Satu Kata ... Jatuhkan Presiden Erdogan!



Republika online dan Arrahmahnews membuat isu bahwa kudeta di Turki mengandung kejanggalan. Mereka membebek pada media Barat. Mereka heran bagaimana pemberontakan dapat dipukul hanya dalam waktu dua jam dan genap lima jam keadaan sudah dapat dikuasai.


Banyak orang tak paham bahwa jumlah personil militer yang melakukan percobaan kudeta dan pemberontakan hanya sebesar 20 ribu prajurit. Jumlah itu dilaporkan Aljazeera setelah didapatkan alat komunikasi yang digunakan komando pimpinan kudeta dan pemberontak di markas mereka.

Secara keseluruhan personil aktif militer Turki kurang lebih berjumlah 600 ribu prajurit. Bila tentara yang memberontak berjumlah 20 ribu prajurit maka sama dengan 25 batalion (dengan asumsi satu batalion delapan ratus prajurit) atau setara delapan resimen (satu resimen terdiri dari tiga batalion) atau setara empat brigade (dengan asumsi satu brigade lima ribu prajurit) atau setara satu divisi (dengan asumsi satu divisi sepuluh ribu prajurit).

Dari pemaparan itu jelas jumlah para pemberontak kecil sekali. Jumlah itu tak sebanding dengan jumlah personil aktif dan cadangan militer Turki.

Kondisi pemberontakan di Turki itu dari sisi personil mirip dengan G 30 S/PKI yang melakukan kudeta dan pemberontakan dengan modal tiga atau lima batalion (Batalion 454/Diponegoro, Batalion 530/Brawijaya, satu batalion dari Resimen Cakrabirawa, dan sejumlah paramiliter PKI).

Faktor penting lain yang menyebabkan gagalnya kudeta adalah gagalnya pasukan pemberontak menangkap Jenderal Umit Dundar yang merupakan panglima angkatan darat pertama dan orang kedua dalam militer Turki setelah kepala/panglima angkatan bersenjata Turki Jenderal Hulusi Akar.

Jenderal Dundar berhasil lolos dan menyeberang ke wilayah Turki bagian Asia. Dari markas militer di sana dia melaporkan upaya kudeta pada Presiden Erdogan yang tengah berada dalam pesawat kepresidenan dan dalam perjalanan pulang dari Marmaris menuju Istanbul.

Setelah mendapat laporan dan pemaparan kondisi yang terjadi Presiden Erdogan memutuskan untuk mengangkat Jenderal Dundar sebagai pejabat kepala/panglima sementara karena Jenderal Hulusi Akar ditahan pemberontak. Demikian itu agar tak ada kelowongan puncak pimpinan dan komando militer.

Bermula dari selamatnya Jenderal Dundar dimulailah konsolidasi pasukan yang setia dan digerakkan untuk memukul para pemberontak. Dalam waktu dua jam militer dengan dibantu polisi sudah dapat memukul pemberontak. Waktu itu jauh lebih cepat dari waktu yang digunakan Cheves dalam menumpas militer Venezuela yang memberontak. Dan Presiden Erdogan bisa mendarat dengan selamat di Istanbul. Peristiwa Jenderal Dundar ini mirip dengan Jenderal Soeharto yang mendapatkan mandat supersemar kemudian memukul dan menghancurkan PKI.

Faktor lain yang mendukung suksesnya operasi militer tersebut adalah keberadaan pasukan khusus atau komando Turki dalam komando Jenderal Umit Dundar. Pasukan komando Turki menolak tunduk pada pasukan pemberontak. Mereka setia pada penguasa dan pemerintah yang sah. Kemudian pasukan khusus itu bersama militer dari kesatuan lain yang setia dengan dibantu korps polisi Turki menyerang dan memukul basis dan komando pemberontak. Keberadaan pasukan khusus juga mirip dengan bergabungnya RPKAD dengan Jenderal Soeharto yang merupakan panglima KOSTRAD dalam menghancurkan PKI.

Faktor lain yang sangat menentukan kemenangan adalah dukungan mayoritas rakyat Turki. Mereka menolak kudeta dengan tegas. Mereka tak mau Turki terpuruk karena ulah bodoh para pemberontak. AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi) dipimpin Erdogan telah mampu menjadikan Turki sebagai kekuatan baru ekonomi dunia. Turki telah berubah menjadi negara yang makmur dan menuju kemajuan ilmu dan teknologi. Dan Turki sekarang adalah pemain inti yang aktif di kawasan dan juga pemain yang berpengaruh dalam politik regional.

Faktor dukungan rakyat adalah modal paling penting untuk memulihkan keamanan dan menumpas pemberontakan. Kondisi itu mirip dengan dukungan rakyat Indonesia terhadap TNI dalam menumpas dan membasmi PKI di Jawa. Tanpa dukungan rakyat yang mencintai pemimpinnya dan menyambut seruannya untuk melawan kaum pemberontak niscaya ceritanya akan lain. Erdogan bisa jatuh sebagaimana skenario diinginkan Barat, Rusia, dan sejumlah rejim arab.

Saya sendiri memandang bahwa kelompok kudeta dan pemberontak didukung Amerika. Karena sebulan sebelum itu seorang pemikir dan pengamat Amerika sudah meramalkan terjadinya kudeta. Di bawah judul "Kudeta Militer Turki Mendatang" dia membuat prediksi. Karena biasanya pandangan orientalis akan menjadi kebijakan Barat di Dunia Islam.

Sementara proxy yang digerakkan dari militer bisa dari kalangan Ergenoken atau Gulenis dan atau gabungan dari keduanya. Karena mereka punya tujuan yang sama: Jatuhkan Presiden Erdogan.

Sumber  FB : Hafidin Achmad Luthfie

Related

Turki 5045591322889872150

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item