MUHAMMAD BIN MUSA AL-KHAWARIZMI , SANG PENEMU ALJABAR
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/01/muhammad-bin-musa-al-khawarizmi-sang.html
Anak-anak sekolah yang mendapatkan pelajaran Matematika saat ini mungkin banyak yang tak mengapresiasi pentingnya ilmu aljabar. Aljabar merupakan salah kontribusi paling penting yang diberikan masa kegemilangan peradaban Islam kepada dunia modern. Aljabar pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh ilmuwan dan matematikawan hebat, bernama Muhammad bin Musa al-Khawarizmi, yang hidup pada tahun 780-850 di Persia dan Iraq.
Dalam bukunya yang monumental, Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala (Indonesia: Buku Ringkas Perhitungan Aljabar dan Keseimbangan), dia menyatakan ada empat prinsip dasar dalam persamaan aljabar. Dalam judul bukunya sendiri terdapat kata “al-jabr” yang dalam bahasa Arab artinya “penyelesaian”, dan dari kata tersebut kata algebra dalam bahas Inggris (dan aljabar dalam bahasa Indonesia, ed) berasal.
Dalam bukunya, al-Khawarizmi menjelaskan bagaimana menggunakan persamaan aljabar dengan variabel yang tidak diketahui untuk menyelesaikan problem di dunia nyata seperti perhitungan zakat dan pembagian waris. Aspek unik dari alasannya dalam mengembangkan aljabar adalah keinginannya untuk membuat perhitungan-perhitungan dalam hukum Islam menjadi lebih mudah dilakukan di masa dimana belum ditemukan kalkulator dan komputer seperti kita saat ini.
Kitab al-Khawarizmi kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerald de Cramona. Di Eropa, dia dikenal dengan nama Algoritmi. Kata algoritma (english: algorithm) dalam dunia komputer juga berasal dari nama dan hasil karyanya. Tanpa jerih payahnya dalam mengembangkan aljabar, pengaplikasian matematika di keilmuan modern, seperti teknik akan sulit untuk dilakukan. Hasil karyanya digunakan sebagai rujukan di universitas-universitas Eropa selama ratusan tahun setelah kematiannya.
Sumber: http://www.anakregular.com/…/lima-penemuan-umat-islam-yang-…
Dalam bukunya yang monumental, Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala (Indonesia: Buku Ringkas Perhitungan Aljabar dan Keseimbangan), dia menyatakan ada empat prinsip dasar dalam persamaan aljabar. Dalam judul bukunya sendiri terdapat kata “al-jabr” yang dalam bahasa Arab artinya “penyelesaian”, dan dari kata tersebut kata algebra dalam bahas Inggris (dan aljabar dalam bahasa Indonesia, ed) berasal.
Dalam bukunya, al-Khawarizmi menjelaskan bagaimana menggunakan persamaan aljabar dengan variabel yang tidak diketahui untuk menyelesaikan problem di dunia nyata seperti perhitungan zakat dan pembagian waris. Aspek unik dari alasannya dalam mengembangkan aljabar adalah keinginannya untuk membuat perhitungan-perhitungan dalam hukum Islam menjadi lebih mudah dilakukan di masa dimana belum ditemukan kalkulator dan komputer seperti kita saat ini.
Kitab al-Khawarizmi kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerald de Cramona. Di Eropa, dia dikenal dengan nama Algoritmi. Kata algoritma (english: algorithm) dalam dunia komputer juga berasal dari nama dan hasil karyanya. Tanpa jerih payahnya dalam mengembangkan aljabar, pengaplikasian matematika di keilmuan modern, seperti teknik akan sulit untuk dilakukan. Hasil karyanya digunakan sebagai rujukan di universitas-universitas Eropa selama ratusan tahun setelah kematiannya.
Sumber: http://www.anakregular.com/…/lima-penemuan-umat-islam-yang-…
Posting Komentar