REFLEKSI AKSI 411 : AKSI KEMENANGAN KITA

Fahri Hamzah

Saudaraku, diakhir pekan ini ketika mereka panik dengan kejadian kemarin, kita gunakan waktu untuk tafakur

Peristiwa kemarin adalah suatu puncak di antara puncak dalam sejarah pergerakan nasional kita.

Para ilmuwan yang jujur nanti akan mencatat secara akurat. Seberapa besar kejadian ini dan dampaknya

Kita ini ORANG JALANAN dan mengerti makna setiap peristiwa jalanan.

Kemarin kita telah dimenangkan, rakyat telah dibangkitkan dan ummat telah menemukan momentum konsolidasinya

Peristiwa "AksiDamai411" tidak akan sia-sia dan telah menjadi penanda. Ini adalah penanda kehadiran.

Sebuah kesadaran yang masif telah hadir, datang, siap berkorban dan sabar. Semua telah ditunjukkan.

Belum pernah Masjid Istiqlal kebanggaan kita itu menampung jama'ah sebesar kemarin

Belum pernah kawasan Istiqlal dan Medan Merdeka dipenuhi manusia dan mengepung Istana sebesar aksi kemarin.

Massa dari seluruh penjuru bangsa dan tiada henti berdatangan dengan zikir dan lagu kebangsaan yang sama.

Sejak seruan para ulama dan sambutan untuk datang dari seluruh penjuru negeri. Kehadiran kita adalah pembuktian.

Lalu di Jakarta mereka disambut dengan sikap yang sama dan ramah mesra.

Khotbah Jumat Imam Besar Masjid Negara Istiqlal Prof. Nasaruddin tidak saja menutup fitnah seolah beliau tak mendukung Aksi Damai 411

Tapi khotbah Jumat yang berjudul "Syukur" itu menutup kesempurnaan narasi yang selama ini kita bangun

Bahwa kita bersyukur telah dikaruniai bangsa yang besar dan atau ummat yang sabar

Dan kalau bukan karena kesabaran ummat yang besar ini negara tidak akan pernah ada.

"Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,"demikian direkam dalam pembukaan UUD45.

Keinginan yang luhur kita adalah keinginan yang luhur pada pendiri bangsa (founding fathers)

Keinginan yang kerap dikhianati termasuk oleh pemimpin sendiri tapi keinginan ini tak pernah mati.

(Dari twitter @fahrihamzah Sabtu, 5/11/16)