Membaca Masa Depan Mesir




By: Nandang Burhanudin
*****

(1)
Mesir terus berduka. Nyawa jiwa tak berdosa melayang, demi memuaskan syahwat kuasa. Tak ada kemajuan yang direkorkan junta militer selain jumlah penjara di Mesir meningkat tajam. Di era Mubarak berjumlah 17, kini menjadi 47 penjara.

(2)
Mesir sendiri kini tak ubahnya penjara terbuka. Wilayah Mesir yang dihuni hanya 6 % dari total wilayah. Sementara gurun Sinai yang di zaman Mursi menjadi agenda prioritas pembangunan. Kini malah dikosongkan total. Penduduk Sinai diusir. Rumah dan masjid dihancurkan. Semua demi menjalankan agenda Israel sejak tahun 1956.

(3)
Ekonomi Mesir morat-marit. AsSisi berencana memPHK 6 juta PNS Mesir. Sebelumnya dollar menyentuh 10-11digit pound Mesir. Hal baru pertama terjadi. AsSisi menjadikan bantuan negara Teluk dan hutang dari Jepang-Korea dan negara lain, sebagai pemuas nafsu para jenderal dan perwira.

(4)
Mesir tragis. Sejarah Mesir selalu berulang pahit. Mesir pula yang memenjarakan Nabi Yusuf hingga Syaikh Ibnu Taimiyyah. Kaum munafiqin oportunis tak kenal lelah merusak mental bangsa Mesir. Bangsa yang pernah diperbudak Fir'aun dan kristen Rum, lalu dimuliakan Islam. Namun saat itu pula, pembunuh Utsman Bin Affan menyelamatkan diri via Mesir.

(5)
Gas Mesir diambil Yunani, Cyprus, dan Israel. Debit sungai Nile dijatah Ethiopia. Gandum Mesir dikendalikan AS. Mesir kini menjadi negara pengemis. Padahal sejak masa Utsmani, Mesir menjadi suplaier kebutuhan pangan United Kingdom.

(6)
Di tengah kegagalan. Mesir mencari kambung hitam dengan menuduh Ikhwan dan HAMAS sebagai buangkerok kisruh di Mesir. Tuduhan yang ditolak logika orang gila saja, masih terus dikobarkan. Mesir menjadikan IM dan HAMAS sebagai musuh. Tapi bermesraan dengan Israel dan Syiah. Israel menyebut AsSisi sebagai sosok fantastis.

(7)
Tak ada lagi yang diharapkan dari Mesir. Pelajar asing hanya dijadikan mortir alias jaminan di mata dunia luar. Namun seluruh pelajar asing di penjara terbuka, diawasi dan siap dihabisi. Status di medsos siap-siap menjadi dalih memenjarakan, masih untung jika dideportasi.

(8)
Kini Mesir tidak lagi menganut paham wasathiyyah ( moderat). AsSisi lebih condong kepada Gereja, Syiah, aliran sesat, Islamphobia. Adapun hal yang berbau Islam, terus dirusak dari sana sini. Kalangan Islamis terkecoh. Dikira yang dihabisi hanya Ikhwanul muslimin. Tapi ternyata semua dihabisi secara bergilir.

(9)
Lalu bagaimana nasib Mesir ke depan? Sayyid Quthb sejak lama menegaskan. Futuhnya Mesir sangat tergantung negara-negara di sekitar Mesir. Ternyata AS mengakui. Dorongan untuk mengkudeta Presiden Mursi, datang dari Jordania dan didanai Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Saudi zaman mendiang Raja Abdullah.

(10)
Nampaknya masa depan terdekat Mesir masih suram. Junta kudeta AsSisi masih bertahan 2-3 tahun ke depan, untuk kemudian digantikan junta militer yang "agak ramah" namun sama-sama serakah. Mesir akan tetap menjadi Jumhuriyah AdDhubbath (republik junta militer). Rakyat hanya berstatus pelengkap derita tidak lebih. (11)
Sejarah rakyat Mesir sendiri memang selalu "rela" diperbudak penguasa jahat darioada dikomando pemimpin yang Islamis. Di titik ini, mengapa dakwah Ikhwanul Muslimin tak kenal lelah. Sebab seperti dikatakan Syaikh AlGhazali, "Mengubah paradigma rakyat banyak, jauh lebih sulit daripada mengubah sistem pemerintah." IM membuktikan hal itu. Jalan juang masih panjang

Related

Nandang Burhanudin 3419196362178835329

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item