosial politik yang ada di era masing masing.
Kita berjuang dengan pengetahuan, kita berjuang dengan GPS baru yang normal, bukan GPS jadul yang amburadul, kita berjuang dengan GPS baru yang memiliki presisi, sebelum kita suka menyalahkan takdir lalu suka menyalahkan Tuhan atas semua akal malas mereka dan ikhtiar yang minimal tanpa ilmu yang menerangi.
*Tengku Zulkifli Usman.*
Arah Baru Indonesia.
Posting Komentar