BINGKAI HUBUNGAN SUAMI ISTRI (bag-2)

Dalam poin ta'awun, beberapa catatan perlu menjadi perhatian kita:


📝 Tidak Mengurangi Hormat Pada Pasangan


Pekerjaan berat dan perjalanan jauh yang ditempuh Asma tidak membuat hormatnya kepada Zubair berkurang. Ia bahkan menjaga sekuat tenaga agar aktifitasnya selalu terjaga.

Bahkan saat ia benar-benar membutuhkan bantuan dan bantuan itu benar-benar datang, ia mempertimbangkan perasaan suaminya yang tidak tahu akan peristiwa itu. Jika saja Asma mau, ia bisa ikut dalam rombongan Rasulullah SAW dan tidak perlu menceritakannya pada suaminya. Tapi rupanya tidak demikian akhlak seorang muslimah.

Asma menyadari bahwa aktifitas yang ia lakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga adalah bantuan/pertolongan yang ia berikan kepada suaminya agar kelak mereka bisa mempertanggung jawabkan kelangsungan rumah tangga itu dihadapan Allah SWT.

Sebagai istri yang turut lelah memenuhi kebutuhan rumah tangga, Asma tidak lantas bercerita kepada orang lain akan kekurangan suaminya. Dengan ikhlas putri Abu Bakar ini bekerja dalam ta’at.

Kondisi yang sama perlu dipegang teguh juga oleh seorang suami.


Zaman yang semakin modern menuntut kaum perempuan untuk turut beraktifitas mencari finansial. Hal yang positif bila tetap berada dalam koridor syar’i. Dan Rasulullah SAW menegaskan bahwa harta istri yang dipakai untuk kepentingan keluarganya bernilai sedekah. Namun bukan berarti jika seorang istri tidak berpenghasilan membuat suami berhak untuk mengurangi rasa hormat pada istrinya. Ia tetap harus bersikap baik dan menghormati istrinya. Dan diantara menghormati istri adalah menjaga perasaannya.

Zaman dimana komunikasi antar manusia menjadi begitu mudah perlu kita waspadai. Karena bisa jadi maksiat/khalwat yang dilakukan oleh banyak orang tidak lagi membutuhkan tatap muka akan tetapi cukup di dunia maya. Cara-cara seperti itu tentu akan melukai perasaan pasangan. Oleh karenanya, ihsan (menyadari pengawasan Allah) harus terus dihidupkan dalam keseharian kita.


📝 Tidak Perhitungan dg Jasa Masing-masing


Seringkali saat terjadi konflik di keluarga terutama jika terkait dengan hubungan suami istri, masing-masing tiba-tiba menjadi ingat akan semua kebaikan yang pernah dilakukan dirinya untuk pasangannya. Seringkali masing-masing mulai berhitung.

Istri berhitung bahwa suami tidak pernah turut serta dalam pendidikan anak, tidak pernah membantu pekerjaan-pekerjaan rumah, tidak pernah menyimpan handuk pada tempatnya seusai mandi dan lain sebagainya hingga masalah-masalah yang remeh.

Suami juga berhitung bahwa selama ini istri tidak menyediakan kebutuhan suami dengan optimal, kurang dalam mendidik anak, kurang dalam menata rumah, kurang pandai memasak, tidak membantu mencari income untuk keluarga dan lain-lain. Maka jadilah masing-masing berhitung akan jasanya.

Lantas…kita pun bertanya, apakah kita sedang mengelola keluarga atau mengelola perusahaan? Karena untung rugi hanya ada di perusahaan.  Karena di keluarga kita hanya mengenal ta’awun tanpa hitung-hitungan

Related

KELUARGA SAMARA 4884050900067037219

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item