Mentalitas Kita

By: Nandang Burhanudin
*****
(1)
Selalu berharap media semisal Grup Kompas, Detik, Grup Tempo, Grup Metro TV, Grup Trans atau lainnya seimbang atau berpihak pada Islam dan umatnya.
(2)
Selalu berharap penguasa Solo yang Katholik, AHOK yang Kristen, Jokowi yang Islamphobia berpihak menghormati Islam dan umatnya.
(3)
Selalu berharap taipan-taipan China, pemilik pabrik dan pemilik industri hajat pokok publik, berbaik hati berbagi kepada Islam dan umatnya.
(4)
Semua adalah mimpi di siang bolong. Berharap mengejar bayangan elang terbang. Persis seperti anak kecil yang teriak minta dilempari uang dari pesawat terbang.
(5)
Mengapa sebagai umat 1437 tahun. Kita tidak bergerak maju. Minimal melakukan hal-hal yang tidak berat dilakukan. Hal yang bukan mustahil kita kuasai.
(6)
Kita tidak disuruh menerjang ribuan musuh, sebagaimana Khalid bin Walid, maestro kepahlawanan Islam. Kita pun tidak disuruh, membeli seluruh saham Yahudi seperi Utsman bin Affan.
(7)
Kita bisa melakukannya dengan hal yang termudah: BOIKOT semua tayangan. STOP berbelanja. BerHIJRAH diri kepada produk-produk dari perusahaan dan negara netral.


(8)
Hinakan mereka di setiap PILKADA, PILEG, PILPRES. Miskinkan mereka dengan MENOLAK jadi buruh atau jongosnya. Masih tidak bisa?
(9)
Berarti anda dan kita termasuk dalam 2 kategori. Al'Abiduun anNaaimuun
AHLI IBADAH tapi kerjaan tidur. Terusik pada yang doa puasa ALLAHUMMA LAKA SHUMTU
Tapi tak terusik saat kebutuhan puasa dan Lebaran dipasok SALIBIS, ZIONIS.
(10)
Kedua: AlAghbiya AlMusallithuun. Bodoh bin Dungu keras kepala dan belagu. Model seperti ini biasanya jadi KECEBONG. Kalau tidak bertugas menjadi PENJEGAL kelompok perjuangan di kalangan umat.
(11)
Mana yang anda pilih. Tidakkah cukup SOLO, JAKARTA, INDONESIA, MESIR jadi pelajaran?