Ikut Berdagang - Seri Sirah Nabawiyah

OneDayOneSirah * 24 Pebruari 2015

Assallaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh

Apa kabar saudaraku ?
Semoga Allaah berikan ke berkahan, ridho dan rahmat-NYA pada kita semua...aamiiin

Hari ini akan kita bahas tentang perjalanan Nabi Muhammad kecil berdagang mengikuti pamannya Abu Thalib.

BismillaahirRahmaanirRahiim

Saudaraku, hati Muhammad kecil merasa pengap dengan kehidupan di Mekah. Setiap hari, dilihatnya anak-anak fakir miskin seusianya bekerja bersama-sama dengan bertelanjang tanpa rasa malu.

Muhammad juga melihat setiap malam pintu rumah orang-orang kaya tertutup rapat. Di dalam, mereka berpesta-pora, menyaksikan para penari, dan bermabuk-mabukan sampai pagi sambil dijaga oleh para budak. Padahal, di tempat lain, ia melihat orang-orang berjuang mencari rezeki antara hidup dan mati.

Muhammad sering sekali melintas di depan gubuk-gubuk reyot dan rumah-rumah kumuh. Pintu-pintu mereka juya tertutup rapat, tetapi di dalamnya tinggal orang-orang yang hidup menderita. Orang-orang itu ketakutan jika besok atau lusa terpaksa menggadaikan anak gadis, istri, atau ibunya untuk dikumpulkan menjadi budak para saudagar demi melepaskan diri dari lilitan utang.

Di depan gubuk-gubuk itu, Muhammad melihat para pemuda berkumpul. Pikiran mereka dipenuhi impian tentang datangnya mukjizat yang akan mampu membebaskan Mekah dari kebiadaban. Para pemuda itu berkumpul mengelilingi seorang laki-laki yang bercerita tentang legenda-legenda indah orang-orang terdahulu yang berjuang melawan raja yang sewenang-wenang.

Suatu saat, pada usia dua belas tahun, Abu Thalib berniat pergi berdagang ke Syam untuk mencari nafkah.

"Ajaklah aku, Paman!" pinta Muhammad.

"Tetapi, perjalanan padang pasir begitu sulit dan jauh! Aku tidak tega mengajak anak sekecilmu menempuh kesulitan demikian berat!"

Saat itu, hanya Abu Thalib tempat Muhammad berlindung. Ia merasa amat kesepian jika harus menghadapi kehidupab Mekah seorang diri tanpa ada pamannya di sisinya.

"Kepada siapakah Paman akan meninggalkan aku seorang diri jika Paman pergi nanti?" pinta Muhammad begitu mengiba.

Abu Thalib sangat terharu, "Demi Allah, aku pasti membawanya pergi. Ia tidak boleh berpisah denganku dan aku tidak boleh berpisah dengannya selama-lamanya."

Akhirnya, Muhammad pun diizinkan pergi menempuh perjalanan musim panas yang begitu jauh.

Bagaimana kisah perjalanannya ? Apa yang terjadi di perjalanan tersebut ?

Simak kisah Sirah Nabawiyah selanjutnya esok hari, in syaa Allaah...

Informasi tambahan :

Lihb si Peramal

Orang-orang Quraisy sering mendatangi Lihb dengan membawa anak-anaknya untuk diramal. Suatu hari, Lihb melihat Muhammad. "Kemarilah, hai anak muda!" serunya. Namun, Abu Thalib segera menyembunyikan Muhammad dan membawanya pergi hingga Lihb berteriak-teriak, "Celakalah kalian, bawa ke sini anak muda yang aku lihat tadi! Demi Allah, anak ini akan menjadi orang besar pada kemudian hari!"

Demikianlah kisah Sirah Nabawiyah pada hari ini, semoga bermanfaat.

Kisah sirah Nabawiyah ini diambil dari buku "Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam Teladanku" jilid 2 halaman 20-21

#MuhammadTeladanku
#Mute
#ODOS
#Kisah
#SirahNabawiyah
#SpiritNabawiyahCommunity

Allaahumma shalli 'ala Muhammad
Wa 'ala aali Muhammad

Related

Sirah Nabawiyah 3941218948774850597

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item