Dr. Heesham al-Awadi dalam kursus 'Children around the Prophet'



Rangkuman Part-1 dr audio Dr. Heesham al-Awadi dalam kursus 'Children around the Prophet' oleh sahabat kami
Zulfadhli Nasution

Izinkan membagi bbrp poin yg bs sy tangkap dr situ...
1. Sebenarnya beliau membicarakan ttg sirah (sejarah) Nabi Saw, tetapi dari 'kamera' dan 'kameramen yg berbeda dr buku2 sirah lain, yaitu 'kamera' yg lensanya mengarah kepada interaksi beliau saw kepada anak2, dan kameramennya sndr anak-anak...
2. Dr. Heesham, yg ahli sejarah itu mengatakan, kitab2 sirah kita selama ini mayoritas memiliki alur yang sama seperti: kelahiran Nabi Saw, periode Makkah, Madinah, lalu stlh itu Badr, dr Badr ke Uhud, dr Uhud ke Khandaq, dsb dan yg menjadi patokan adalah al-maghazi (jamak dr ghazwah yg berarti ekspedisi militer). Seakan-akan sirah Nabi Saw adalah sejarah aksi militernya saja. Padahal, antara Badr dan Uhud, antara Uhud dan Khandaq apa yg beliau saw lakukan? Kembali kepada kaumnya, berinteraksi dgn istri dan anaknya, ke pasar, berbicara dan bercengkrama kepada Sahabat, memberi nasihat di masjid, semuanya civilised acts, educate and develop people...
3. Dan yg jarang diperhatikan oleh kita dan memang jarang pula dibahas oleh para guru2 kita, di antaranya bahwa Nabi Saw memiliki sahabat-sahabat dekat dr kalangan anak kecil. Contoh yg selama ini mgkn ga kita tau, sahabat Anas bin Malik Ra yg menjadi pelayan Rasulullah Saw selama 10 tahun. Ada yg tahu mulai dr usia berapa beliau tinggal dgn Nabi?
10 tahun, yak 10 tahun, dan saat beliau saw wafat, Anas Ra berusia 20 tahun.

Tapi kita tahu kalau membaca hadits banyak sekali yg diriwayatkan oleh Anas Ra. Artinya apa? Kita bisa membayangkan bagaimana bisa Rasulullah saw yg saat Anas Ra mulai tinggal dengannya sudah berusia 53 tahun, berbicara dan berinteraksi kepada anak yg usianya baru 10 tahun yg kmdn menjadi periwayat banyak hadits... bisa kita bayangkan bagaimana sikap Nabi Saw kepada anak-anak
4. Lalu Dr. Heesham memulai dgn memperkenalkan sosok Nabi Saw, tetapi sekali lagi dari 'kamera' yang dipegang oleh anak-anak. Berikut bbrp poinnya.
Apa yg membuat anak-anak tertarik dgn seseorang??

- pertama tentu saja nama... anak-anak biasanya akan diperkenalkan dgn nama seseorang. Ada yg tahu nama lengkap Nabi Muhammad Saw hingga 11 generasi ke atas??
Muhammad bin 'Abdullah bin 'Abdul Muthallib bin Hisyam bin 'Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fahr...

Beliau Saw diangkat menjadi Nabi di usia 40 tahun, hijrah ke Madinah di usia 53 tahun dan wafat di usia 63 tahun. Dan akan kita dengar bagaimana sedikit kisah Nabi di waktu kecilnya
- selanjutnya hal apa yg biasanya membuat anak nyaman thdp orang dewasa? Wajah. Kita ga berbicara ganteng atau good-looking, yg itu biasanya ucapan anak2 remaja, dewasa. Bagi anak-anak, wajah yang nyaman dan menyenangkan...
Jd karena selama ini yg kita dengar Rasul Saw ikut perang ini ikut perang itu, lalu setelah kembali berinteraksi dgn umatnya wajahnya kaku? Dingin? Keras tanpa ekspresi? Dengan janggut yg memutih dan mata yang tajam?? Demi Allah, enggak!!
Buktinya ada hadits yg diriwayatkan oleh al-Barra' bin Aadzib, seseorang nanya kepada al-Barra' 'apakah wajah Rasulullah seperti pedang (tajam)?' Jawaban al-Barra': sekali-kali tidak! Tetapi seperti bulan.
Bahkan, tanpa ekspresi verbal pun membuat wajah orang nonmuslim (yahudi awalnya) yg bernama 'Abdullah bin Sallam tertarik kepada Islam. Katanya, "Saya tahu wajahnya wajah orang yg dpt dipercaya, tidak terlihat tanda-tandanya beliau dari kalangan yg berdusta, lalu aku segera mengimaninya...'
- kemudian penampilan lain dr Nabi Saw adalah rambutnya. Rambutnya hitam dan bersih. Tidak ada uban, walaupun di usianya yg 60, kcuali 20 lembar saja yg dilihat para Sahabat. Itu bukan karena stress, banyak urusan, ekonomi sulit, tetap ketika ditanya sahabat, "Ya Rasulullah anda mulai beruban??" Jawab Nabi Saw karena diturunkannya surah Hud dan sebangsanya... (ini trcantum dlm kitab Imam Tirmidzi, Asy-Syamail)
Sehingga bagi anak-anak penampilan ini tetap approachable, nyaman utk ngobrol, bahkan bercanda, sekalipun tetap ada elemen respek
- sekarang mata beliau... bagian yg hitam jelas hitam, yg putih jelas putih... tidak ada kemerah-merahan, berurat seperti jika kita bangun tidur...
- dan itu smw bayangkan dikombinasikan dgn senyum beliau. Salah satu sahabat meriwayatkan, 'Saya tidak pernah melihat Rasulullah Saw, kcuali beliau selalu tersenyum' kcuali dalam beberapa kondisi: ketika khuthbah, ketika perang dan ketika menerima wahyu, smwnya alasannya jelas... Abdullah bin Haritsah Ra, beliau dr kalangan anak2 mengatakan, "tidak pernah saya bertemu dengan Rasulullah, beliau selalu tersenyum' Dengan begitu, bagi anak2 yg prnh berinteraksi dgn beliau saw, kemudian saat berusia dewasa mereka menceritakan kepada generasi-generasi tabi'in dgn kesan mendalam dan emosional, sehingga Anas bin Malik Ra yg tinggal lama dengan beliau Saw mengatakan, 'tidak ada hari yg berlalu setelah Rasulullah Saw wafat, kcuali sy melihatnya dalam mimpi, dan saya bisa menangis seharian jika mengingat beliau Saw..." masya Allah... what kind of humanity is he (peace be upon him)


sekarang tentang bibirnya, bibirnya agak lebar sehingga jika berbicara, tak akan terlewatkan, bahkan jika mendesis semisal "ssst..." pun akan terdengar, jika memanggil seseorang, misalkan "Anas, kemari" terdengar jelas, tidak akan terlewat. bahkan sekalipun orang tunarungu akan melihat ucapan dari bibirnya secara jelas.
tidak tercium aroma tidak mengenakkan dari mulutnya, tidak ada gigi yang kuning dan kotor, beliau sangat rajin bersiwak, bahkan mengantunginya, tidak pula ada gigi yang rusak, tidak berpenyakit, gusinya sehat. Dan biasanya hal inilah yang dilihat oleh anak-anak senang ketika berbicara dengan seseorang
dan ketika beliau berbicara, beliau berbicara dengan jelas, tidak dijeda oleh batuk-batuk, dan seseorang tidak perlu mengatakan kepada beliau, "bisa keraskan atau pelankan suaranya?" karena beliau selalu menyesuaikan volume suara sesuai dengan lawannya berbicara
dan bukan hanya suaranya yang pas, tetapi juga isinya yang pas. beliau akan memperhatikan kepada siapa yang berbicara dari usianya, jenis kelaminya, dan dari latar belakang pendidikannya, dan menanggapi sesuai dengannya. sehingga kita bisa melihat para sahabat Ra bertanya satu hal kepada beliau saw, lalu kita dengarkan jawaban yang berbeda-beda dari beliau, sesuai dengan karakter yang bertanya.

seperti pernah beliau ditanya apa amalan yang terbaik, lalu dijawab "Jangan marah...!" hingga tiga kali karena beliau mempertimbangkan kepada siapa beliau berbicara dan mengetahui bagaimana karakternya.
Dan kata Anas Ra, kadang beliau mengulangi perkatannya hingga tiga kali. beliau akan berbicara dengan intonasi dan artikulasi yang jelas dan perlahan, tetapi tidak membosankan, dengan kecepatan yang akan mudah seseorang untuk mengingatnya, begitu kata 'Aisyah. Sehingga anak-anak seperti Anas bin Malik Ra bisa menjadi periwayat banyak hadits, Abdullah ibnu 'Abbas, yang hanya 2,5 tahun berinteraksi dengan Nabi dimulai pada usia 13 tahun, namun kemudian mampu menghasilkan tafsir Ibnu Abbas
kemudian sekarang sentuhan beliau Saw... beliau biasa berjabat tangan dengan para sahabatnya (kecuali tentu saja dengan sahabiyah atau wanita nonmahram). dan kepada anak-anak beliau menyentuh terkadang pipi, terkadang mengusap kepala anak-anak. dan kata Anas bin Malik, "tidak pernah aku menyentuh sesuatu yang lebih halus, tidak juga sutra, melainkan lebih halus lagi tangan Rasulullah Saw..."
dan yang lebih cool lagi kata Anas Ra, "tidak pernah saya mencium sesuatu yang lebih harum, tidak juga minyak kesturi, melainkan lebih wangi lagi keringat Rasulullah Saw"
apa semua ini artinya? beliau dengan penampilannya membuat orang-orang bahkan dari tingkat anak-anak, merasa aman berada dengannya, bahkan saat melihatnya saja. Bayangkan Anas Ra bisa mencium keringat Rasulullah, berarti jaraknya begitu dekat. seseorang mungkin akan merasa aman jika mempunyai pengawal, atau ayahnya seorang polisi atau tentara, tapi tidak dengan kepribadian Rasulullah Saw... keamanan dan kenyamanannya muncul dari kepribadiannya yang menawan
selanjutnya kita ambil kisah-kisah dan hubungan kisah-kisah dari perjalanan hidupnya itu, beliau memang seseorang yang perhatian terhadap generasi anak.

contohnya begini, suatu hari beliau saw ditanya oleh Ibunda 'Aisyah, kejadian apa yang paling memilukan selama ini bagi Rasulullah Saw.. Apakah Uhud? karena Siti 'Aisyah mengetahui kesusahan Perang Uhud, beliau giginya berdarah di perang itu, kaum muslimin tercerai berai, bahkan terdengar rumor bahwa beliau Saw wafat. Jawaban Nabi Saw bukan uhud, tetapi saat beliau saw masih tinggal di Makkah dan mencari alternatif hijrah ke Tha'if.
Bagaimana kisah beliau di Tha'if? kalau di Uhud memang dalam kondisi battle, perang, berdarah dan terluka adalah wajar. tapi di Tha'if, beliau bahkan hanya ingin mencari tempat hijrah, tetapi di jalanan tempat orang biasa berjalan, beliau dicaci-maki, dilempari oleh barang-barang, konon ada yang menancap hingga di kaki Rasulullah Saw dan mengalirlah darah dengan deras... lalu Zaid bin Haritsah Ra yang bersama dengan beliau membantu membersihkannya. mendengar kisah ini aja sudah terharu.
tapi yang lebih mengharukan terjadi setelah itu, ketika Malaikat dua gunung diperintahkan oleh Allah untuk bertanya dgn nada marah kepada Nabi Saw, apakah perlu dibalas perlakuan kaum yang melempari Nabi itu... dan bayangkan apa jawaban beliau...

Malaikat, makhluk Allah yang selalu taat, bertanya kepada beliau saw yang masih punya sifat manusia biasa... lalu beliau menjawab bisa melebihi visi Malaikat itu utk segera menghancurkan suatu kaum, kata beliau "tidak perlu (dihancurkan), mungkin akan ada dari kalangan mereka atau KETURUNAN (ANAK-ANAK) mereka yang akan menyembah Allah"

Dan jawaban ini pulalah yang dikabulkan oleh Allah Swt... tidak terjadi saat itu langsung, tapi di kemudian hari, dari generasi kemudian, mungkin dari yang dulu masih anak-anak saat Nabi dulu dilempari, kemudian Tha'if menjadi salah satu lumbung kaum muslimin. Masyaa Allah
Contoh lain, ibadah apa yang paling disukai oleh Nabi Saw? Shalat. Secara personal beliau menyukainya, berlama-lama hingga kakinya bengkak jika shalat malam. tapi apa yang dilakukan ketika mendengar anak kecil menangis ketika shalat di masjid? Beliau "mengalahkan" hobi dan kesenangannya itu, memperpendek shalat jamaahnya dan "pertemuannya" dengan Allah, demi semata-mata agar si anak bisa segera diperhatikan oleh orang tuanya, dan agar orang tuanya juga tidak khawatir terhadap anaknya. Imam mana lagi yang lebih manusiawi dari beliau?
Pernah juga suatu hari jelang Perang Badar, para sahabat menangkap seorang penggembala anak-anak yang dilalui oleh kafilah kaum musyrik. Para sahabat bertanya kepada penggembala itu dengan memaksa dan bahkan dengan kasar, "Katakan berapa jumlah kafilah mereka!! Berapa??! Ratusan?!! Ribuan?!!" Sang penggembala tetap menjawab, "Saya ga tahu, saya ga tahu!!" Dan begitu seterusnya sehingga keributan terdengar oleh Rasulullah Saw. Beliau saw lalu bertanya ada apa dan memerintahkan sahabat untuk berhenti berlaku seperti itu, dan beliau yang langsung bertanya kepada penggembala cilik itu, "Beritahukan kepadaku ada berapa jumlah unta dalam kafilah itu?" Sementara para sahabat bingung karena mereka mencari jawaban jumlah orang, bukan unta, sang penggembala langsung menjawab, "ada 9, atau 10 unta"

Lalu Nabi Saw berbalik kepada sahabat dan mengatakan, "jumlah mereka antara 900 hingga 1000." Karena Rasulullah tahu, budaya 'Arab, berapa perbandingan unta yang dibawa oleh kafilah untuk mencukupi mereka, kira-kira satu unta untuk 100 orang. Bayangkan, kecerdasan Rasulullah Saw menghadapi anak-anak. Kerumunan orang, sulit bagi anak untuk menghitung, tetapi unta, akan lebih menarik perhatian anak, lagipula sang anak adalah penggembala, dan jumlah unta tidak banyak. ukurannya sedang, bisa terlihat dengan jelas. Ini indikasi bahwa Rasulullah saw memahami sisi psikologi anak.
Yang terakhir dari bagian perkenalan Rasulullah Saw ini dari Dr. Heesham adalah tentang sedikit masa kecil Rasulullah Saw. beliau kita ketahui adalah anak yatim, bahkan tidak lama Ibunda beliau wafat. Lalu apa kita kira beliau saw anak yang tertutup dan terasing dari kehidupan anak-anak lainnya?

Jangan salah kira. Walaupun beliau yatim piatu, beliau mempunyai 10 paman dan 9 bibi yang mempunyai anak-anak seusia beliau juga saat itu. Beliau biasan bermain sebagaimana layaknya anak-anak, mungkin berlari-lari, mungkin juga kadang agak "kelepasan" ya sebagaimana sifat anak-anak kecil lain. Salah satu hadits mengatakan bahwa beliau Saw bahkan pernah membuat luka saudari sesusuannya dari Ibunda Halimah Sa'diyah di bagian leher. Jadi secara mental beliau cukup sehat layaknya anak-anak lain, kecuali ketiadaan orang tua kandungnya.
Imam Bukhari menceritakan tentang peristiwa dibersihkannya hati Rasulullah waktu beliau masih kecil oleh Malaikat Jibril As, itu bukan ketika beliau ada di rumah, tapi di lapangan terbuka, yang bisa jadi dalam kondisi sebagaimana anak lain, bermain-main. Secara sosial Rasulullah juga aktif.
Dalam Musnad Imam Ahmad, dijelaskan waktu Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, beliau ditawari tinggal di salah satu tempah oleh kaum Anshar dengan alasan mereka adalah kerabat Ibu beliau (Ibunda Rasulullah Saw, Aminah, memang berasal dari Madinah, kerabat Bani Najjar). Dan beliau saat hijrah itu diingatkan oleh orang-orang Bani Najjar, dulu saat masih kecil mengunjungi Bani Najjar, beliau bermain di sini dan situ, bahkan berenang di salah satu kolam di rumah kalangan Bani Najjar.
Jadi masa kecil Rasulullah, secara mental, sosial dan fisik begitu sehat, bahkan sengaja dititipkan di daerah pedesaan dengan ibu susu Halimah Sa'diyah dengan alasan agar mendapatkan bahasa yang halus, dan teruji karena hal itu semua terjadi justru terjadi saat Rasulullah sudah tidak memiliki orang tua sedari kecil.

Yang selanjutnya beranjak dewasa kita tahu kisah-kisah beliau yang sudah diajak berdagang oleh paman-pamannya yang orang dewasa, bahkan mulai melihat orang dewasa berperang dengan menjadi pasukan pengumpul busur panah, menyelesaikan permasalahan ka'bah, hingga pernikahannya.

Akan kita lihat sosok yang bukan hanya perhatian terhadap generasi anak-anak, tetapi juga sedari anak-anaknya hidup dengan berbagai pengalaman yang juga membentuk kepribadiannya, sekalipun tetap memiliki sifat anak-anak biasa lainnya.

Allahumma shalli 'ala Muhammad, wa 'alaa aalihi wa shahbihii ajma'iin...
Apabila ada kebaikan dari catatan-catatan ini, all credit goes to Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam... kepada keluarganya, sahabatnya, seluruhnya, kepada para Imam yang menyampaikan kisah-kisahnya, hingga kepada Dr. Hasheem al-Awadi dan mudah2an sampai kepada kita... semoga Allah menjaga beliau... dan mudah-mudahan mengumpulkan kita semua bersama Nabi Saw

Related

Seminar Workshop 2284266619237873722

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item