Menggugat pemilu Assad
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/12/menggugat-pemilu-assad.html
Sehari 2 hari ini rame video emak-emak Kanada tebar syubhat lama: Assad menang pemilu, Jadi itulah kehendak rakyat Suriah katanya
Jawaban Wagaring FRONT
Benar, Assad memang memenangkan pemilu yang diselenggarakannya sendiri, melawan kandidat yang tak jelas, dilangsungkan di wilayah kekuasaannya sendiri, bahkan ada salah satu voter yang mengaku ikut memilih sebanyak 5 kali dalam pemilu itu
Untuk menganalisis pemilu tersebut harus mempertimbangkan fakta:
1. Kekuatan Kurdi memboikot
2. Oposisi Suriah memboikot
3. Ngisis sedang jaya-jayanya menguasai banyak wilayah di beberapa provinsi, yaitu sebagian Hasakah, daerah kaya minyak Deir Zour, Aleppo utara-timur dan Raqqah
5. Saat pemilu, diperkirakan ada 7 juta pengungsi, dengan 2,5 jutanya di luar negeri
6. Berbagai kota diblokade rezim
7. Total populasi Suriah sebelum perang adalah 22-23 juta jiwa
8. Pemilu di luar negeri diselenggarakan pihak kedutaan Suriah
9. Laporan tidak transparan
Darinya, kita bisa melakukan hitung-hitungan untuk menjawab tingkat kredibilitas atau tidaknya pemilu.
Saat itu, KPU Assad mengklaim tingkat partisipasi mencapai 73,42%. Atau 11,634,412 juta pengguna suara dari 15,845,575 pemilih terdaftar.
Artinya jumlah pemegang hak pilih adalah 68% dari seluruh orang Suriah (15 juta dari 22 juta).
Entah siapa yang melakukan pendaftaran pemilih, padahal selama 3 tahun perang (s/d 2014). Sebagian besar wilayah tidak dikontrol rezim. Banyak warga yang pergi entah kemana, ratusan ribu tewas, gedung-gedung pemerintahan sipil hancur, kelompok ekstrimis merajalela dan seterusnya.
Namun Basyar al-Assad kemudian mengklaim kemenangan dengan pemilih mencapai 10,319,723 atau 88,7% dari partisipan.
Padahal:
(1) Ada 2-2,5 juta etnis Kurdi di Suriah. Daerah Kurdi Suriah saat itu sedang marah-marahnya sama Assad dan memboikot pemilu (lihat gambar 1).
Kita perkirakan 1,3 juta dari mereka punya hak pilih, tapi tidak terpakai oleh boikot. Karena yang dikuasai rezim di Hasakah cuma secuil di kota (lihat gambar 2).
(2) Di wilayah Ngisis saat itu kita perkirakan ada 1,8-2 juta penduduk. Yaitu dari Aleppo, Raqqah, Deir Zour sampai Hasakah. Berarti lebih dari 1,3 juta suara dewasa tak terpakai, karena tidak mungkin diselanggarakan pemilu di sini. (lihat gambar 2, Ngisis sedang merajalela pada tahun 2014)
Perkiraan populasi: https://www.quora.com/How-much-of-Syrias-population-remains…
(3) Wilayah Oposisi 4-5 juta orang bertahan (termasuk hampir 1 juta orang di daerah terkepung), yang artinya ada sekitar 3,3 juta pemegang suara tak terpakai di sini
(4) 2,5 juta pengungsi di luar negeri (2014). Sekitar 1,5 juta hak pilih tak terpakai. Apalagi mereka yang berada di Turki dan Jordan yang musuh Assad, kecuali di Lebanon, itupun tak mungkin semuanya ikut karena banyak pengungsi di Lebanon yang anti Assad (http://www.cbsnews.com/…/expats-in-lebanon-kick-off-syria-…/)
Lagipula, bagaimana mungkin hampir 1 juta pengungsi mendatangi kedutaan di Beirut dalam sehari?
(5) 4-5 juta pengungsi di dalam negeri terkatung-katung. Anggap sekitar 2,3 juta suara tak terpakai karena posisi tak jelas dan tidak ada lagi kontrol sipil dan administrasi efektif. (http://worldpopulationreview.com/countries/syria-population/)
(6) Sekitar 500 ribu rakyat Suriah di negara-negara Teluk sebagai ekspatriat (Al-Arabiya, 2015)
Total suara tidak terpakai dari perkiraan yang cukup teliti ini adalah:
Angka boikot Kurdi + penduduk di Ngisis + angka boikot oposisi + abstain pengungsi luar negeri + abstain pengungsi terkatung + abstain ekspatriat di negara anti Assad
--------------->>
1,3 juta + 1,3 juta + 3,3 juta + 1,5 juta + 2,3 juta + 0,5 juta = 10,2 juta
Angka 10,2 juta ini adalah kemungkinan maksimal, perlu dikoreksi lagi, karena adanya overlap data-data dari poin (1) sampai (6). Misal ada suku Kurdi di wilayah Ngisis, ada sedikit Kurdi masuk ke bagian pengungsi, atau warga pengungsi juga di wilayah oposisi dll.
Tingkat kesalahan kita perkirakan ada 1,5-2 juta jiwa, maka:
Perkiraan jumlah moderat ada 7,5-9 juta warga Suriah tidak mungkin ikut memilih di pemilu 2014 itu, jumlah ini lebih dari 50% daftar pemilih versi KPU Assad.
Jadi klaim KPU rezim Assad, bahwa tingkat pemilih mencapai 73% atau 11 juta dari 15 juta pemegang hak suara hampir pasti bodong!!
Ini belum dibahas laporan kecurangan, atau keterpaksaan. Apalagi proses penentuan kandidat pesaing yang tak dikenal.
Jadi buang saja cerita pemilu ini, karena ini cuma propaganda perang informasi yang dilakukan rezim.
Posting Komentar