Saran Buhaira Kepada Abu Thalib - Seri Sirah Nabawiyah,
https://bariqunnury.blogspot.com/2015/11/saran-buhaira-kepada-abu-thalib-seri.html
dari grup One Day One Shirah,
27 Februari 2015
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jumuah barakah, semoga kita senantiasa bersemangat melakulan amal kebaikan.
Kita lanjutkan cerita tentang Buhaira.
Saran Buhaira Kepada Abu Thalib
Saudaraku, Buhaira pun menanyakan banyak sekali hal kepada Muhammad : tentang tidur Muhammad, postur tubuh Muhammad, dan banyak lagi hal lainnnya. Muhammad menjawab semuanya dan semua jawaban itu sesuai benar dengan perkiraan Buhaira. Kemudian, Buhaira melihat punggung Muhammad dan mendapati tanda kenabian di antara kedua bahu Muhammad. Tanda kenabian itu sperti bekas orang berbekam.
Setelah itu, Buhaira mendekati Abu Thalib dan bertanya kepadanya, "Apakah anak muda ini anakmu?"
Buhaira menggeleng, " Tidak, dia bukan anakmu. Anak muda ini tidak pantas mempunyai ayah yang masih hidup."
Abu Thalib agak tercengang, lalu dia pun mengangangguk, " Kau benar. Dia bukan anakku. Dia anak saudaraku."
Buhaira mengangguk-angguk puas lalu bertanya lagi, "Apa yang dikerjakan ayahnya?"
"Ayahnya telah meninggal dunia ketika dia masih berada dalam kandungan ibunya."
"Engka benar," kata Buhaira menghela nafas dalam-dalam. Kemudian, sambil berbisik, dia menyampaikan sebuah saran dengan sangat sungguh-sungguh, "Sekarang, dengar saranku baik-baik, bawa anak saudaramu ini ke negeri asalmu sekarang juga! Jaga dia dari orang-orang Yahudi! Demi Allah, jika mereka melihat padanya seperti apa yang aku lihat, mereka pasti akan membunuhnya. Sesungguhnya, akan terjadi sesuatu yang beaar pada diri anak saudaramu ini. Karena itu, segera bawa pulang dia ke negeri asalmu!"
Abu Thalib tampak ketakutan dengan peringatan itu. Dia yakin bahwa apa yang dikatakan Buhaira itu benar. Maka dari itu, segera setelah urusan bisnisnya selesai, Abu Thalib segera membawa Muhammad pulang. Sesulit apa pun beban hidupnya, Abu Thalib tidak pernah lagi pergi berdagang ke tempat jauh demi melindungi keponakannya itu.
Muhammad Teladanku jilid 2 halaman 26-27.
Apa yang terjadi selanjutnya?
27 Februari 2015
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jumuah barakah, semoga kita senantiasa bersemangat melakulan amal kebaikan.
Kita lanjutkan cerita tentang Buhaira.
Saran Buhaira Kepada Abu Thalib
Saudaraku, Buhaira pun menanyakan banyak sekali hal kepada Muhammad : tentang tidur Muhammad, postur tubuh Muhammad, dan banyak lagi hal lainnnya. Muhammad menjawab semuanya dan semua jawaban itu sesuai benar dengan perkiraan Buhaira. Kemudian, Buhaira melihat punggung Muhammad dan mendapati tanda kenabian di antara kedua bahu Muhammad. Tanda kenabian itu sperti bekas orang berbekam.
Setelah itu, Buhaira mendekati Abu Thalib dan bertanya kepadanya, "Apakah anak muda ini anakmu?"
Buhaira menggeleng, " Tidak, dia bukan anakmu. Anak muda ini tidak pantas mempunyai ayah yang masih hidup."
Abu Thalib agak tercengang, lalu dia pun mengangangguk, " Kau benar. Dia bukan anakku. Dia anak saudaraku."
Buhaira mengangguk-angguk puas lalu bertanya lagi, "Apa yang dikerjakan ayahnya?"
"Ayahnya telah meninggal dunia ketika dia masih berada dalam kandungan ibunya."
"Engka benar," kata Buhaira menghela nafas dalam-dalam. Kemudian, sambil berbisik, dia menyampaikan sebuah saran dengan sangat sungguh-sungguh, "Sekarang, dengar saranku baik-baik, bawa anak saudaramu ini ke negeri asalmu sekarang juga! Jaga dia dari orang-orang Yahudi! Demi Allah, jika mereka melihat padanya seperti apa yang aku lihat, mereka pasti akan membunuhnya. Sesungguhnya, akan terjadi sesuatu yang beaar pada diri anak saudaramu ini. Karena itu, segera bawa pulang dia ke negeri asalmu!"
Abu Thalib tampak ketakutan dengan peringatan itu. Dia yakin bahwa apa yang dikatakan Buhaira itu benar. Maka dari itu, segera setelah urusan bisnisnya selesai, Abu Thalib segera membawa Muhammad pulang. Sesulit apa pun beban hidupnya, Abu Thalib tidak pernah lagi pergi berdagang ke tempat jauh demi melindungi keponakannya itu.
Muhammad Teladanku jilid 2 halaman 26-27.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Posting Komentar