Berani konsisten, hebat.
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/02/berani-konsisten-hebat.html
Kalau memang setiap ungkapan "seandainya" itu dilarang secara mutlak dengan alasan bahwa hal tersebut masalah gaib dan tidak ada yang tahu semisal pertanyaan "seandainya begini bagaimana atau seandainya begitu bagaimana", dan yang lebih spesifik adalah "seandainya ayahmu, atau istrimu, atau anakmu dipukuli penguasa zalim lalu bagaimana sikapmu", Maka seharusnya yang melarang mutlak tersebut konsisten dengan sikapnya, alias seharusnya ia juga tidak boleh berpendapat bahwa setiap khuruj kepada penguasa pasti menimbulkan fitnah yang lebih besar, terlepas dari hukum khuruj itu sendiri.
Darimana ia tahu kalau setiap khuruj akan menimbulkan fitnah yang lebih besar? Kalau berdasarkan istiqro' maka hujjah istiqro' pun tidak akan membuat orang tahu hal gaib berupa fitnah yang lebih besar di balik setiap khuruj.
Namun perlu diingat, bahwa coretan ini bukan bicara hukum penghalalan khuruj yang memang pendapat kuatnya adalah dilarang, tapi sekadar mengingatkan agar konsisten saat bicara hal-hal yang gaib dan jangan separuh dilarang tapi separuh lainnya boleh.
Sekadar catatan, bahwa dulu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bertanya kepada Mu'adz bagaimana seandainya ia tidak mendapati dalil dari Alquran atau hadits?
Berani konsisten, hebat.
Posting Komentar