SANG ROOM-MATE YANG BUKAN LGBT …. grin emoticon
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/02/sang-room-mate-yang-bukan-lgbt-grin.html
Oleh Yat Lessie
LGBT ? … jelas bukan, he he
Sekalipun hubungan kami cukup “mesra”, bahkan kemaren sekamar di hotel Zodiac Jogya. Di ICMI, orang memanggilnya dengan sebutan “dok”, atau pak Hani, kependekan dari Hanirono Sulistyo. Gelar akademisnya enggak nanggung, DR dr Hanirono SPOG ( K) , MM, seorang ahli kandungan yang tersohor di Bandung. Sudah 25 tahun lebih membawakan acara “Buka pintu” di radio Mara. Dimana banyak ibu-ibu yang punya masalah dengan kehamilan bisa berkonsultasi gratis di udara….
Saya mengenal beliau ini th 2006, saat beberapa kalangan mulai menyadari pentingnya keberadaan ICMI di kota cimahi ( orda ). Lantas 11 orang stake holder dikumpulkan di Unjani, termasuk saya dan beliau, lalu ICMI orda Cimahi jadilah sudah. Pak Hani jadi ketua umum, saya menjadi ketua bidang kesehatan dan lingkungan hidup. Itu awal hubungan mesra kami…..
Pak Hani, selalu memperkenalkan saya pada teman2 sejawatnya, sebagai “orang gila”… he he. Gara-garanya, menurut pak Hani, saya orang paling rakus memakan ilmu apapun juga. Mulai dari fisika , kosmologi, psikologi, biologi, bahkan pada bidang yang beliau geluti yaitu biologi molekular . Lalu cap orang gila itu menempel di jidat … grin emoticon
Sebenarnya, beliau yang satu ini enggak kurang, bahkan lebih “gila” nya ….
Beliau ini yang pertama kalinya menyatukan pandangan Islam mainstream di ICMI orda Cimahi. Bicara golongan, enggak bakalan laku. Bicara perbedaan boleh saja, namun jadi permusuhan, apalagi jadi berantem, dianggap kampungan.
Walau, kami berdua memang sejak muda sudah jadi “tukang berantem”. Itu pula salah satu yang membangun chemistry di antara kami. Saya karateka dan beliau judoka. Prestasinya emang mentereng banget. Beliau ini juara nasional, juara asean, dan wakil Indonesia ke kejuaraan dunia Judo, dua kali berturut turut ….
Tapi, pak hani tak sulit mengaku kelemahannya sendiri. Dalam sebuah perbincangan …. Nah, gue kan jadi lawan juara dunia dari Inggris tuh di babak penyisihan … eeeh, Cuma sekelebat, taunya gua udah kebanting .. bruk ! di matras …. Sialan banget, gue enggak tahu dia pake teknik apa tuh barusan …. Sambil tertawa ngakak .. he he .
Soal ke gunung, pak hani sempet masuk dalam pendidikan dasar Wanadri. Sayangnya di hari hari terakhir penutupan dikdas, pak hani harus pamit duluan karena ada urusan penting dan genting ( dari australi ). Padahal menurut bocoran, beliau kandidat utama menjadi siswa terbaik. Tapi pak hani menebusnya dengan ikut wajib militer, seraya menjadi perwira angkatan laut.
Yang membuat saya salut adalah, pa hani pula selaku direktur yang membangun RSU Cibabat yang tadinya kumuh, kotor, berdesakan dalam bangunan yang udah tua ketinggalan jaman, menjadi RSU yang cukup mentereng dengan bangunan modern bertingkat. Hebatnya lagi, kalau orang lain seringkali membengkakan anggaran. Pak Hani terbalik, malah mampu mengirit biaya dibawah plafond, dengan sama sekali tidak mengurangi kualitas bangunan. Jadi jangan ngomong korupsi sama beliau yang satu ini, dia ini yang paling anti. Jika maksa, bisa abis dibanting kelantai …
Tapi yang membuat saya paling angkat topi sama dokter yang satu ini, adalah kesanggupan beliau dalam membangun kultur kepemimpinan baru . Saya sering menjadi saksi. Seringkali saat kita berdiskusi tentang berbagai hal di ruang direktur utama RS, lalu masuk ke jadwal makan siang. Di meja besar di ruang direksi, disediakan makan siang, nasi dengan lauk pauknya. Kemudian pintu dibuka, dan siapapun yang lewat didepan pintu, akan dipaksa , digeret masuk, untuk makan siang bersama sang Direktur. Office boy yang nampak malu malu, satpam yang keliatan jengah, tukang sapu yang salah tingkah ….. namun mata mereka tak bisa menyembunyikan sebuah hal … kebanggaan bisa makan bersama pak Direktur, dalam suasana akrab penuh kekeluargaan, diselingi candaan konyol membuat semua gelak tawa… sebuah cerita yang bisa dibawa kerumah, seraya membanggakan keluarga mereka. Kelompok masyarakat yang sering kita anggap sebagai kelas rendahan.
Pak hani benar benar terbuka , suatu ketika .. nih pak yat, gaji saya berapa. …. Katanya sambil menyodorkan daftar gaji seluruh pegawai di RSU. … ternyata pendapatannya, bukan yang paling besar. Sekalipun beliau direktur, namun berada di urutan no 8. Mereka para profesional yang digaji cukup besar. Pendapatan itupun, sebagian di potong untuk infak, sumbangan tetap ke mesjid, dan diberikan bagi karyawan jika kebetulan ada yang sakit, atau butuh pertolongan .
Kemudian, saat pak hani “terpaksa” harus meninggalkan jabatannya. Berganti jabatan dari direktur RSU menjadi kepala dinas kesehatan provinsi Jawa Barat. Pada momen perpisahan, di ruang aula besar di gedung D. Ratusan karyawan menangis haru … Saat di alunan lagu back sound “my way”, …. kata kata perpisahan itu diucapkan, dan setiap mata basah, setiap penglihatan mengabur, setiap tenggorokan tercekat …. Semua sadar, betapa tidak mudah mencari pemimpin sekelas beliau ini. Seorang yang sangat terbuka dalam hal berfikir. Keluhuran ilmu tak membawanya menjadi sombong. Seorang yang sangat konsisten dalam hal berfikir, berucap dan bertindak.
Konsistensi yang sama, ketika beliau pindah ke jabatan yang dipenuhi oleh birokrasi, bahkan dengan kultur ambtenar feodalis yang kuat, selaku kepala dinas provinsi. Acara makan siang bersama dibawa serta. Membuat para pesuruh tergagap, membuat para kolega melengak.
Saat kami bertemu di kantornya, menabrak magrib, lalu masuk ke makan malam. Masuk mobil, pas di gerbang satpam. Tak lupa satpam di suruh ikut. Pak Satpam jelas pucat terkaget kaget, disuruh ikut sama pak Boss … padahal mau diajak makan malam di restoran… he he
Lain kali, kalau sudah rindu bertemu. Pak Hani ngirim SMS, kita kumpul jam 11 malam, katanya. Sehabis praktek di RS bersalin Melinda atau RS Santosa. Mencari tampat nongkrong yang enak, murah dan meriah, biasanya di jalan Gardu jati. Makan di gerobak dorong sederhana, dengan menu nasi goreng petai, secangkir kopi panas, lalu obrolan dan diskusi bisa sampe jam 3 pagi ….
Konsistensi yang sama, yang pak hani perlihatkan , saat menikahi seorang wanita muslim, dan pak hani menjadi mualaf …. Saat itu pada istri tercintanya, beliau hanya berkata…. Saya masuk menjadi seorang muslim, hanya saya tidak bisa berjanji, untuk menjadi seorang muslim yang baik ….. saya hanya akan berusaha sebisanya ….
Tapi fakta ini terbalik. Dalam pandangan saya, sebagai sesama muslim, pak hani menjalankan perannya sengan sungguh teramat baik. Seorang figur yang bisa diterima pihak manapun. Berfikir moderat, sehingga baik NU, Muhamadiyah, Persis, dll … semua mengganggapnya sebagai teman seiring, bukan musuh hanya karena berbeda pandangan.
Karena semua sadar , bahwa musuh sebenarnya dari ummat ini adalah .. sikap ketidak pedulian, kebodohan dan kemiskinan …
Untuk itulah, kami sepakat untuk berjabat tangan
Mesra, tapi enggak pake LGBT … he he
LGBT ? … jelas bukan, he he
Sekalipun hubungan kami cukup “mesra”, bahkan kemaren sekamar di hotel Zodiac Jogya. Di ICMI, orang memanggilnya dengan sebutan “dok”, atau pak Hani, kependekan dari Hanirono Sulistyo. Gelar akademisnya enggak nanggung, DR dr Hanirono SPOG ( K) , MM, seorang ahli kandungan yang tersohor di Bandung. Sudah 25 tahun lebih membawakan acara “Buka pintu” di radio Mara. Dimana banyak ibu-ibu yang punya masalah dengan kehamilan bisa berkonsultasi gratis di udara….
Saya mengenal beliau ini th 2006, saat beberapa kalangan mulai menyadari pentingnya keberadaan ICMI di kota cimahi ( orda ). Lantas 11 orang stake holder dikumpulkan di Unjani, termasuk saya dan beliau, lalu ICMI orda Cimahi jadilah sudah. Pak Hani jadi ketua umum, saya menjadi ketua bidang kesehatan dan lingkungan hidup. Itu awal hubungan mesra kami…..
Pak Hani, selalu memperkenalkan saya pada teman2 sejawatnya, sebagai “orang gila”… he he. Gara-garanya, menurut pak Hani, saya orang paling rakus memakan ilmu apapun juga. Mulai dari fisika , kosmologi, psikologi, biologi, bahkan pada bidang yang beliau geluti yaitu biologi molekular . Lalu cap orang gila itu menempel di jidat … grin emoticon
Sebenarnya, beliau yang satu ini enggak kurang, bahkan lebih “gila” nya ….
Beliau ini yang pertama kalinya menyatukan pandangan Islam mainstream di ICMI orda Cimahi. Bicara golongan, enggak bakalan laku. Bicara perbedaan boleh saja, namun jadi permusuhan, apalagi jadi berantem, dianggap kampungan.
Walau, kami berdua memang sejak muda sudah jadi “tukang berantem”. Itu pula salah satu yang membangun chemistry di antara kami. Saya karateka dan beliau judoka. Prestasinya emang mentereng banget. Beliau ini juara nasional, juara asean, dan wakil Indonesia ke kejuaraan dunia Judo, dua kali berturut turut ….
Tapi, pak hani tak sulit mengaku kelemahannya sendiri. Dalam sebuah perbincangan …. Nah, gue kan jadi lawan juara dunia dari Inggris tuh di babak penyisihan … eeeh, Cuma sekelebat, taunya gua udah kebanting .. bruk ! di matras …. Sialan banget, gue enggak tahu dia pake teknik apa tuh barusan …. Sambil tertawa ngakak .. he he .
Soal ke gunung, pak hani sempet masuk dalam pendidikan dasar Wanadri. Sayangnya di hari hari terakhir penutupan dikdas, pak hani harus pamit duluan karena ada urusan penting dan genting ( dari australi ). Padahal menurut bocoran, beliau kandidat utama menjadi siswa terbaik. Tapi pak hani menebusnya dengan ikut wajib militer, seraya menjadi perwira angkatan laut.
Yang membuat saya salut adalah, pa hani pula selaku direktur yang membangun RSU Cibabat yang tadinya kumuh, kotor, berdesakan dalam bangunan yang udah tua ketinggalan jaman, menjadi RSU yang cukup mentereng dengan bangunan modern bertingkat. Hebatnya lagi, kalau orang lain seringkali membengkakan anggaran. Pak Hani terbalik, malah mampu mengirit biaya dibawah plafond, dengan sama sekali tidak mengurangi kualitas bangunan. Jadi jangan ngomong korupsi sama beliau yang satu ini, dia ini yang paling anti. Jika maksa, bisa abis dibanting kelantai …
Tapi yang membuat saya paling angkat topi sama dokter yang satu ini, adalah kesanggupan beliau dalam membangun kultur kepemimpinan baru . Saya sering menjadi saksi. Seringkali saat kita berdiskusi tentang berbagai hal di ruang direktur utama RS, lalu masuk ke jadwal makan siang. Di meja besar di ruang direksi, disediakan makan siang, nasi dengan lauk pauknya. Kemudian pintu dibuka, dan siapapun yang lewat didepan pintu, akan dipaksa , digeret masuk, untuk makan siang bersama sang Direktur. Office boy yang nampak malu malu, satpam yang keliatan jengah, tukang sapu yang salah tingkah ….. namun mata mereka tak bisa menyembunyikan sebuah hal … kebanggaan bisa makan bersama pak Direktur, dalam suasana akrab penuh kekeluargaan, diselingi candaan konyol membuat semua gelak tawa… sebuah cerita yang bisa dibawa kerumah, seraya membanggakan keluarga mereka. Kelompok masyarakat yang sering kita anggap sebagai kelas rendahan.
Pak hani benar benar terbuka , suatu ketika .. nih pak yat, gaji saya berapa. …. Katanya sambil menyodorkan daftar gaji seluruh pegawai di RSU. … ternyata pendapatannya, bukan yang paling besar. Sekalipun beliau direktur, namun berada di urutan no 8. Mereka para profesional yang digaji cukup besar. Pendapatan itupun, sebagian di potong untuk infak, sumbangan tetap ke mesjid, dan diberikan bagi karyawan jika kebetulan ada yang sakit, atau butuh pertolongan .
Kemudian, saat pak hani “terpaksa” harus meninggalkan jabatannya. Berganti jabatan dari direktur RSU menjadi kepala dinas kesehatan provinsi Jawa Barat. Pada momen perpisahan, di ruang aula besar di gedung D. Ratusan karyawan menangis haru … Saat di alunan lagu back sound “my way”, …. kata kata perpisahan itu diucapkan, dan setiap mata basah, setiap penglihatan mengabur, setiap tenggorokan tercekat …. Semua sadar, betapa tidak mudah mencari pemimpin sekelas beliau ini. Seorang yang sangat terbuka dalam hal berfikir. Keluhuran ilmu tak membawanya menjadi sombong. Seorang yang sangat konsisten dalam hal berfikir, berucap dan bertindak.
Konsistensi yang sama, ketika beliau pindah ke jabatan yang dipenuhi oleh birokrasi, bahkan dengan kultur ambtenar feodalis yang kuat, selaku kepala dinas provinsi. Acara makan siang bersama dibawa serta. Membuat para pesuruh tergagap, membuat para kolega melengak.
Saat kami bertemu di kantornya, menabrak magrib, lalu masuk ke makan malam. Masuk mobil, pas di gerbang satpam. Tak lupa satpam di suruh ikut. Pak Satpam jelas pucat terkaget kaget, disuruh ikut sama pak Boss … padahal mau diajak makan malam di restoran… he he
Lain kali, kalau sudah rindu bertemu. Pak Hani ngirim SMS, kita kumpul jam 11 malam, katanya. Sehabis praktek di RS bersalin Melinda atau RS Santosa. Mencari tampat nongkrong yang enak, murah dan meriah, biasanya di jalan Gardu jati. Makan di gerobak dorong sederhana, dengan menu nasi goreng petai, secangkir kopi panas, lalu obrolan dan diskusi bisa sampe jam 3 pagi ….
Konsistensi yang sama, yang pak hani perlihatkan , saat menikahi seorang wanita muslim, dan pak hani menjadi mualaf …. Saat itu pada istri tercintanya, beliau hanya berkata…. Saya masuk menjadi seorang muslim, hanya saya tidak bisa berjanji, untuk menjadi seorang muslim yang baik ….. saya hanya akan berusaha sebisanya ….
Tapi fakta ini terbalik. Dalam pandangan saya, sebagai sesama muslim, pak hani menjalankan perannya sengan sungguh teramat baik. Seorang figur yang bisa diterima pihak manapun. Berfikir moderat, sehingga baik NU, Muhamadiyah, Persis, dll … semua mengganggapnya sebagai teman seiring, bukan musuh hanya karena berbeda pandangan.
Karena semua sadar , bahwa musuh sebenarnya dari ummat ini adalah .. sikap ketidak pedulian, kebodohan dan kemiskinan …
Untuk itulah, kami sepakat untuk berjabat tangan
Mesra, tapi enggak pake LGBT … he he
Posting Komentar