Pembicaraan Abu Thalib - Seri Sirah Nabawiyah

#OneDayOneSirah * 11 Maret 2015

Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh...

Semoga di hari yg cerah dan indah ini, semua urusan saudaraku di mudahkan dan dilancarkan Allaah, semakin bertambah iman, ilmu dan amal, semakin mencintai dan dicintai Allaah dan Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassalaam dan semakin bertambah keberkahan dalam hidup... Aamiiin Allaahumma aamiiin

Saudaraku hari ini kita akan membahas diskusi antara Khadijah dengan Abu Thalib

BismillaahirRahmaanirRahiim

Pembicaraan Abu Thalib

Pada musim semi tahun 595 Masehi, para pedagang Mekah kembali menyusun kafilah perdagangan musim panas mereka untuk membawa barang dagangan ke Syria. Khadijah juga sedang mempersiapkan barang dagangannya, tetapi dia belum menemukan seseorang untuk menjadi pemimpin kafilahnya. Beberapa nama diusulkan orang, tetapi tidak satu pun yang berkenan di hatinya.

Mendengar hal ini, Abu Thalib mendatangi Khadijah dan menawarkan kepadanya Muhammad, keponakannya yang baru berusia dua puluh lima tahun, untuk menjadi agen Khadijah. Abu Thalib tahu bahwa Muhammad belum cukup berpengalaman, tetapi dia sangat yakin bahwa Muhammad lebih dari sekedar mampu. Seperti penduduk Mekah lain, Khadijah pun telah mendengar nama Muhammad. Satu hal yang Khadijah yakin adalah kejujuran Muhammad. Bukankah orang Mekah menjulukinya "Al Amin" atau "Orang yang bisa dipercaya" ? Maka, Khadijah segera menyetujui tawaran Abu Thalib. Bahkan dia hendak memberi Muhammad upah dua kali lipat daripada yang diberikan kepada orang lain. Oleh karena itu, Abu Thalib pulang dengan gembira.

Segera saja Abu Thalib dan Muhammad menemui Khadijah yang kemudian menerangkan tentang seluk beluk perdagangan. Otak Muhammad yang cerdas bekerja dengan tangkas. Dia segera memahami semuanya. Tidak satu penjelasan pun yang dia minta diterangkan ulang.

Maka, kafilah pun disiapkan dengan suara riuh rendah. Khadijah menyertakan seorang pembantu yang terpercaya, Maisarah, untuk mendampingi Muhammad di perjalanan. Diantar Abu Thalib dan paman-pamannya yang lain, Muhammad datang pada hari yang telah ditentukan. Mereka disambut seorang paman Khadijah yang sedang menanti mereka dengan surat-surat perdagangan.

Pemimpin kafilah membunyikan bel dan semuanya segera berangkat. Pada musim panas, kafilah Mekah berangkat menjelang senja dan terus berjalan pada malam hari. Mereka beristirahat pada siang hari karena perjalanan siang hari akan sangat melelahkan semua orang. Lalu, berangkatlah Muhammad menempuh jalur yang pernah ditempuh bersama pamannya tiga belas tahun yang lalu.

Nah, saudaraku, berhasilkah Muhammad menjalankan tugasnya ?

In syaa Allaah akan kita cari tahu kisahnya esok hari.

Informasi Tambahan:

Upah untuk Muhammad

Tadinya, upah yang diberikan Khadijah bagi seorang agen adalah dua ekor unta. Namun, Abu Thalin menawarnya menjadi empat ekor unta. Maka, Khadijah pun menjawab, "Kalau permintaan itu bagi orang yang jauh dan tidak kusukai saja akan kukabulkan, apalagi buat orang yang dekat dan kusukai."

Demikian kisah Sirah Nabawiyah hari ini, semoga kisah ini membawa manfaat dan semakin mendekatkan kita dalam mengenal Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam... Aamiiin

Kisah Sirah Nabawiyah ini diambil dari buku "Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam Teladanku" jilid 2 halaman 42-43

#MuhammadTeladanku
#Mute
#ODOS
#Kisah
#SirahNabawiyah
#SpiritNabawiyahCommunity

Allaahumma Shalli 'ala Muhammad
Wa 'ala aali Muhammad

Barakallaahu fiikum

Related

Seri Sirah Nabawiyah 3392925423795711914

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item