Sedikit Merenung
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/01/sedikit-merenung.html
By: Nandang Burhanudin
****
Ketahuan. Model Israel menjadi model yang diglobalisasikan saat ini di seluruh dunia.
Pertama: Globalisasi pemaksaan de facto sebelum de jure.
Awalnya bangsa Arab menolak kehadiran Israel. Namun. Sejak 1973, bangsa Arab dipaksa menerima kenyataan: Israel ada.
Awalnya bangsa Arab merasa bahwa Israel bukan tetangga yang baik. Namun dimulai 1994, kini bangsa Arab harus menerima fakta;Israel bukan lagi musuh.
Model ini sukses dipraktikkan di Mesir, Indonesia, Sudan Selatan, Syiria, Irak. Umat Islam harus menerima fakta: Presiden mereka hasil kudeta di Mesir. Hasil kecurangan sedot suara KPU di Indonesia. Fakta selanjutnya, Presiden mereka adalah shorcut untuk menghancurkan negeri-negeri Muslim dari dalam.
Kedua: Labelisasi fakta pahit yang dipaksakan tadi dengan show up media.
Tidak satu pun media besar di jagat raya, kecuali dimiliki sahamnya oleh bandit-bandit Yahudi. Tugas media, memoles badut jadi sosok kharismatik. Memulas bandit jadi sosok pahlawan.
Dengan media, rakyat di suatu negara direvolusi mentalnya. Menganggap penjahat itu yang disergap aparat bersenjata lengkap. Lupa pada penjahat yang bisa mengendalikan aparat.
Dengan media. Ketidakmampuan dipoles menjadi tindakan kepahlawanan. Terus dan terus. Kebohongan dipoles dusta dan angkara.
Bayangkan. Energi umat dihabiskan dalam sikap reaktif tak menyentuh substantif. Mengungkap kesesatan Syiah, lupa pada fakta di balik siapa yang membangkitkan Syiah.
Umat sibuk menanggapi satu persatu masalah. Lupa bahwa masalah disebabkan tidak bersatunya umat memilih pemimpin. Ketiadaan kata dalam satu inilah, yang membuat boneka semacam pinokio bisa teramat jumawa.
Perhatikan. DPR kita dihabiskan energinya untuk menanggapi rumor-rumor korupsi anggotanya, dibanding mengawasi pemerintahan. Semua sibuk pada skenario kegaduhan yang memang direncanakan.
Jadi. Jangan salahkan AHOK bila mampu menohok mayoritss Muslim. Toch faktanya, kita memang selalu bermodal aksi reaktif. Hingha kita tak mampu sekedar berkutik.
Posting Komentar