MENGKHATAMKAN AL-QURAN DALAM SEPEKAN
https://bariqunnury.blogspot.com/2015/10/mengkhatamkan-al-quran-dalam-sepekan.html
Pemateri: Ust. Ahmad Sahal Lc.
AKRAB DENGAN AL-QURAN (Bag-2 tamat)
📗 MENGKHATAMKAN AL-QURAN DALAM SEPEKAN
Imam Nawawi berkata:
وَأَمَّا الَّذِيْنَ خَتَمُوا فِي الأُسْبُوعِ مَرَّةً فَكَثِيْرُونَ نُقِلَ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَعَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ وَزَيْدٍ بْنِ ثَابِتٍ وَأُبَيٍّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَعَنْ جَمَاعَةٍ مِنَ التَّابِعِينَ كَعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدٍ وَعَلْقَمَةَ وَإِبْرَاهِيْمَ رَحِمَهُمُ اللهُ ...
Orang-orang yang mengkhatamkan sekali dalam sepekan jumlah mereka banyak. Diriwayatkan (amal ini) dari Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Abdullah bin Mas’ud, Zaid bin Tsabit, dan Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhum. Dan diriwayatkan dari jamaah tabi’in seperti Abdurrahman bin Yazid, ‘Alqamah, dan Ibrahim rahimahumullah. (At-Tibyan, halaman 61).
Siapa yang ingin mengkhatamkan Al-Quran dalam sepekan dapat menggunakan cara فَمِي بِشَوْقٍ “Famii bisyauq” yang artinya “mulutku selalu rindu (Al-Quran)”.
Famii Bisyauq ini setiap hurufnya mengisyaratkan nama surat pertama yang dibaca setiap harinya selama sepekan.
Huruf faa untuk surat Al-Fatihah, huruf miim untuk Al-Maidah, huruf yaa untuk Yunus, huruf baa untuk Bani Israil (Al-Isra), huruf syiin untuk Asy-Syu’ara, huruf wawu untuk wash-shaaffaati-shaffaa (surat Ash-Shaffat), dan huruf Qaaf untuk surat Qaf.
Jadual hariannya menjadi seperti ini:
Hari ke-1: surat Al-Fatihah - surat An-Nisa (Al-Fatihah + 3 surat)
Hari ke-2: surat Al-Maidah - surat At-Taubah (5 surat)
Hari ke-3: surat Yunus - surat An-Nahl (7 surat)
Hari ke-4: surat Al-Isra - surat Al-Furqan (9 surat)
Hari ke-5: surat Asy-Syu’ara – surat Yasin (11 surat)
Hari ke-6: surat Ash-Shaffat – surat Al-Hujurat (13 surat)
Hari ke-7: surat Qaf – surat An-Nas (yang disebut dengan hizb al-mufashal)
Dasar mengkhatamkan Al-Quran dalam sepekan ini adalah arahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang telah saya sebutkan.
Sedangkan jadual harian di atas diambil dari hadits yang didha’ifkan oleh Syaikh Al-Albani yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Abu Dawud dalam Sunan keduanya, juga Imam Ahmad dalam Musnadnya.
Disebutkan dalam riwayat tersebut bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terbiasa menemui utusan kabilah atau kaum setiap malam ba’da Isya dan berbicara dengan mereka sambil berdiri. Hingga pada suatu malam beliau terlambat hadir. Aus bin Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, salah satu utusan dari Tsaqif bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقَدْ أَبْطَأْتَ عَلَيْنَا اللَّيْلَةَ قَالَ: «إِنَّهُ طَرَأَ عَلَيَّ حِزْبِي مِنَ الْقُرْآنِ فَكَرِهْتُ أَنْ أَخْرُجَ حَتَّى أُتِمَّهُ» ، قَالَ أَوْسٌ: فَسَأَلْتُ أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ تُحَزِّبُونَ الْقُرْآنَ؟ قَالُوا: ثَلَاثٌ وَخَمْسٌ وَسَبْعٌ وَتِسْعٌ وَإِحْدَى عَشْرَةَ وَثَلَاثَ عَشْرَةَ وَحِزْبُ الْمُفَصَّلِ.
Ya Rasulullah, sungguh engkau telah terlambat menemui kami malam ini. Beliau bersabda:
“Sesungguhnya telah luput hizib (wirid) Al-Quran ku, maka aku tidak suka keluar (menemui kalian) sebelum menyempurnakannya.
” Aus berkata: Maka aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Bagaimana kalian membagi hizb (wirid) Al-Quran?” Mereka menjawab: tiga, lima, tujuh, sembilan, sebelas, tiga belas, dan hizb al-mufashal.
Maksudnya:
Mereka mengkhatamkannya dalam sepekan dengan 3 surat di hari pertama, 5 surat di hari kedua dan seterusnya. Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan 3 surat hari pertama adalah Al-Baqarah, Ali Imran & An-Nisa, sedangkan Al-Fatihah tidak disebutkan karena sudah dipastikan ia dibaca di awal.
🍂🔑 KESIMPULAN
🍀. Al-Quran akan memberikan pembelaan dalam bentuk syafaat kepada para sahabatnya, dan orang yang akrab dengan Al-Quran lebih pantas untuk dinamakan sahabat.
🍀. Hal paling mendasar untuk akrab dengan Al-Quran adalah dengan membacanya secara benar dan kontinyu, kemudian mengupayakan juga untuk memiliki bentuk keakraban yang lain yaitu menghafalnya.
🍀. Agar dapat membaca dengan benar, setiap muslim dan muslimah wajib mempraktekkan ilmu tajwid saat membaca Al-Quran seperti yang ditegaskan oleh Ibnu Al-Jazri, salah seorang ulama pakar qiraah.
🍀. Hendaknya setiap muslim dan muslimah memiliki wirid harian membaca Al-Quran dengan target mengkhatamkannya tanpa menganggu kewajiban-kewajiban asasi terutama yang terkait dengan hak-hak orang lain.
🍀. Harus ada upaya untuk membaca Al-Quran minimal satu juz setiap hari agar ia dapat mengkhatamkannya dalam sebulan.
🍀. Banyak diantara para sahabat dan salaf shalih mengkhatamkan Al-Quran dalam sepekan seperti yang dikemukakan oleh Imam Nawawi rahimahullah. Barang siapa ingin meneladani mereka, dapat mengkhatamkannya dengan menggunakan “famii bisyauq”.
🍀. Hendaknya tidak mengkhatamkan Al-Quran secara rutin kurang dari tiga hari seperti yang dinyatakan oleh Ibnu Rajab rahimahullah, tetapi boleh melakukannya di saat-saat utama seperti bulan Ramadhan, atau di tempat-tempat utama seperti Masjid Haram atau Nabawi, atau untuk keperluan tertentu seperti muraja’ah hafalan bagi penghafal Al-Quran.
🍀 Dan hendaknya ia menyediakan waktu khusus untuk membaca sambil memahami makna bacaannya dengan bantuan kitab-kitab tafsir para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah.
والله
AKRAB DENGAN AL-QURAN (Bag-2 tamat)
📗 MENGKHATAMKAN AL-QURAN DALAM SEPEKAN
Imam Nawawi berkata:
وَأَمَّا الَّذِيْنَ خَتَمُوا فِي الأُسْبُوعِ مَرَّةً فَكَثِيْرُونَ نُقِلَ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَعَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ وَزَيْدٍ بْنِ ثَابِتٍ وَأُبَيٍّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَعَنْ جَمَاعَةٍ مِنَ التَّابِعِينَ كَعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدٍ وَعَلْقَمَةَ وَإِبْرَاهِيْمَ رَحِمَهُمُ اللهُ ...
Orang-orang yang mengkhatamkan sekali dalam sepekan jumlah mereka banyak. Diriwayatkan (amal ini) dari Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Abdullah bin Mas’ud, Zaid bin Tsabit, dan Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhum. Dan diriwayatkan dari jamaah tabi’in seperti Abdurrahman bin Yazid, ‘Alqamah, dan Ibrahim rahimahumullah. (At-Tibyan, halaman 61).
Siapa yang ingin mengkhatamkan Al-Quran dalam sepekan dapat menggunakan cara فَمِي بِشَوْقٍ “Famii bisyauq” yang artinya “mulutku selalu rindu (Al-Quran)”.
Famii Bisyauq ini setiap hurufnya mengisyaratkan nama surat pertama yang dibaca setiap harinya selama sepekan.
Huruf faa untuk surat Al-Fatihah, huruf miim untuk Al-Maidah, huruf yaa untuk Yunus, huruf baa untuk Bani Israil (Al-Isra), huruf syiin untuk Asy-Syu’ara, huruf wawu untuk wash-shaaffaati-shaffaa (surat Ash-Shaffat), dan huruf Qaaf untuk surat Qaf.
Jadual hariannya menjadi seperti ini:
Hari ke-1: surat Al-Fatihah - surat An-Nisa (Al-Fatihah + 3 surat)
Hari ke-2: surat Al-Maidah - surat At-Taubah (5 surat)
Hari ke-3: surat Yunus - surat An-Nahl (7 surat)
Hari ke-4: surat Al-Isra - surat Al-Furqan (9 surat)
Hari ke-5: surat Asy-Syu’ara – surat Yasin (11 surat)
Hari ke-6: surat Ash-Shaffat – surat Al-Hujurat (13 surat)
Hari ke-7: surat Qaf – surat An-Nas (yang disebut dengan hizb al-mufashal)
Dasar mengkhatamkan Al-Quran dalam sepekan ini adalah arahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang telah saya sebutkan.
Sedangkan jadual harian di atas diambil dari hadits yang didha’ifkan oleh Syaikh Al-Albani yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Abu Dawud dalam Sunan keduanya, juga Imam Ahmad dalam Musnadnya.
Disebutkan dalam riwayat tersebut bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terbiasa menemui utusan kabilah atau kaum setiap malam ba’da Isya dan berbicara dengan mereka sambil berdiri. Hingga pada suatu malam beliau terlambat hadir. Aus bin Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, salah satu utusan dari Tsaqif bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقَدْ أَبْطَأْتَ عَلَيْنَا اللَّيْلَةَ قَالَ: «إِنَّهُ طَرَأَ عَلَيَّ حِزْبِي مِنَ الْقُرْآنِ فَكَرِهْتُ أَنْ أَخْرُجَ حَتَّى أُتِمَّهُ» ، قَالَ أَوْسٌ: فَسَأَلْتُ أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ تُحَزِّبُونَ الْقُرْآنَ؟ قَالُوا: ثَلَاثٌ وَخَمْسٌ وَسَبْعٌ وَتِسْعٌ وَإِحْدَى عَشْرَةَ وَثَلَاثَ عَشْرَةَ وَحِزْبُ الْمُفَصَّلِ.
Ya Rasulullah, sungguh engkau telah terlambat menemui kami malam ini. Beliau bersabda:
“Sesungguhnya telah luput hizib (wirid) Al-Quran ku, maka aku tidak suka keluar (menemui kalian) sebelum menyempurnakannya.
” Aus berkata: Maka aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Bagaimana kalian membagi hizb (wirid) Al-Quran?” Mereka menjawab: tiga, lima, tujuh, sembilan, sebelas, tiga belas, dan hizb al-mufashal.
Maksudnya:
Mereka mengkhatamkannya dalam sepekan dengan 3 surat di hari pertama, 5 surat di hari kedua dan seterusnya. Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan 3 surat hari pertama adalah Al-Baqarah, Ali Imran & An-Nisa, sedangkan Al-Fatihah tidak disebutkan karena sudah dipastikan ia dibaca di awal.
🍂🔑 KESIMPULAN
🍀. Al-Quran akan memberikan pembelaan dalam bentuk syafaat kepada para sahabatnya, dan orang yang akrab dengan Al-Quran lebih pantas untuk dinamakan sahabat.
🍀. Hal paling mendasar untuk akrab dengan Al-Quran adalah dengan membacanya secara benar dan kontinyu, kemudian mengupayakan juga untuk memiliki bentuk keakraban yang lain yaitu menghafalnya.
🍀. Agar dapat membaca dengan benar, setiap muslim dan muslimah wajib mempraktekkan ilmu tajwid saat membaca Al-Quran seperti yang ditegaskan oleh Ibnu Al-Jazri, salah seorang ulama pakar qiraah.
🍀. Hendaknya setiap muslim dan muslimah memiliki wirid harian membaca Al-Quran dengan target mengkhatamkannya tanpa menganggu kewajiban-kewajiban asasi terutama yang terkait dengan hak-hak orang lain.
🍀. Harus ada upaya untuk membaca Al-Quran minimal satu juz setiap hari agar ia dapat mengkhatamkannya dalam sebulan.
🍀. Banyak diantara para sahabat dan salaf shalih mengkhatamkan Al-Quran dalam sepekan seperti yang dikemukakan oleh Imam Nawawi rahimahullah. Barang siapa ingin meneladani mereka, dapat mengkhatamkannya dengan menggunakan “famii bisyauq”.
🍀. Hendaknya tidak mengkhatamkan Al-Quran secara rutin kurang dari tiga hari seperti yang dinyatakan oleh Ibnu Rajab rahimahullah, tetapi boleh melakukannya di saat-saat utama seperti bulan Ramadhan, atau di tempat-tempat utama seperti Masjid Haram atau Nabawi, atau untuk keperluan tertentu seperti muraja’ah hafalan bagi penghafal Al-Quran.
🍀 Dan hendaknya ia menyediakan waktu khusus untuk membaca sambil memahami makna bacaannya dengan bantuan kitab-kitab tafsir para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah.
والله
Posting Komentar