Wabah Kalah
https://bariqunnury.blogspot.com/2017/04/wabah-kalah.html
Wabah Kalah
By: Nandang Burhanudin
*****
Di depan Kenesset, Netanyahu berlinang airmata, tidak bisa lagi beralibi atas kegagalannya menyelamatkan prajurit Israel yang ditawan HAMAS di Gaza.
Netanyahu cengeng. Ya. Tapi itulah airmata kekalahan. Kaget, Israel yang ditakuti tentara Arab, bisa lumer di hadapan HAMAS yang bersenjata sederhana.
Kini untuk menghukum HAMAS, ia gunakan AsSisi, PLO, dan Raja Jordania. Gaza kembali diisolir. PLO memangkas 30 persen jatah Gaza.
Sejatinya, kaum kafir adalah cengeng. Tengoklah kumpulan para raja Eropa saat berhadapan Sultan Mehmet. Menangis, Byzantium kok bisa ditaklukkan.
Maka ketika Eropa tak mampu membendung Tn. Erdogan. Dalam tangis mereka berteriak, Erdogan diktator, anehnya merestui kudeta di Mesir.
Tak jauh beda kalangan kafir di Indonesia. Kemenangan Anies Sandi di Jakarta, sudah dipersepsikan dengan kemenangan kaum radikal. Anehnya, nama ISIS dicantelkan.
Anies-Sandi radikal. Kita pun tak punya gambaran. Anies lulusan AS. Sandi seorang pengusaha. Radikal (baca: teror) nya dari sebelah mana?
Jawabannya: kesuksesan. Dunia Barat khawatir, Muslim intelek sukses merekonstruksi Islam dibingkai konsep-konsep modern yang dijual Barat.
Terbayang, dengan dana tak terbatas. Anies-Sandi memegang kendali hak anggaran, puluhan triliyun pertahun, untuk ibukota yang jumlah penduduknya 8 jutaan.
Saya tidak yakin Anies-Sandi pro PKS, sebagai parpol pengusung. Tapi kita akan bangga, jika janji membahagiakan kota Jakarta sukses dilakukan dengan kuasa di tangan.
Jadi ketakutan kalangan kafir lebih pada kesuksesan kalangan Islam mengelola kota. Lalu kemudian, mengelola negara. Model Eedogan cukup merepotkan. Padahal baru satu, bagaimana jika seribu?
By: Nandang Burhanudin
*****
Di depan Kenesset, Netanyahu berlinang airmata, tidak bisa lagi beralibi atas kegagalannya menyelamatkan prajurit Israel yang ditawan HAMAS di Gaza.
Netanyahu cengeng. Ya. Tapi itulah airmata kekalahan. Kaget, Israel yang ditakuti tentara Arab, bisa lumer di hadapan HAMAS yang bersenjata sederhana.
Kini untuk menghukum HAMAS, ia gunakan AsSisi, PLO, dan Raja Jordania. Gaza kembali diisolir. PLO memangkas 30 persen jatah Gaza.
Sejatinya, kaum kafir adalah cengeng. Tengoklah kumpulan para raja Eropa saat berhadapan Sultan Mehmet. Menangis, Byzantium kok bisa ditaklukkan.
Maka ketika Eropa tak mampu membendung Tn. Erdogan. Dalam tangis mereka berteriak, Erdogan diktator, anehnya merestui kudeta di Mesir.
Tak jauh beda kalangan kafir di Indonesia. Kemenangan Anies Sandi di Jakarta, sudah dipersepsikan dengan kemenangan kaum radikal. Anehnya, nama ISIS dicantelkan.
Anies-Sandi radikal. Kita pun tak punya gambaran. Anies lulusan AS. Sandi seorang pengusaha. Radikal (baca: teror) nya dari sebelah mana?
Jawabannya: kesuksesan. Dunia Barat khawatir, Muslim intelek sukses merekonstruksi Islam dibingkai konsep-konsep modern yang dijual Barat.
Terbayang, dengan dana tak terbatas. Anies-Sandi memegang kendali hak anggaran, puluhan triliyun pertahun, untuk ibukota yang jumlah penduduknya 8 jutaan.
Saya tidak yakin Anies-Sandi pro PKS, sebagai parpol pengusung. Tapi kita akan bangga, jika janji membahagiakan kota Jakarta sukses dilakukan dengan kuasa di tangan.
Jadi ketakutan kalangan kafir lebih pada kesuksesan kalangan Islam mengelola kota. Lalu kemudian, mengelola negara. Model Eedogan cukup merepotkan. Padahal baru satu, bagaimana jika seribu?
Posting Komentar