Hukum Jual Beli Mayat (Kadaver Untuk Pembelajaran)
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/03/hukum-jual-beli-mayat-kadaver-untuk.html
# Hukum Jual Beli Mayat (Kadaver Untuk Pembelajaran)
Kadaver (mayat) memang diperlukan untuk proses belajar mengajar khususnya ilmu anatomi dan bedah. Akan tetapi karena mendapatkannya sulit, maka terkadang mayat didatangkan dengan cara membeli. Bagaimana hukumnya hal ini?
Pertanyaan diajukan kepada syaikh Abdul Aziz bin Baz (mantan mufti utama Saudi) rahimahullah,
س: بعض كليات الطب تشتري جثثا من جنوب شرقي آسيا بغرض التشريح فما الحكم؟
Sebagian fakultas kedokteran membeli mayat (kadaver) dari negara Asia tenggara dengan tujuan dipotong-potong (untuk pembelajaran), apa hukumnya?
ج: إذا كانت الجثث من كفار لا أمان لهم فلا حرج، أما غيرهم فلا يجوز التعرض لهم.
Jawaban:
Jika mayat-mayat tersebut merupakan mayat orang kafir yang tidak ada keamanan bagi mereka (bukan golongan kafir harbi yang memerangi kaum muslimin), maka tidak mengapa. Adapun selain itu maka tidak boleh diperjualbelikan.
(Fatawa At-Thib wal Mardha hal 421, syamilah)
Catatan:
-Mayat kaum muslimin tidak selayaknya diperjual belikan apalagi dipotong-potong karena ada larangan haditsnya
-Diupayakan menggunakan mayat orang kafir untuk keperluan kadaver pembelajaran
Beikut fatwa syaikh Muhammad Asy-Syinqiti rahimahullah mengenai hal ini.
الذي يترجح في نظري – والعلم عند الله – هو جواز تشريح جثة الكافر دون المسلم وذلك لما يلي : أولا : لأن الأصل عدم جواز التصرف في جثة المسلم إلا في الحدود الشرعية المأذون بها والتشريح ليس منها . ثانيا : أن الحاجة إلى التشريح يمكن سدها بجثث الكفار ، فلا يجوز العدول عنها إلى جثث المسلمين ، لعظيم حرمة المسلم عند الله حيا أو ميتا . ثالثا : أن أدلة المنع يمكن تخصيصها بالمسلم دون الكافر . رابعا : أن استدلال القائلين بجواز التشريح مطلقا بقياسه على نبش القبر الميت لأخذ الكفن المغصوب مردود بكونه قياسا مع الفارق …
Yang rajih menurut saya [syaikh Asy-Syinqiti] –wal ‘ilmu ‘indallah– adalah bolehnya membedah mayat orang kafir bukan mayat seorang muslim. Karena pertimbangan berikut:
1.hukum asalnya tidak boleh melakukan tindakan yang macam-macam terhadap mayat seorang muslim kecuali dalam batas-batas syariat yang diperbolehkan. Dan pembedahan termasuk yang tidak dibolehkan.
2.kebutuhan untuk pembedahan bisa dipenuhi dengan mayat orang kafir dan tidak boleh berpaling ke mayat seorang muslim karena muliannya derajat seorang muslim di sisi Allah baik ketika hidup maupun mati.
3.dalil-dalil yang melarang [melarang mencincang dan menghacurkan tulang –pent] mungkin merupakan takhsis/pengkhususan kepada muslim saja tidak pada orang kafir
4.Mereka yang berdalil bolehnya pembedahan secara mutlak mengqiyaskannya dengan bolehnya membongkar kubur mayat untuk mengambil kain kafan yang dirampas, maka qiyas ini tertolak karena merupakan “qiyas ma’al faariq” [qiyas yang tidak sesuai –pent]
ولهذا كله فإنه يترجح في نظري القول بجواز تشريح جثة الكافر دون المسلم ، ولكن ينبغي أن يتقيد الأطباء وغيرهم ممن يقوم بمهمة التشريح بالحاجة ، فمتى زالت ، فإنه لا يجوز التمثيل بالكافر بتشريحه حينئذ ، لأن ما جاز لعذر بطل بزواله والله تعالى أعلم .ا.هـ.
Oleh karena itu yang rajih menurut pendapatku adalah pendapat yang membolehkan pembedahan mayat orang kafir dan tidak boleh pada mayat orang muslim. Akan tetapi selayaknya para dokter dan yang lainnya [pemedah mayat] membatasi kepentingan pemedahan mayat sesuai dengan kebutuhan. Jika tidak ada kebutuhan, maka tidak boleh mencincang maupun membedah mayat orang kafir ketika itu. Karena apa yang boleh karena ada udzur maka tidak boleh ketika udzur tersebut hilang. Wallahu ta’ala a’lam.
(Sumber:http://saaid.net/Doat/Zugail/74.htm)
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
https://muslimafiyah.com/hukum-jual-beli-mayat-kadaver-untu…
Kadaver (mayat) memang diperlukan untuk proses belajar mengajar khususnya ilmu anatomi dan bedah. Akan tetapi karena mendapatkannya sulit, maka terkadang mayat didatangkan dengan cara membeli. Bagaimana hukumnya hal ini?
Pertanyaan diajukan kepada syaikh Abdul Aziz bin Baz (mantan mufti utama Saudi) rahimahullah,
س: بعض كليات الطب تشتري جثثا من جنوب شرقي آسيا بغرض التشريح فما الحكم؟
Sebagian fakultas kedokteran membeli mayat (kadaver) dari negara Asia tenggara dengan tujuan dipotong-potong (untuk pembelajaran), apa hukumnya?
ج: إذا كانت الجثث من كفار لا أمان لهم فلا حرج، أما غيرهم فلا يجوز التعرض لهم.
Jawaban:
Jika mayat-mayat tersebut merupakan mayat orang kafir yang tidak ada keamanan bagi mereka (bukan golongan kafir harbi yang memerangi kaum muslimin), maka tidak mengapa. Adapun selain itu maka tidak boleh diperjualbelikan.
(Fatawa At-Thib wal Mardha hal 421, syamilah)
Catatan:
-Mayat kaum muslimin tidak selayaknya diperjual belikan apalagi dipotong-potong karena ada larangan haditsnya
-Diupayakan menggunakan mayat orang kafir untuk keperluan kadaver pembelajaran
Beikut fatwa syaikh Muhammad Asy-Syinqiti rahimahullah mengenai hal ini.
الذي يترجح في نظري – والعلم عند الله – هو جواز تشريح جثة الكافر دون المسلم وذلك لما يلي : أولا : لأن الأصل عدم جواز التصرف في جثة المسلم إلا في الحدود الشرعية المأذون بها والتشريح ليس منها . ثانيا : أن الحاجة إلى التشريح يمكن سدها بجثث الكفار ، فلا يجوز العدول عنها إلى جثث المسلمين ، لعظيم حرمة المسلم عند الله حيا أو ميتا . ثالثا : أن أدلة المنع يمكن تخصيصها بالمسلم دون الكافر . رابعا : أن استدلال القائلين بجواز التشريح مطلقا بقياسه على نبش القبر الميت لأخذ الكفن المغصوب مردود بكونه قياسا مع الفارق …
Yang rajih menurut saya [syaikh Asy-Syinqiti] –wal ‘ilmu ‘indallah– adalah bolehnya membedah mayat orang kafir bukan mayat seorang muslim. Karena pertimbangan berikut:
1.hukum asalnya tidak boleh melakukan tindakan yang macam-macam terhadap mayat seorang muslim kecuali dalam batas-batas syariat yang diperbolehkan. Dan pembedahan termasuk yang tidak dibolehkan.
2.kebutuhan untuk pembedahan bisa dipenuhi dengan mayat orang kafir dan tidak boleh berpaling ke mayat seorang muslim karena muliannya derajat seorang muslim di sisi Allah baik ketika hidup maupun mati.
3.dalil-dalil yang melarang [melarang mencincang dan menghacurkan tulang –pent] mungkin merupakan takhsis/pengkhususan kepada muslim saja tidak pada orang kafir
4.Mereka yang berdalil bolehnya pembedahan secara mutlak mengqiyaskannya dengan bolehnya membongkar kubur mayat untuk mengambil kain kafan yang dirampas, maka qiyas ini tertolak karena merupakan “qiyas ma’al faariq” [qiyas yang tidak sesuai –pent]
ولهذا كله فإنه يترجح في نظري القول بجواز تشريح جثة الكافر دون المسلم ، ولكن ينبغي أن يتقيد الأطباء وغيرهم ممن يقوم بمهمة التشريح بالحاجة ، فمتى زالت ، فإنه لا يجوز التمثيل بالكافر بتشريحه حينئذ ، لأن ما جاز لعذر بطل بزواله والله تعالى أعلم .ا.هـ.
Oleh karena itu yang rajih menurut pendapatku adalah pendapat yang membolehkan pembedahan mayat orang kafir dan tidak boleh pada mayat orang muslim. Akan tetapi selayaknya para dokter dan yang lainnya [pemedah mayat] membatasi kepentingan pemedahan mayat sesuai dengan kebutuhan. Jika tidak ada kebutuhan, maka tidak boleh mencincang maupun membedah mayat orang kafir ketika itu. Karena apa yang boleh karena ada udzur maka tidak boleh ketika udzur tersebut hilang. Wallahu ta’ala a’lam.
(Sumber:http://saaid.net/Doat/Zugail/74.htm)
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
https://muslimafiyah.com/hukum-jual-beli-mayat-kadaver-untu…
Posting Komentar