[Sembako vs Doa]





*Sebuah cacatan ringan Pilgub DKI putaran kedua.

Kemenangan telak Anies-Sandi dgn selisih prosentase suara hingga dua digit mengejutkan banyak pihak. Bukan hanya pengamat, lembaga-lembaga survey, dan tim anies-sandi saja, tapi juga mengejutkan timses ahok-djarot sendiri. (Tapi alhamdulillah semua legowo, kecuali si poltak). #LiatDiTV


Bagaimana tidak? 3 hari selama masa tenang, warga Jakarta di bombardir sembako secara masif dan vulgar oleh sekelompok org berbaju kota-kotak, bahkan di depan hidung aparat. Ribuan (atau mungkin jutaan) paket sembako, termasuk gerombolan sapi, hilir mudik tidak hanya di daratan tapi juta ‘semangat’ mengarungi perairan di sekitar Jakarta menuju pulau-pulau harapan (suara).

Ada kekhawatiran mendalam... jangan2 warga Jakarta bisa terbeli. Mau menyaingi mrk? Duit dari mana? Tapi pantang bagi org-org beriman utk berputus asa. Sebab kita punya senjata yg tidak dimiliki oleh mrk yg ingin memisahkan politik dgn agama, yaitu payung, eehh... DOA.

Ditambah lagi dgn suasana Jakarta yg mencekam akibat pengerahan massa secara besar-besaran dari masing-masing kubu pendukung paslon. Hanya bedanya... jika ditemukan massa dari pendukung Anies-Sandi yg akan masuk ke Jakarta maka aparat menghalaunya; tapi jika massa dari pendukung ahok-Djarot, pak aparat ‘pura-pura’ gak liat.

Apalagai jika yg datang adalah satgas dari ormas kepemudaan yg belum lama ini menganugerahi si penista agama dgn gelar ‘sunan’. Saya sih berbaik sangka saja, barangkali mereka datang ke Jakarta ingin ‘ngalap’ berkah dan minta air karomah dari sang sunan.

Malam-malam H-1 hingga pagi hari sebelum pencoblosan, seruan utk terus memperbanyak doa mampir di hampir semua group WA. Bahkan ada seorang ummahat yg bercerita bhw sepulang sholat maghrib, sang suami memanggil anak-anak dan semua istrinya... ehh, maksudnya memanggil istri dan semua anak-anaknya untuk khusyuk memanjatkan doa bagi kemenangan pemimpin muslim, kemudian dilanjutkan dgn mengkhatamkan bacaan surat al-baqarah. Meskipun nama mrk tidak tercantum di DPT, krn memang bukan warga Jakarta. Dan saya yakin ini banyak dilakukan oleh kaum muslimin di seluruh tanah air, bahkan mungkin mancanegara.

Seandainya... sekali lagi seandainya, doa memiliki wujud yg dapat dilihat, maka barangkali kita menyaksikan jutaan wujud doa yg terus melucur keatas, bagai roket, menggedor pintu2 langit, diiringi gemuruh takbir, tahmid, dan tahlil dari masjid-masjid seantero Jakarta. Allahu Akbar... Walillahilhamdu.

Dan akhirnya... Sang Pemilik langit dan seisinya, Sang Penggemgam hati2 manusia mengabulkan doa-doa tersebut. Serbuan sembako dari kaum penista agama tidak mampu membuat hati warga Jakarta untuk condong ke mrk.

وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً مَّا أَلَّفَتْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

"dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana".
(QS. Al-Anfal : 63)

******

Dah... bagiin aja sembakonya sekarang. Mubazir ditahan-tahan.

Om sembako om.

By Erwin

Related

Erwin 5132003955869123423

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item