Al-Quds Kembali Tersenyum
https://bariqunnury.blogspot.com/2015/10/al-quds-kembali-tersenyum.html
By: Nandang BUrhanudin
****
Intifadhah Sakakin (pisau) atau Intifadhah Al-Quds III benar-benar berbuah harum. Israel menghilangkan aturan batasan umur jamaah shalat di Al-Aqsha.
Jumat kemarin (23/10/15), menurut manajemen Wakaf Islam yang bertanggungjawab mengatur kemakmuran Masjid Al-Aqsha. Kurang lebih 25.000 jamaah, memenuhi Al-Aqsha dalam shalat Jumat pertama setelah Intifadhah III.
Sedari pagi, polisi Israel mengumumkan, tidak memberlakukan batasan umur untuk shalat di Al-Aqsha. Aturan yang memangkas jamaah Jumat hanya 8.000 jamaah saja. Menurut Loba As-Samari, Jubir polisi Israel. Jumlah jamaah shalat Jumat kemarin melebihi 30.000 jamaah. Suatu peristiwa yang tidak mungkin terjadi, tanpa didahului Intifadhah pisau.
Intifadhah III yang mengantarkan 55 Palestina menemui syahid, 22 % di antaranya adalah anak-anak. Intifadhah generasi III Palestina mengajarkan banyak hal. Kemerdekaan hakiki, adalah memerdekakan jiwa dari belenggu dunia.
Kita mungkin merdeka secara fisik. Namun saat takut mati dan lebih mencintai dunia. Pada faktanya, kita belum merdeka
****
Intifadhah Sakakin (pisau) atau Intifadhah Al-Quds III benar-benar berbuah harum. Israel menghilangkan aturan batasan umur jamaah shalat di Al-Aqsha.
Jumat kemarin (23/10/15), menurut manajemen Wakaf Islam yang bertanggungjawab mengatur kemakmuran Masjid Al-Aqsha. Kurang lebih 25.000 jamaah, memenuhi Al-Aqsha dalam shalat Jumat pertama setelah Intifadhah III.
Sedari pagi, polisi Israel mengumumkan, tidak memberlakukan batasan umur untuk shalat di Al-Aqsha. Aturan yang memangkas jamaah Jumat hanya 8.000 jamaah saja. Menurut Loba As-Samari, Jubir polisi Israel. Jumlah jamaah shalat Jumat kemarin melebihi 30.000 jamaah. Suatu peristiwa yang tidak mungkin terjadi, tanpa didahului Intifadhah pisau.
Intifadhah III yang mengantarkan 55 Palestina menemui syahid, 22 % di antaranya adalah anak-anak. Intifadhah generasi III Palestina mengajarkan banyak hal. Kemerdekaan hakiki, adalah memerdekakan jiwa dari belenggu dunia.
Kita mungkin merdeka secara fisik. Namun saat takut mati dan lebih mencintai dunia. Pada faktanya, kita belum merdeka
Posting Komentar