Rakyat VS Rakyat, Strategi Aseng-Asing Mensianida Indonesia

By: Nandang Burhanudin
****

(1)
Ketika AHOK tergopoh dengan kasus RS Sumber Waras. Ahok serasa kena pukulan jab plus. Tiada lain. Ia harus head to head dengan Bang Yusril, sosok muslim cerdas yang sedikit susah mencari celah kriminalisasi kasus.


(2)
Ahok mulai menyanyi lagu sama. Ingat kasus Om Udar, mantan Kadishub era Gub Jokowi. Kasus korupsi bus karatan, diputihkan begitu saja. Mengapa? Sebab menyangkut nama petugas partai yang kebetulan menjabat Presiden. Udar bebas, pasti ada deal-deal halus.

(3)
Sebelum semua itu. Asing-aseng yang menjadi donatur Pilpres 2014, masih kurang cukup mengangkangi SDA dan duit rakyat Indonesia. Maka supaya mengabadi. Mereka pun menggunakan pion-pion kekuasaan yang hasil dari kecurangan untuk terus membuat rusuh, kisruh, jurus ampuh mengalahkan actionnya Densus 88.

(4)
Jurus itu dibuat Inggris, Belanda, AS, Portugal, Perancis, Spanyol dan kolonial lain. Mahatma Ghandi mengisahkan. "Waktu rakyat India (Hindu dan Muslimya) sepakat menyingkirkan Inggris dari bumi India. Inggris membuat strategi pembunuhan sapi-sapi di jalan-jalan, mengadu domba bangsa yang berbeda keyakinan. Hasilnya jitu. Muslim dan Hindu terjebak dalam perang saudara berkepanjangan. Inggris pun datang sebagai pemenang dan pemberi ketenangan."

(5)
Ahok dan Jokowi memiliki jurus yang sama dengan Inggris. Ojek vs Gojek, Taksi Online vs Taksi reguler, Karyawan vs Perusahaan, China vs Pribumi, Aswaja vs Wahabi. Semua dihadirkan sebagai drama berseri, hingga rakyat lupa dengan gunung emas Freeport, Megakorupsi, Megaskandal, Megalelang aset BUMN, dan lain sebagainya.

(6)
Sayangnya. Rakyat yang terhipnotis mulut busuk Ahok dan pencitraan penuh dusta, cenderung kehilangan nalar normal, gila di atas gila.