Tanggapan Bpk Kivlan terhadap diskusi HMI, PMII, IMM, Gema Pembebasan, Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah dan Kebudayaan UIN
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/06/tanggapan-bpk-kivlan-terhadap-diskusi.html
Menanggapi diskusi di UIN Ciputat yang diselenggarakan oleh HMI, PMII, IMM, Gema Pembebasan, Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah dan Kebudayaan UIN pada tanggal 8 Juni 2016 lalu tentang Komunis, kalau kesimpulannya
"Komunis tidak Bertentangan dengan Islam"
Maka inilah sinyalemen Mahasiswa dan sebagian Civitas Akademika UIN termasuk diseluruh Indonesia Sudah beraliran Liberal dan Komunis karena JIL dan JIM disinyalir datang dari kampus UIN. Walaupun ada yang mengatakan islam lebih baik dari Komunis, Individualis, Liberal dan Kapitalis.
Sayangnya kenapa anggota HMI sebagai penanggap dan membawa nama HMI yang merupakan bukan keputusan atas nama PB HMI yang tahun 65 di bantai oleh CGMI Underbow PKI, kok berbicara seperti itu yang menyatakan komunis tidak bertentangan dengan Islam yang dimana ajaran Komunis jelas menyatakan bahwa Agama adalah Candu (narkotika) dan dengan Revolusi Mental Rakyat Harus dijauhkan dari agama serta segala sesuatu dari teori kebendaan tanpa ada campur tangan Tuhan atau historis materialistis. Apakah ini tidak bertentangan dengan Islam?
Kenapa hanya karena masalah membela kaum Dhuafa dan orang miskin yang menjadi jargon Komunis saja dan yang tidak bertentangan dengan islam yang selalu ditonjolkan?
Bagaimana dengan Diktator Proletar Sentralistis nya Komunis dan juga jargon Agitasi, Fitnah, Teror dan Pembunuhan, apakah ini juga sesuai dengan Islam?
Kenapa mereka tidak menyatakan islam lebih baik dari Ideologi apapun dan memperjuangkannya dengan cara Demokratis?
Walau pemikiran Nur Kholis Majid mantan ketua PB HMI masa itu berfikiran liberal karena belajar Islam di negara Liberal seperti Kanada dan Amerika, termasuk Amin Rais, Din Syamsuddin, Syafi'i Ma'arif, Azyumardi Azra mantan civitas UIN dan lain lain maka fikiran Islam mereka berubah menjadi Moderat dengan pisau analisis Sekuler menterjemahkan islam bukan mengislamkan sekularisasi makanya pengaruh islam di Indonesia diambil alih oleh partai sekular untuk mendapatkan suara bagi kepentingan sekular bukan untuk memperjuangkan nilai islam masuk dalam tatanan NKRI.
Semoga Mahasiswa Islam sadar dan Civitas Akademika seluruh UIN akan bahaya yang dihadapi. Bacalah ayat Al-Quran yang terakhir di turunkan, hanya islam yang diridhai Allah sebagai jalan hidup.
Sayang nama Islam yang disandang oleh kampus UIN, lebih-lebih HMI nya, akan tetapi cara berfikir dan perilaku kok Individualis, Liberalis, Kapitalis dan Komunis.
Undang dong saya dalam diskusi sebagai alumni HMI dan KAHMI agar berimbang dan adil.
Salam untuk pak Rektor yang di kampus UIN nya pernah tertulis kampus BEBAS TUHAN semoga petunjuk Allah datang.
Amin Ya Rabbal 'alamiin.
Posting Komentar