Abdul Muthalib Wafat - Seri Sirah Nabawiyah
https://bariqunnury.blogspot.com/2015/11/abdul-muthalib-wafat-seri-sirah.html
OneDayOneSirah * 23 Februari 2015
Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh...
Apa kabar saudara-saudariku ?
Semoga Allaah selalu memberikan dan menambahkan kita iman, ilmu, amal, semoga kita selalu dalam lindungan, berkah, rahmat dan ridho-NYA... aamiiin Allaahumma aamiiin
Setelah kisah kemarin tentang wafatnya ibunda Rasulullaah, sehingga Rasulullaah menjadi yatim piatu, kisah hari ini adalah wafatnya Kakek Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam.
BismillaahirRahmaanirRahiim
Abdul Muthalib Wafat
Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman. Dia pulang sambil menangis dengan hati yang pilu karena kini sebatang kara. Muhammad makin merasa kehilangan. Dia menjalani takdir sebagai seorang anak yatim piatu. Terasa olehnya hidup yang makin sunyi dan makin sedih.
Baru beberapa hari yang lalu, dia mendengar dari ibundanya keluhan duka kehilangan ayahanda semasa dia dalam kandungan. Kini, dia melihat sendiri di hadapannya, ibunya pergi untuk tidak kembali lagi, seperti ayahnya dulu. Tubuh Muhammad yang masih kecil itu kini, memikul beban hidup yang berat, yaitu sebagai yatim piatu.
Ketika tiba di Mekah, Abdul Muthalib menyambut kedatangan cucunya itu dengan rasa iba yang dalam. Kecintaan Abdul Muthalib pun semakin bertambah kepada Muhammad.
Rasa duka Muhammad mungkin agak ringan jika kakeknya, Abdul Muthalib, dapat hidup lebih lama lagi. Namun, Allaah Subhanahu Wa Ta'ala sudah menentukan lain. Pada usia 80 tahun, sang kakek pun meninggal dunia. Saat itu, Muhammad berusia delapan tahun. Dia mengiringi jenazah kakeknya ke kubur sambil menangis.
Saudaraku, kenangan sedih sebagai anak yatim piatu membekas begitu dalam pada diri Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam sehingga di dalam Al-Qur'an pun disebutkan ketika Allah mengingatkan Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam akan nikmat yang dianugerahkan kepada beliau di tenga kesedihan itu,
"Bukankah engkau dalam keadaan yatim piatu, lalu diadakan-NYA orang yang akan melindungimu ? Dan menemukan kau saat kau kehilangan pedoman, lalu ditunjukkan-NYA jalan itu?" (Q.S. Ad Dhuha 93 : 6-7)
Demikianlah kisah sirah hari ini, semoga bermanfaat.
Informasi tambahan :
Keluarga Umayyah
Kematian Abdul Muthalib merupakan pukulan berat bagi keluarga Hasyim. Tidak ada anak-anak Abdul Muthalib yang memiliki keteguhan hati, kewibawaan, pandangan tajam, terhormat, dan berpengaruh di kalangan Arab seperti dirinya. Keluarga Umayyah lalu tampil ke depan mengambil tampuk pimpinan yang memang sejak dulu mereka inginkan tanpa menghiraukan ancaman yang datang dari keluarga Hasyim.
Kisah Sirah Nabawiyah ini diambil dari buku "Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam Teladanku" jilid 2 halaman 16-17
Ya Nabi Sallaam 'alaika
Ya Rasul Sallaam 'alaika
Ya Habib Sallaam 'alaika
Shalawatullaah 'alaika
Allaahumma Shalli 'ala Muhammad
Wa 'ala aali Muhammad
Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh...
Apa kabar saudara-saudariku ?
Semoga Allaah selalu memberikan dan menambahkan kita iman, ilmu, amal, semoga kita selalu dalam lindungan, berkah, rahmat dan ridho-NYA... aamiiin Allaahumma aamiiin
Setelah kisah kemarin tentang wafatnya ibunda Rasulullaah, sehingga Rasulullaah menjadi yatim piatu, kisah hari ini adalah wafatnya Kakek Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam.
BismillaahirRahmaanirRahiim
Abdul Muthalib Wafat
Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman. Dia pulang sambil menangis dengan hati yang pilu karena kini sebatang kara. Muhammad makin merasa kehilangan. Dia menjalani takdir sebagai seorang anak yatim piatu. Terasa olehnya hidup yang makin sunyi dan makin sedih.
Baru beberapa hari yang lalu, dia mendengar dari ibundanya keluhan duka kehilangan ayahanda semasa dia dalam kandungan. Kini, dia melihat sendiri di hadapannya, ibunya pergi untuk tidak kembali lagi, seperti ayahnya dulu. Tubuh Muhammad yang masih kecil itu kini, memikul beban hidup yang berat, yaitu sebagai yatim piatu.
Ketika tiba di Mekah, Abdul Muthalib menyambut kedatangan cucunya itu dengan rasa iba yang dalam. Kecintaan Abdul Muthalib pun semakin bertambah kepada Muhammad.
Rasa duka Muhammad mungkin agak ringan jika kakeknya, Abdul Muthalib, dapat hidup lebih lama lagi. Namun, Allaah Subhanahu Wa Ta'ala sudah menentukan lain. Pada usia 80 tahun, sang kakek pun meninggal dunia. Saat itu, Muhammad berusia delapan tahun. Dia mengiringi jenazah kakeknya ke kubur sambil menangis.
Saudaraku, kenangan sedih sebagai anak yatim piatu membekas begitu dalam pada diri Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam sehingga di dalam Al-Qur'an pun disebutkan ketika Allah mengingatkan Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam akan nikmat yang dianugerahkan kepada beliau di tenga kesedihan itu,
"Bukankah engkau dalam keadaan yatim piatu, lalu diadakan-NYA orang yang akan melindungimu ? Dan menemukan kau saat kau kehilangan pedoman, lalu ditunjukkan-NYA jalan itu?" (Q.S. Ad Dhuha 93 : 6-7)
Demikianlah kisah sirah hari ini, semoga bermanfaat.
Informasi tambahan :
Keluarga Umayyah
Kematian Abdul Muthalib merupakan pukulan berat bagi keluarga Hasyim. Tidak ada anak-anak Abdul Muthalib yang memiliki keteguhan hati, kewibawaan, pandangan tajam, terhormat, dan berpengaruh di kalangan Arab seperti dirinya. Keluarga Umayyah lalu tampil ke depan mengambil tampuk pimpinan yang memang sejak dulu mereka inginkan tanpa menghiraukan ancaman yang datang dari keluarga Hasyim.
Kisah Sirah Nabawiyah ini diambil dari buku "Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam Teladanku" jilid 2 halaman 16-17
Ya Nabi Sallaam 'alaika
Ya Rasul Sallaam 'alaika
Ya Habib Sallaam 'alaika
Shalawatullaah 'alaika
Allaahumma Shalli 'ala Muhammad
Wa 'ala aali Muhammad
Posting Komentar