BEGINILAH JIKA ULAMA BERCANDA..
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/01/beginilah-jika-ulama-bercanda.html
Copas dari fb Pupung Abdullah
#
BEGINILAH JIKA ULAMA BERCANDA..
***
Seorang laki-laki menemui Imam
Asy Sya’bi rahimahullah lalu
bertanya,
“Aku menikahi wanita dan ternyata dia pincang. Bolehkah
aku menceraikannya? ” Beliau menjawab, ” Jika engkah
ingin lomba lari dengannya,
ceraikanlah.”
***
Imam Asy Sya’bi pernah
ditanya, “Bolehkah orang yang sedang ihram menggaruk
badannya?”
Beliau menjawab, “Boleh.”
Penanya, “Berapa kali?”
Jawab Asy Sya’bi, “Sampai
kelihatan tulangnya.” ***
Imam Asy Sya’bi rahimahullah
pernah ditanya tentang cara
mengusap jenggot
Beliau mengatakan, “Sela
selailah dengan jari jemarimu.” Penanya menyanggah, “Aku
khawatir tak bisa membasahi
seluruhnya.”
Beliau menjawab, “Jika kamu
khawatir, kamu bisa
merendamnya sejak awal malam.”
***
Seorang laki-laki menemui Abu
Hanifah lalu bertanya,
“Jika aku menjumpai sungai,
aku selalu mandi. Kemanakah harus kuhadapkan wajahku? Ke
arah kiblat atau kemana?”
Beliau rahimahullah menjawab,
“Yang paling utama kau
hadapkan wajahmu ke arah
bajumu agar tidak dicuri.” ***
Salah seorang penuntut ilmu
pernah menumpang mobil Syaikh
Al Albani rahimahullah. Kala itu
beliau mengemudi dengan
kecepatan tinggi. Penuntut ilmu tersebut menegur, “Pelan-pelan
wahai Syaikh. Syaikh Ibnu Baz
berpandangan ngebut di jalan
itu sama saja melemparkan diri
ke lembah kebinasaan.”
Syaikh Al Albani menimpali, “Fatwa ini keluar dari orang
yang belum pernah menikmati
seni mengemudi.”
Kata penuntut ilmu, “Bolehkah
ku sampaikan hal ini kepada
Syaikh Ibnu Baz?” Jawab Syaikh, “Silakan.”
Tatkala penuntut ilmu tersebut
menyampaikan kepada Syaikh
Ibnu Baz tentang ucapan Syaikh
Al Albani, beliau tertawa dan
berkata, “Katakan padanya, fatwa ini keluar dari orang yang
belum pernah terkena tilang.”
***
Salah seorang penuntut ilmu
bercerita tentang jawaban
cerdas yang ia dengar dari sebuah pertanyaan. Penanya
mengatakan bahwa ia telah
menikah namun ia ingin menikah
kedua kalinya dengan niat
menjaga kehormatan sang gadis.
Lalu jawaban Syaikh Ibnu Utsaimin, “Berikanlah uangmu
kepada pemuda miskin agar ia
bisa menikahi gadis tersebut.
Dengan demikian engkau
mendapatkan dua pahala
(Pahala menjaga kehormatan sang pemuda dan si gadis).
***
Kisah terpilih lainnya, suatu
ketika Syaikh Ibnu Ustaimin dan
Syaikh Ibnu Baz duduk dalam
satu majlis lalu seseorang bertanya kepada beliau berdua,
“Saat ini, telah ditemukan alat
yang bisa mengingatkan kita
jika lupa dalam shalat.
Seseorang tidak akan lupa lagi
selama menggunakan alat ini. Apa hukum menggunakan alat
semacam ini?
Syaikh Ibnu Baz terdiam namun
Syaikh Ibnu Ustaimin tertawa
lalu bertanya, “Apakah dia
bertasbih atau bertepuk tagan? (Maksud Syaikh jika bertasbih
berarti laki-laki, sebaliknya jika
bertepuk tangan berarti
perempuan).
***
Syaikh Ibnu Ustaimin ditanya, “Apa yang harus dilakukan
seseorang seusai berdoa?”
Jawab Syaikh, ” Menurunkan
kedua tangannya.”
***
Pertanyaan lain, jika seseorang mendengarkan ayat sajadah
melalui kaset rekaman, apakah
dia harus sujud?
Jawab Syaikh Ibnu Utsaimin,
“Ya. Jika kasetnya juga sujud.”
*** Suatu ketika Syaikh Ibnu
Utsaimin memberikan materi
pelajaran bab nikah tentang aib
wanita.
Salah seorang peserta pengajian
bertanya, “Jika suatu saat nanti aku menikah lalu kutemui
istriku ternyata dia ompong.
Apakah aib ini bisa jadi alasan
untuk membatalkan akad
nikah?”
Syaikh menjawab, “Berarti dia seorang wanita yang baik-baik
karena tidak mungkin
menggigitmu.”
***
Suatu saat Syaikh Ibnu Utsaimin
shalat di Masjidil Haram, Mekah. Usai shalat beliau keluar dan
hendak pergi ke suatu tempat
yang agak jauh, sehingga
membutuhkan mobil. Belaiu
menyetop taksi lalu melaju
bersamanya. Dalam perjalanan tersebut sang
sopir berkenalan dengan sang
penumpang.
Tanya si sopir, “Nama Anda
siapa ya syaikh?”
Syaikh menjawab ” Muhammad bin Utsaimin, ”
Si sopir terkejut, “Anda Syaikh
Utsaimin?” Si sopir mengira
Syaikh berbohong. Dia tidak
ingat sama sekali bahwa orang
yang bersamanya memang seperti Syaikh Utsaimin.
Jawab Syaikh, “Ya benar
Syaikh.”
Lalu Syaikh bertanya, ” Nama
Anda siapa Akh?”
Jawab sopir, “Syaikh Abdul Aziz bin Baz.”
Sontak Syaikh Utsaimin
terbahak, “Engkau Syaikh Abdul
Aziz Bin Baz?”
Si sopir menimpali, “Kalau
demikian apakah engkau Syaikh Ibnu Utsaimin?”
Syaikh menjawab, “Tetapi
Syaikh Abdul Aziz buta
bagaimana mungkin bisa nyupir
mobil?”
Tatkala keluar dari taksi barulah si sopir percaya bahwa
memang benar syaikh tersebut
adalah Syaikh Utsaimin.
***
Lihatlah Saudariku, para ulama
tersebut menghiasi ilmu di setiap ucapannya bahkan dalam hal
bercanda. Bercanda ada
aturannya diantaranya tidak
merendahkan orang lain dan
tidak berbohong. Semoga
guyonan ini bisa sedikit menyegarkan Anda
#
#
BEGINILAH JIKA ULAMA BERCANDA..
***
Seorang laki-laki menemui Imam
Asy Sya’bi rahimahullah lalu
bertanya,
“Aku menikahi wanita dan ternyata dia pincang. Bolehkah
aku menceraikannya? ” Beliau menjawab, ” Jika engkah
ingin lomba lari dengannya,
ceraikanlah.”
***
Imam Asy Sya’bi pernah
ditanya, “Bolehkah orang yang sedang ihram menggaruk
badannya?”
Beliau menjawab, “Boleh.”
Penanya, “Berapa kali?”
Jawab Asy Sya’bi, “Sampai
kelihatan tulangnya.” ***
Imam Asy Sya’bi rahimahullah
pernah ditanya tentang cara
mengusap jenggot
Beliau mengatakan, “Sela
selailah dengan jari jemarimu.” Penanya menyanggah, “Aku
khawatir tak bisa membasahi
seluruhnya.”
Beliau menjawab, “Jika kamu
khawatir, kamu bisa
merendamnya sejak awal malam.”
***
Seorang laki-laki menemui Abu
Hanifah lalu bertanya,
“Jika aku menjumpai sungai,
aku selalu mandi. Kemanakah harus kuhadapkan wajahku? Ke
arah kiblat atau kemana?”
Beliau rahimahullah menjawab,
“Yang paling utama kau
hadapkan wajahmu ke arah
bajumu agar tidak dicuri.” ***
Salah seorang penuntut ilmu
pernah menumpang mobil Syaikh
Al Albani rahimahullah. Kala itu
beliau mengemudi dengan
kecepatan tinggi. Penuntut ilmu tersebut menegur, “Pelan-pelan
wahai Syaikh. Syaikh Ibnu Baz
berpandangan ngebut di jalan
itu sama saja melemparkan diri
ke lembah kebinasaan.”
Syaikh Al Albani menimpali, “Fatwa ini keluar dari orang
yang belum pernah menikmati
seni mengemudi.”
Kata penuntut ilmu, “Bolehkah
ku sampaikan hal ini kepada
Syaikh Ibnu Baz?” Jawab Syaikh, “Silakan.”
Tatkala penuntut ilmu tersebut
menyampaikan kepada Syaikh
Ibnu Baz tentang ucapan Syaikh
Al Albani, beliau tertawa dan
berkata, “Katakan padanya, fatwa ini keluar dari orang yang
belum pernah terkena tilang.”
***
Salah seorang penuntut ilmu
bercerita tentang jawaban
cerdas yang ia dengar dari sebuah pertanyaan. Penanya
mengatakan bahwa ia telah
menikah namun ia ingin menikah
kedua kalinya dengan niat
menjaga kehormatan sang gadis.
Lalu jawaban Syaikh Ibnu Utsaimin, “Berikanlah uangmu
kepada pemuda miskin agar ia
bisa menikahi gadis tersebut.
Dengan demikian engkau
mendapatkan dua pahala
(Pahala menjaga kehormatan sang pemuda dan si gadis).
***
Kisah terpilih lainnya, suatu
ketika Syaikh Ibnu Ustaimin dan
Syaikh Ibnu Baz duduk dalam
satu majlis lalu seseorang bertanya kepada beliau berdua,
“Saat ini, telah ditemukan alat
yang bisa mengingatkan kita
jika lupa dalam shalat.
Seseorang tidak akan lupa lagi
selama menggunakan alat ini. Apa hukum menggunakan alat
semacam ini?
Syaikh Ibnu Baz terdiam namun
Syaikh Ibnu Ustaimin tertawa
lalu bertanya, “Apakah dia
bertasbih atau bertepuk tagan? (Maksud Syaikh jika bertasbih
berarti laki-laki, sebaliknya jika
bertepuk tangan berarti
perempuan).
***
Syaikh Ibnu Ustaimin ditanya, “Apa yang harus dilakukan
seseorang seusai berdoa?”
Jawab Syaikh, ” Menurunkan
kedua tangannya.”
***
Pertanyaan lain, jika seseorang mendengarkan ayat sajadah
melalui kaset rekaman, apakah
dia harus sujud?
Jawab Syaikh Ibnu Utsaimin,
“Ya. Jika kasetnya juga sujud.”
*** Suatu ketika Syaikh Ibnu
Utsaimin memberikan materi
pelajaran bab nikah tentang aib
wanita.
Salah seorang peserta pengajian
bertanya, “Jika suatu saat nanti aku menikah lalu kutemui
istriku ternyata dia ompong.
Apakah aib ini bisa jadi alasan
untuk membatalkan akad
nikah?”
Syaikh menjawab, “Berarti dia seorang wanita yang baik-baik
karena tidak mungkin
menggigitmu.”
***
Suatu saat Syaikh Ibnu Utsaimin
shalat di Masjidil Haram, Mekah. Usai shalat beliau keluar dan
hendak pergi ke suatu tempat
yang agak jauh, sehingga
membutuhkan mobil. Belaiu
menyetop taksi lalu melaju
bersamanya. Dalam perjalanan tersebut sang
sopir berkenalan dengan sang
penumpang.
Tanya si sopir, “Nama Anda
siapa ya syaikh?”
Syaikh menjawab ” Muhammad bin Utsaimin, ”
Si sopir terkejut, “Anda Syaikh
Utsaimin?” Si sopir mengira
Syaikh berbohong. Dia tidak
ingat sama sekali bahwa orang
yang bersamanya memang seperti Syaikh Utsaimin.
Jawab Syaikh, “Ya benar
Syaikh.”
Lalu Syaikh bertanya, ” Nama
Anda siapa Akh?”
Jawab sopir, “Syaikh Abdul Aziz bin Baz.”
Sontak Syaikh Utsaimin
terbahak, “Engkau Syaikh Abdul
Aziz Bin Baz?”
Si sopir menimpali, “Kalau
demikian apakah engkau Syaikh Ibnu Utsaimin?”
Syaikh menjawab, “Tetapi
Syaikh Abdul Aziz buta
bagaimana mungkin bisa nyupir
mobil?”
Tatkala keluar dari taksi barulah si sopir percaya bahwa
memang benar syaikh tersebut
adalah Syaikh Utsaimin.
***
Lihatlah Saudariku, para ulama
tersebut menghiasi ilmu di setiap ucapannya bahkan dalam hal
bercanda. Bercanda ada
aturannya diantaranya tidak
merendahkan orang lain dan
tidak berbohong. Semoga
guyonan ini bisa sedikit menyegarkan Anda
#
Posting Komentar