Kecemburuan terhadap Agama
https://bariqunnury.blogspot.com/2017/02/kecemburuan-terhadap-agama.html
Ibnu Al-Qayyim mengatakan ketika mengecam orang yang tak punya kecemburuan bila agama diserang:
وَأَيُّ دِينٍ وَأَيُّ خَيْرٍ فِيمَنْ يَرَى مَحَارِمَ اللَّهِ تُنْتَهَكُ وَحُدُودَهُ تُضَاعُ وَدِينَهُ يُتْرَكُ وَسُنَّةَ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يُرْغَبُ عَنْهَا وَهُوَ بَارِدُ الْقَلْبِ سَاكِتُ اللِّسَانِ؟ شَيْطَانٌ أَخْرَسُ، كَمَا أَنَّ الْمُتَكَلِّمَ بِالْبَاطِلِ شَيْطَانٌ نَاطِقٌ، وَهَلْ بَلِيَّةُ الدِّينِ إلَّا مِنْ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ إذَا سَلِمَتْ لَهُمْ مَآكِلَهُمْ وَرِيَاسَاتِهِمْ فَلَا مُبَالَاةَ بِمَا جَرَى عَلَى الدِّينِ؟ ، وَخِيَارُهُمْ الْمُتَحَزِّنُ الْمُتَلَمِّظُ، وَلَوْ نُوزِعَ فِي بَعْضِ مَا فِيهِ غَضَاضَةٌ عَلَيْهِ فِي جَاهِهِ أَوْ مَالِهِ بَذَلَ وَتَبَذَّلَ وَجَدَّ وَاجْتَهَدَ، وَاسْتَعْمَلَ مَرَاتِبَ الْإِنْكَارِ الثَّلَاثَةِ بِحَسَبِ وُسْعِهِ. وَهَؤُلَاءِ - مَعَ سُقُوطِهِمْ مِنْ عَيْنِ اللَّهِ وَمَقْتِ اللَّهِ لَهُمْ - قَدْ بُلُوا فِي الدُّنْيَا بِأَعْظَمَ بَلِيَّةٍ تَكُونُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ، وَهُوَ مَوْتُ الْقُلُوبِ؛ فَإِنَّهُ الْقَلْبُ كُلَّمَا كَانَتْ حَيَاتُهُ أَتَمَّ كَانَ غَضَبُهُ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ أَقْوَى، وَانْتِصَارُهُ لِلدِّينِ أَكْمَلُ.
"Agama dan kebaikan macam apa untuk orang yang ketika melihat kehormatan Allah dilanggar, batasan-batasan-Nya disia-siakan, agama-Nya ditinggalkan dan sunnah Rasul-Nya dibenci sementara dia (ketika melihat itu -penerj) hatinya dingin dan lidahnya diam?!!
SETAN BISU! sebagaimana yg bicara bathil adalah setan bicara.
Mereka itulah penyebab bencana agama ini. Yaitu mereka yang bila sumber makanan dan kekuasaannya selamat maka merekapun tidak peduli apa yg terjadi pada agama.
Tokoh mereka biasanya yg suka bersedih dan berkomat-kamit. Kalau ada bagian kehormatan dan hartanya yg direndahkan maka dia segera bertindak cepat dan serius menggunakan tahapan pencegahan kemungkaran yg tiga itu sesuai kemampuannya.
Orang seperti ini di samping jatuhnya harga diri mereka di hadapan Allah dan kemurkaan Allah terhadap mereka, juga telah terfitnah di dunia dgn fitnah yg paling besar sementara mereka tidak sadar yaitu MATINYA HATI. Sebab, hati itu bila hidupnya sempurna maka dia makin sensitif untuk marah demi Allah dan Rasul-Nya, serta makin membara untuk membela agama."
(I'lam Al-Muwaqqi'in jilid 2 hal. 121, terbitan Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, tahqiq Muhammad Abdus Salam Ibrahim).
======================================================
Jadi, kecemburuan dan kemarahan bila agama atau perangkatnya dilecehkan adalah bagian dari hidupnya hati, sementara dingin terhadap hal tersebut dan hilang sensitivitas merupakan tanda matinya hati.
Aspirasi dan ekspresi demi membela agama Allah adalah bukti keimanan dengan dituntun oleh batasan-batasan syara'.
Ustadz Anshari Taslim Lc
Posting Komentar