Heran...Ya benar2 Heran ... #fatwa



Tadi nonton ini. Mahmud-mahmud seleb lagi yoga dengan bantuan instruktur. Sebagai pria dengan orientasi seksual normal tentu saja yg terbesit pertama kali "wah, enak nih jadi instrukturnya".
Tapi tentu saja ini hanya sebatas gumaman belaka, secara nontonnya gak jauh dari istri yg kebetulan sedang menyeduh air panas.

Jadi ingat, tempo hari ada berita tentang fatwa pengharaman yoga. Terlepas dari benar atau tidaknya, ya namanya saja fatwa. Gak berlaku umum, dan dikeluarkan oleh pihak berkompoten. Dikaji berdasarkan maslahat mudharat, dengan pertimbangan yg tentunya gak gegabah.
Ironisnya, banyak yg menganggap sebuah fatwa sebagai perintah yg sifatnya mutlak. Padahal mau disikapi dengan sami'na wa ata'na, ataupun sami'na watafakkarun ya itu terserah. Kalo gak terima, mbok ya gak usah marah-marah.
Bahkan ada yg ngaku islam tapi hampir gak pernah menunaikan ibadah wajib, begitu dengar fatwa langsung ngamuk saja, seolah pembuat fatwa adalah orang-orang paling zalim sedunia. Padahal kalo mau fair, ibadah wajib yg notabene perintah langsung dari Allah bisa kau abaikan mestinya fatwa yg kedudukannya "sekadar" ijma pun bisa kau cuekin tanpa reaktif berlebihan, walaupun pada dasarnya ajaran islam itu takarannya halal-haram, bukan enak-gak enak.


Dalam menyikapi fatwa yoga ini, di sini gw mencoba bersikap gak sebagai orang yg menyetujui, gak juga menolak. Gak perlu gw utarakan, apalagi selatankan. Cukup gw simpan.
Bukan kapasitas gw ikut mengharamkan yoga, atau menghalalkan zoya, ataupun memakruhkan Uya kuya.
Intinya mengukur diri, dan saling menghormati saja. Menghormati pihak yg mengeluarkan dan menerima, serta menghormati juga pendapat orang yg menolak, selama itu bukan hujatan. Jadi jangan cuma mau dihormati saja, kita kan bukan pembina upacara.

Tapi kalo kembali mencermati adegan yoga seperti ini, dan andai semua seperti ini, gw kembali berpikir soal fatwa itu. Sebenarnya bukan sekadar kepikiran fatwanya sih, tapi kepikiran ini ibu-ibu gimana perasaan suaminya ya? Gw yg istri diajak chatting sama laki-laki bukan mahrom saja gw sudah murka, apalagi kalo diperlakukan kayak gini.
Andai boleh memilih, gw mending dikatain suami jayus daripada suami dayyuts. What the meaning dayyuts?
Nah, itu PR. Silakan cari tau sendiri artinya. Selesai gak selesai, harap dikumpul.
Mohon maaf jika berkenan. Wabillahi taufik walhidayah..

 oleh
Arham Rasyid

Related

serba serbi 957605566282787851

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item