https://bariqunnury.blogspot.com/2017/01/jembatan-layang-jakarta-merauke-seorang.html
JEMBATAN LAYANG JAKARTA - MERAUKE
Seorang arkeolog bersama tim tengah membongkar reruntuhan bangunan bersejarah.
Ia tertarik dengan sebuah lampu yang sangat unik. Saat ia menggosok debu yang menempel pada lampu, tiba-tiba jin melompat keluar dari dalam lampu.
"Engkau baru saja membebaskanku. Sebutkan satu permintaanmu", ungkap jin.
Arkeolog itu diam sejenak, berpikir. "Aku ingin sebuah jembatan layang yang menghubungkan Jakarta dengan Merauke", jawabnya.
Jin terkejut. "Tahukah kamu, jarak Jakarta ke Merauke itu 5.600 km dan harus melintasi lautan. Secara teknis itu tidak mungkin dibuat jembatan layang. Mintalah sesuatu yang lebih mudah", jawab jin.
Arkeolog itupun kembali berpikir. "Oke, aku ingin tahu bagaimana cara berbicara dengan perempuan".
Tiba-tiba jin menjadi pucat dan bertanya, "Kamu ingin jalan layang Jakarta - Merauke yang satu jalur atau dua jalur?"
Kisah humor di atas sering digunakan untuk menggambarkan betapa sulit berbicara dengan istri. Ini tentu dari kacamata laki-laki.
Dari sudut pandang perempuan, hal yang sulit adalah bagaimana berbicara dengan suami.
Komunikasi dengan pasangan menjadi sesuatu yang sulit dan rumit, pada mereka yang belum saling mengerti dan memahami.
Yang diperlukan usaha untuk terus menemukan kunci-kunci pembuka chemistry kesejiwaan antara suami dan istri.
Jika kunci pembuka sudah ditemukan, komunikasi adalah hal yang membahagiakan.
Cahyadi Takariawan
Posting Komentar