DESAIN PEMISKINAN
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/02/desain-pemiskinan.html
Saya saat ini tinggal di Tanjungpinang sekitar 2 jam perjalanan dengan ferry ke Singapore. Pada awal tinggal di Tanjungpinang dapat dikatakan kami sering berkunjung ke Singapore. Belakangan ini sepertinya jika tak ada urusan yang sangat penting, kami enggan kesana. Apa Pasalnya? Salah satu penyebabnya adalah karena masalah perbedaan nilai currency.
Nilai currency yang berbeda ternyata sangat berpengaruh pada daya beli. Misal; Untuk mendapatkan 1 botol air mineral 600ml kami masih dapat membelinya dengan harga 3000 rupiah, tapi begitu di Singapore harganya menjadi 1$ Sin, artinya sekitar Rp 9.500.- (sekitar 3 kali lipat), atau jika kita menginap di hotel Backpacker 1 kamar 3x3 dengan 2 tempat tidur bertingkat yang bisa dihuni 4 orang harus dibayar sekitar $30 Sin / orang atau sekitar rp 280.000 dimana kita sudah bisa mendapatkan hotel bintang3 di Tanjungpinang. Dan daftar perbandingan dapat diteruskan.
Satu hal yang pasti Saya merasa dimiskinkan saat Saya berbelanja di Singapore. Sementara ini sebaliknya orang Singapore menjadi 3 kali lebih kaya saat berada di Tanjungpinang. Maka tak heran jika Singapore dapat membeli banyak asset di Tanjungpinang atau Bintan.
Padahal jika ditilik lebih lanjut uang kertasnya berasal dari bahan yang sama, hanya karena beda warna, tokoh dan otoritas Bank Sentral maka Singapore—negara tanpa sumber daya alam—dapat secara legal mendapatkan asset-asset kita dengan gampang. Ini jelas suatu ketidakadilan. Lebih menyakitkan kita sebagai bangsa, adalah saat otoritas Singapore mengeluarkan uang S1.000 Sin yang itu berarti 96 lembar uang rp 100.000 atau 192 lembar uang rp50.000.
Padahal pada tahun 1978 saat Saya pertama sekali ke Singapore 1$ Sin bernilai sekitar Rp 270.-. Inilah sihir oligarki perbankan dengan 3 pillars of evilnya—fiat money, Fractional Reserve Requirement dan Hutang riba. Inilah model kolonialisme baru, kita terus dimiskinkan, dirampok dan akhirnya dijajah oleh sistem keuangan kita sendiri tapi juga sistem finansial negara tetangga yang tidak punya kasih sayang. Berita ini harus diketahui oleh sebanyaknya orang, kondisi ini adalah buatan elite perbankan bukan terjadi secara alamiah, karenanya saatnya telah datang, untuk keluar dari kezaliman yang didesain ini. dari FB Dinar Dirham
Posting Komentar