Shalat Gerhana Bersama Syaikhuna Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah
https://bariqunnury.blogspot.com/2018/08/shalat-gerhana-bersama-syaikhuna.html
Semenjak di pondok pesantren saya bercita-cita untuk melanjutkan belajar ke Timur Tengah. Beberapa kali ikut tes masuk di Universitas Islam Madinah KSA tapi tidak pernah lulus, padahal sempat rangking satu dalam tes tersebut yang saat itu dipimpin Fadhilatusy Syaikh Prof Dr Muhammad Khalifah At-Tamimi hafidhahullah.. Ternyata Allah mempunyai rencana lain, saya mendapat beasiswa melalui Yayasan Al-Sofwa Jakarta untuk mulazamah [berguru intensif] kepada Fadhilatusy Syaikh Al-Imam Al-'Allamah Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah, sebuah kesempatan emas yang tidak mudah untuk diraih, Alhamdulillah, puji syukur hanya untuk Allah kemudian terima kasih kepada semua pihak yang terkait.
Allah berikan kesempatan kepada saya untuk bermulazamah kepada Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah selama empat tahun, mulai 1997 sampai 2001 M atau akhir 1417 H sampai Beliau wafat 1421 dan kami pulang ke Indonesia akhir 1421 H. (Setelah saya periksa lagi data-data yang ada, ternyata saya pulang ke Indonesia bukan akhir 1421 H, tapi awal 1422 H).
Banyak pelajaran yang kami dapat dari Beliau diantaranya praktek shalat Gerhana.
Pada masa kami bermulazamah handphone adalah barang mewah yang tidak ada seorangpun diantara kami memilikinya dan bahkan kami tidak mengetahui berita apapun yang terjadi di dunia karena pada saat itu kami hanya fokus kepada belajar, belajar dan belajar sehingga kapan terjadi Gerhana kami juga tidak mengetahuinya.
Malam itu (tidak ingat tanggal dan tahunnya) pada saat kami sedang belajar di majelis Beliau, di Masjid Al-Jami' Al-Kabir Unaizah Al-Qasim KSA tiba-tiba ada seorang tholib (penuntut ilmu) yang memberitahukan kepada Beliau bahwa telah terjadi Gerhana Bulan. Beliau keluar dari masjid untuk memastikan dengan melihatnya langsung dan ternyata benar telah terjadi Gerhana Bulan. Kemudian Beliau perintah muadzdzin untuk menyerukan "Ash-Sholatu Jami'ah" yang tujuannya adalah agar kaum muslimin berkumpul di masjid untuk melaksanakan shalat Gerhana.
Masjidpun penuh dengan jama'ah dari berbagai penjuru Unaizah dan shalat Gerhana dimulai dengan imam dan khatib Beliau sendiri.
Beliau Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah shalat dengan sangat panjang membaca surat Al-Baqarah. Suasana sangat mencekam dan menakutkan seakan sedang terjadi kiamat. Kami semua menangis sepanjang shalat.
Subhanallah.. Benar-benar terasa hikmah dari terjadinya Gerhana sebagaimana telah disebutkan dalam riwayat-riwayat shahih dari Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam bahwa tujuan utama dari Gerhana ini adalah Allah hendak menunjukkan kebesaranNya untuk menakut-nakuti hamba-hambaNya agar mereka bertaubat dan berbuat kebaikan.
Pada jaman Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam dahulu Gerhana menjadikan para sahabat Nabi sangat takut bahkan Asma' bintu Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhuma sampai pingsan karena rasa takut.
Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam pada saat Gerhana banyak menyinggung tentang kematian, fitnah kubur, surga dan neraka.
Hikmah dan tujuan ini sudah hilang dari kebanyakan kaum muslimin, tidak ada lagi perasaan takut ketika terjadi Gerhana karena telah diumumkan kepada masyarakat sebelum terjadinya.
Masjid-masjid sibuk berebut jama'ah untuk shalat Gerhana di masjidnya dan kemudian berbangga-bangga dengan banyaknya jama'ah yang shalat Gerhana di masjidnya, sungguh ini adalah fenomena yang menyedihkan dan kosong dari makna.
Bahkan ada lagi yang lebih memilukan, sebagian manusia sibuk mengabadikan Gerhana dengan mengambil gambar, berfoto dan bergembira ria ketika Gerhana telah total mirip seperti merayakan pergantian tahun pada saat tahun baru. Gerhana dijadikan ajang rekreasi dengan bersuka cita.
Adapula yang paling parah, menyambut Gerhana Matahari Total dengan mengadakan pentas musik. Bukannya beribadah tapi justru bermaksiat.
Ya Allah, kami hanya mengadu kepadaMu tentang keadaan umat ini..
Semoga tulisan singkat ini bermanfaat.
Malang, Kamis 01 Jumadal Tsaniyah 1437 / 10 Maret 2016
Hamba Allah yang selalu berharap petunjuk, ampunan dan kasih sayangNya
Abdullah Sholeh Hadrami
@AbdullahHadrami
Allah berikan kesempatan kepada saya untuk bermulazamah kepada Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah selama empat tahun, mulai 1997 sampai 2001 M atau akhir 1417 H sampai Beliau wafat 1421 dan kami pulang ke Indonesia akhir 1421 H. (Setelah saya periksa lagi data-data yang ada, ternyata saya pulang ke Indonesia bukan akhir 1421 H, tapi awal 1422 H).
Banyak pelajaran yang kami dapat dari Beliau diantaranya praktek shalat Gerhana.
Pada masa kami bermulazamah handphone adalah barang mewah yang tidak ada seorangpun diantara kami memilikinya dan bahkan kami tidak mengetahui berita apapun yang terjadi di dunia karena pada saat itu kami hanya fokus kepada belajar, belajar dan belajar sehingga kapan terjadi Gerhana kami juga tidak mengetahuinya.
Malam itu (tidak ingat tanggal dan tahunnya) pada saat kami sedang belajar di majelis Beliau, di Masjid Al-Jami' Al-Kabir Unaizah Al-Qasim KSA tiba-tiba ada seorang tholib (penuntut ilmu) yang memberitahukan kepada Beliau bahwa telah terjadi Gerhana Bulan. Beliau keluar dari masjid untuk memastikan dengan melihatnya langsung dan ternyata benar telah terjadi Gerhana Bulan. Kemudian Beliau perintah muadzdzin untuk menyerukan "Ash-Sholatu Jami'ah" yang tujuannya adalah agar kaum muslimin berkumpul di masjid untuk melaksanakan shalat Gerhana.
Masjidpun penuh dengan jama'ah dari berbagai penjuru Unaizah dan shalat Gerhana dimulai dengan imam dan khatib Beliau sendiri.
Beliau Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah shalat dengan sangat panjang membaca surat Al-Baqarah. Suasana sangat mencekam dan menakutkan seakan sedang terjadi kiamat. Kami semua menangis sepanjang shalat.
Subhanallah.. Benar-benar terasa hikmah dari terjadinya Gerhana sebagaimana telah disebutkan dalam riwayat-riwayat shahih dari Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam bahwa tujuan utama dari Gerhana ini adalah Allah hendak menunjukkan kebesaranNya untuk menakut-nakuti hamba-hambaNya agar mereka bertaubat dan berbuat kebaikan.
Pada jaman Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam dahulu Gerhana menjadikan para sahabat Nabi sangat takut bahkan Asma' bintu Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhuma sampai pingsan karena rasa takut.
Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam pada saat Gerhana banyak menyinggung tentang kematian, fitnah kubur, surga dan neraka.
Hikmah dan tujuan ini sudah hilang dari kebanyakan kaum muslimin, tidak ada lagi perasaan takut ketika terjadi Gerhana karena telah diumumkan kepada masyarakat sebelum terjadinya.
Masjid-masjid sibuk berebut jama'ah untuk shalat Gerhana di masjidnya dan kemudian berbangga-bangga dengan banyaknya jama'ah yang shalat Gerhana di masjidnya, sungguh ini adalah fenomena yang menyedihkan dan kosong dari makna.
Bahkan ada lagi yang lebih memilukan, sebagian manusia sibuk mengabadikan Gerhana dengan mengambil gambar, berfoto dan bergembira ria ketika Gerhana telah total mirip seperti merayakan pergantian tahun pada saat tahun baru. Gerhana dijadikan ajang rekreasi dengan bersuka cita.
Adapula yang paling parah, menyambut Gerhana Matahari Total dengan mengadakan pentas musik. Bukannya beribadah tapi justru bermaksiat.
Ya Allah, kami hanya mengadu kepadaMu tentang keadaan umat ini..
Semoga tulisan singkat ini bermanfaat.
Malang, Kamis 01 Jumadal Tsaniyah 1437 / 10 Maret 2016
Hamba Allah yang selalu berharap petunjuk, ampunan dan kasih sayangNya
Abdullah Sholeh Hadrami
@AbdullahHadrami
Posting Komentar