Logika Kecebong
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/01/logika-kecebong.html
Ada tukang mebel yang nyalon jadi ketua RW. Didukung pekebun ganja. Tak lupa, tukang judi dan penjual Miras gabung barengan. Singkat cerita. Ia terpilih walau banyak bukti kecurangan.
Nah saat jadi RW. Ia pilih Satpam dan koordinator keamanannya yang punya saham di kebun ganja dan tempat miras sama judi. Suatu ketika. Satpam menangkap dan menyita Miras. Belum 2 hari. Si Kokam minta satpam memecat anak buahnya.
Suatu ketika. Hutan ganja kebakaran. Banyak yang mati. Jangan tanya korban akibat ISPA. Si RW yang hobi jalan-jalan teriak dari kejauhan, "Inyong tuntut sing bakar hutanne. 7 T."
Nah ternyata, RW belum tahu nama-nama perusahaan ganja yang bakar hutan. Pas dikasih tahu sama pak Kokam. Si RW terdiam. "Nganu..atur saja. Mirip kodok yang saya bawa ke bogor."
Si Kokam manggil Jaksa dan Hakim. "Wis disidang wae. Aja macem-macem. Mau diHakim Saifuddin kah?"
Si hakim sama jaksa bilang. "Siap 86. Atur aja bang. Gampaaang."
Si hakim nanya dalam hati, " Bukannya ada trias politica? Eksekutif tidak ikut campur yudikatif?"
Si Kokam kayak bisa baca pikiran. "Kalau gitu. Kita Antasarikan mau?"
Akhirnya keputusan terjadi. Semua pembakar hutan ganja bebas. Karena sudah direvolusi mental. Si hakim bilang, "Membakar hutan bukan kejahatan. Toch nanti tumbuh lagi. Daripada nyawa saya melayang. Tak mungkin tumbuh lagi."
Kalau kecebong, logika semacam ini gak nyambung. RW ngadain pungli saja 300 perak perliter, malah dianggap ibadah. Ha ha....
dari fb
Posting Komentar