BEBAN AMANAH



Allah subhanahu wa ta'ala menciptakan manusia untuk mengemban sebuah tugas yang sangat mulia. Dan agar manusia mampu melaksanakan tugas tersebut, Allah menundukkan alam semesta ini, bumi dan langit, gunung dan lembah, daratan dan lautan, binatang dan tumbuhan. Semua itu merupakan bekal bagi manusia.

Pembekalan yang besar itu menunjukkan betapa besar tugas yang harus diemban, betapa sulit tujuan yang ingin dicapai, dan amat berat amanah yang dipikul manusia.

Pantas saja jika sebelumnya tidak ada yang mau memikul amanah tersebut, baik itu langit yang tinggi, gunung yang menjulang, atau bumi yang membentang. Semua enggan memikulnya, kecuali manusia. Karena manusia memang sangat bodoh dan zhalim. Terkait hal ini, Allah berfirman:

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَ حَمَلَهَا الْاِنْسَانُ  ؕ  اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًا  ۙ


"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh"
(QS. Al-Ahzab: 72)

Amanah apakah yang telah diikrarkan itu? Mengapa manusia disifati bodoh dan zhalim karena berani memikul amanah tersebut?

Amanah itu tidak lain adalah Islam dan peraturan-Nya. Amanah itu adalah janji untuk mematuhi Allah subhanahu wa ta'ala.

Ibnu Katsir rahimahullah memberi penjelasan setelah menyebutkan penafsiran para ulama tentang makna amanah: "Semua tafsiran tentang makna amanah itu tidak saling bertentangan satu sama lain. Justru semua ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan amanah adalah taklif (tuntunan untuk melaksanakan kewajiban) dan kesediaan menerima perintah dan larangan Allah dengan konsekuensinya. Konsekuensi yang dimaksud adalah, jika amanah tersebut ditunaikan maka akan diberi pahala, tetapi jika tidak ditunaikan maka akan diberi hukuman. Lalu, amanah itu diterima oleh manusia, karena kelemahan, kejahilan, dan kezhalimannya, kecuali mereka yang mendapatkan taufik dari Allah subhanahu wa ta'ala. Hanya Allahlah Yang Dimintai pertolongan." (Tafsir Ibnu Katsir VI/489)

👤 Ust. Armen Halim Naro rahimahullah

📖 Sumber/referensi: Untukmu Yang Berjiwa Hanif hal. 21-22

Related

serba serbi 6883661812976260032

Posting Komentar

RecentArsip

Recent

  • Untuk Banser: Ada Puluhan Juta Orang Siap Disebut Mayat
  • By Asyari Usman Ketika Hizbut Tahir Indonesia (HTI) dibubarkan tahun lalu ... read more
  • UJIAN Kejama'ahan @salimafillah . Dalam ujian kejama'ahan Bani Israil; ada yang ... read more
  • RASANYA PERBINCANGAN kita tentang syuro tidak akan lengkap tanpa membahas ... read more
  • Menepi bukan Pergi
  • MENEPI, BUKAN PERGI Oleh ustad Satria Hadilubis Kekecewaan Abu Dzhar Al ... read more
  • Muka Dua
  • BAHAYA ORANG BERMUKA DUA Nabi SAW mengecam orang yang bermuka dua sebagai orang ... read more
  • Ganjik Genap Jakarta
  • *Ganjil Genap DKI JKT* Berdasarkan Pergub DKI Jkt no. 106/2018 ditetapkan: 1.) ... read more
  • Pakai sendal di kuburan
  • BENARKAH DIHARAMKAN MEMAKAI SENDAL DI KUBURAN ?? Oleh : Abdullah Al ... read more
  • Ambisi Pribadi
  • *MEWASPADAI AMBISI PRIBADI* Dalam sejarah pergerakan Islam, di samping ... read more
  • KONSEP NALAR & LOGIKA KEKUASAAN ARAH BARU INDONESIA. **** Kita tidak bisa ... read more
  • Sari Wangi
  • *PELAJARAN SANGAT BERHARGA DARI BANGKRUTNYA SARI WANGI* Oleh : Jamil Azzaini ... read more
    Recent Posts Widget

    Arsip

    Entri yang Diunggulkan

    Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

    Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

    Hot in week

    Tayangan Laman

    900015
    item