Klarifikasi Deni Saco, Wartawan yang Ikut Terkena Fitnah pada Kasus "Taman Rusak"
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/10/klarifikasi-deni-saco-wartawan-yang.html
Berikut saya copas dari status Facebooknya:
Gw ini potograper yg juga mantan jurnalis yg masih kuat insting jurnalistiknya. Kalo kata mahatma gandhi, semua orang adalah setara, kecuali potograper & wartawan. Posisi non setara yg artinya spesial diatas awam agar dpt priviledge utk mengakses gambar atau berita. Demikian, bukan cuma diri diatas rumput rusak, bahkan manjat tembok rusak pun gw jabanin. Termasuk tembok rusak di atas sungai ciliwung yg rusak akibat okupasi bangunan beton manusia² perusak lingkungan DAS ciliwung ini.
Sekai lagi, yg kemaren di balaikota itu rumput yg gw injek emang udah ancur. Pun belom ancur, gw memaklumi pihak yg merusak rumput tsb lantaran situasi lapangan emang rawan ketika dijejelin puluhan ribu demonstran. Ga ada urusan dengan ekologi, wong yg rusak cuma taman kecil artifisial yg insignifikan dlm lingkungan hidup. Gaperlu gw sebut brp ratus pohon gw tanem atau aktivitas penghijauan laennya yg emang signifikan dlm usaha memperbaiki kualitas LH.
Yg pasti, pemerintahan jokowi-ahok gapernah sedikitpun berbuat utk memperbaiki RTH, bahkan kerap merusak seperti reklamasi laut jakarta & betonisasi ciliwung.
Peristiwa rusaknya taman di balaikota yg cuma seicrit kmrn gausah diekspose segitunyalah, apalagi sampe ngumbar fitnah segala. Fokus aja pada substansi masalah, materi hukum yg menjerat subyek penistaan agama, yaitu ahog. Gausah ikut²an gagal nalar dgn berkoar meluber kemana² seperti yg mereka inginkan.
=== akhir copas ===
Secara pribadi saya meminta maaf kepada Deni Saco, juga kepada teman-teman wartawan lainnya yang ikut terkena fitnah. Saya mendapatkan foto tersebut dari medsos. Ketika saya men-share-nya, yang terbayang oleh saya adalah wartawan secara umum, khususnya para wartawan yang pro ahok, bukan personil wartawan tertentu (karena saya pun aslinya tidak kenal kepada para wartawan yang muncul pada foto tersebut).
Jadi intinya, dalam persepsi saya, yang dituduh lewat gambar tersebut adalah para wartawan secara umum, khususnya yang pro ahok, bukan personil wartawan tertentu secara khusus. Saya sama sekali tidak kepikiran jika akhirnya ada wartawan secara personal yang terganggu oleh gambar tersebut. Untuk itu sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Hikmah dari peristiwa ini:
Sepertinya ada pihak yang hendak mengadu domba, mengalihkan fokus kepada hal-hal lain. Ahok yang jadi sasaran, namun mereka belokkan ke arah wartawan, sehingga wartawan yang menjadi korban sasaran.
Sekali lagi saya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kekhilafan tersebut. Dan semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, termasuk saya, agar lebih hati-hati di dalam memposting apapun.
Sekali lagi mohon maaf sebesar-besarnya. Dan posting yang berisi foto wartawan tersebut telah saya hapus.
Dan untuk mas Deni Saco, saya telah mengirim pesan permintaan maaf ke antum via inbox. Mohon dicek ya.
Terima kasih
Jonru
Gw ini potograper yg juga mantan jurnalis yg masih kuat insting jurnalistiknya. Kalo kata mahatma gandhi, semua orang adalah setara, kecuali potograper & wartawan. Posisi non setara yg artinya spesial diatas awam agar dpt priviledge utk mengakses gambar atau berita. Demikian, bukan cuma diri diatas rumput rusak, bahkan manjat tembok rusak pun gw jabanin. Termasuk tembok rusak di atas sungai ciliwung yg rusak akibat okupasi bangunan beton manusia² perusak lingkungan DAS ciliwung ini.
Sekai lagi, yg kemaren di balaikota itu rumput yg gw injek emang udah ancur. Pun belom ancur, gw memaklumi pihak yg merusak rumput tsb lantaran situasi lapangan emang rawan ketika dijejelin puluhan ribu demonstran. Ga ada urusan dengan ekologi, wong yg rusak cuma taman kecil artifisial yg insignifikan dlm lingkungan hidup. Gaperlu gw sebut brp ratus pohon gw tanem atau aktivitas penghijauan laennya yg emang signifikan dlm usaha memperbaiki kualitas LH.
Yg pasti, pemerintahan jokowi-ahok gapernah sedikitpun berbuat utk memperbaiki RTH, bahkan kerap merusak seperti reklamasi laut jakarta & betonisasi ciliwung.
Peristiwa rusaknya taman di balaikota yg cuma seicrit kmrn gausah diekspose segitunyalah, apalagi sampe ngumbar fitnah segala. Fokus aja pada substansi masalah, materi hukum yg menjerat subyek penistaan agama, yaitu ahog. Gausah ikut²an gagal nalar dgn berkoar meluber kemana² seperti yg mereka inginkan.
=== akhir copas ===
Secara pribadi saya meminta maaf kepada Deni Saco, juga kepada teman-teman wartawan lainnya yang ikut terkena fitnah. Saya mendapatkan foto tersebut dari medsos. Ketika saya men-share-nya, yang terbayang oleh saya adalah wartawan secara umum, khususnya para wartawan yang pro ahok, bukan personil wartawan tertentu (karena saya pun aslinya tidak kenal kepada para wartawan yang muncul pada foto tersebut).
Jadi intinya, dalam persepsi saya, yang dituduh lewat gambar tersebut adalah para wartawan secara umum, khususnya yang pro ahok, bukan personil wartawan tertentu secara khusus. Saya sama sekali tidak kepikiran jika akhirnya ada wartawan secara personal yang terganggu oleh gambar tersebut. Untuk itu sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Hikmah dari peristiwa ini:
Sepertinya ada pihak yang hendak mengadu domba, mengalihkan fokus kepada hal-hal lain. Ahok yang jadi sasaran, namun mereka belokkan ke arah wartawan, sehingga wartawan yang menjadi korban sasaran.
Sekali lagi saya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kekhilafan tersebut. Dan semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, termasuk saya, agar lebih hati-hati di dalam memposting apapun.
Sekali lagi mohon maaf sebesar-besarnya. Dan posting yang berisi foto wartawan tersebut telah saya hapus.
Dan untuk mas Deni Saco, saya telah mengirim pesan permintaan maaf ke antum via inbox. Mohon dicek ya.
Terima kasih
Jonru
Posting Komentar