Bangsa Arab dan Umat Islam, Semakin Melemah
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/06/bangsa-arab-dan-umat-islam-semakin.html
By: Nandang Burhanudin
*****
(1)
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memilih Israel untuk memimpin satu dari enam komite permanen yang ada untuk pertama kalinya dalam sejarah.
(2)
Israel berhasil mendapatkan posisi ketua di komite urusan hukum PBB dengan dukungan suara 109 negara dari total 193 anggota Majelis Umum PBB. Sedangkan kelompok Arab hanya dapat 4 suara.
(3)
Anehnya. Tak ada kelompok Arab yang menolak pemungutan suara secara tertutup. Semakin aneh lagi. Tak ada negara Arab yang menentang habis-habisan pencalonan Israel tersebut.
(4)
Saya pikir. Bangsa Arab itu tertinggal dari segi kemampuan militer, keamanan, demokrasi, industri, perdagangan, tertinggal di segala bidang. Kini bangsa Arab pun tidak memiliki kemampuan diplomasi di sidang umum PBB.
(5)
Suka tidak suka, Israel lagi jumawa. Wajar bila turunannya pun ikut jumawa. Menabrak konstitusi, melabrak aturan, terlibat megakorupsi, tetap berkuasa. Lihatlah Assad, As-Sisi, Jokowi, Ahok.
(6)
Ya, karena kitanya lemah. Saling cakar. Saling mendhaifkan. Israel yang jelas-jelas penjajah dan membunuh jutaan jiwa, kini mengepalai lembaga antiterorisme dan abritase internasional PBB.
(7)
Duta Besar Israel Danny Danon mengatakan kepada para wartawan bahwa dia “sangat bangga menjadi orang Israel pertama yang mengetuai sebuah komite di PBB."
(8)
“Israel adalah pemimpin dunia dalam hukum internasional dan perang melawan terorisme,” imbuhnya. “Kami sangat senang memiliki kesempatan untuk membagikan pengetahuan kami kepada negara-negara lain di dunia."
(9)
Teroris versi Israel, jelas HAMAS. Teroris versi Mesir, pasti IM. Jika bukan IM, terorisme adalah kalangan Islam yang nyata berperan dalam perbaikan arah kebijakan suatu negara.
(10)
Jadi, di sini saya paham, mengapa Erdogan teriak lantang menuntut keadilan hak veto bagi negara Muslim di PBB. Sayangnya ia hanya sendiri, sebab kalangan negara Muslim tidak memiliki cukup power, selain Turki.
(11)
Logis, jika Turki fokus pada kemajuan militer, ekonomi, dan teknologi di tahun 2023. Waktu 7 tahun. Tapi negara muslim lainnya, di rentang waktu itu, diobok-obok rezim sekuler-liberal-komunis.
(12)
Mereka tak perlu 7 tahun. 1 tahun berkuasa, tatanan kenegaraan, budaya, kearifan, diluluhlantahkan. Tengoklah Jokowi dan As-Sisi. Setali mata uang. Mereka tidak kuat, hanya kitanya tak bertenaga.
Israel berhasil mendapatkan posisi ketua di komite urusan hukum PBB dengan dukungan suara 109 negara dari total 193 anggota Majelis Umum PBB. Sedangkan kelompok Arab hanya dapat 4 suara.
(3)
Anehnya. Tak ada kelompok Arab yang menolak pemungutan suara secara tertutup. Semakin aneh lagi. Tak ada negara Arab yang menentang habis-habisan pencalonan Israel tersebut.
(4)
Saya pikir. Bangsa Arab itu tertinggal dari segi kemampuan militer, keamanan, demokrasi, industri, perdagangan, tertinggal di segala bidang. Kini bangsa Arab pun tidak memiliki kemampuan diplomasi di sidang umum PBB.
(5)
Suka tidak suka, Israel lagi jumawa. Wajar bila turunannya pun ikut jumawa. Menabrak konstitusi, melabrak aturan, terlibat megakorupsi, tetap berkuasa. Lihatlah Assad, As-Sisi, Jokowi, Ahok.
(6)
Ya, karena kitanya lemah. Saling cakar. Saling mendhaifkan. Israel yang jelas-jelas penjajah dan membunuh jutaan jiwa, kini mengepalai lembaga antiterorisme dan abritase internasional PBB.
(7)
Duta Besar Israel Danny Danon mengatakan kepada para wartawan bahwa dia “sangat bangga menjadi orang Israel pertama yang mengetuai sebuah komite di PBB."
(8)
“Israel adalah pemimpin dunia dalam hukum internasional dan perang melawan terorisme,” imbuhnya. “Kami sangat senang memiliki kesempatan untuk membagikan pengetahuan kami kepada negara-negara lain di dunia."
(9)
Teroris versi Israel, jelas HAMAS. Teroris versi Mesir, pasti IM. Jika bukan IM, terorisme adalah kalangan Islam yang nyata berperan dalam perbaikan arah kebijakan suatu negara.
(10)
Jadi, di sini saya paham, mengapa Erdogan teriak lantang menuntut keadilan hak veto bagi negara Muslim di PBB. Sayangnya ia hanya sendiri, sebab kalangan negara Muslim tidak memiliki cukup power, selain Turki.
(11)
Logis, jika Turki fokus pada kemajuan militer, ekonomi, dan teknologi di tahun 2023. Waktu 7 tahun. Tapi negara muslim lainnya, di rentang waktu itu, diobok-obok rezim sekuler-liberal-komunis.
(12)
Mereka tak perlu 7 tahun. 1 tahun berkuasa, tatanan kenegaraan, budaya, kearifan, diluluhlantahkan. Tengoklah Jokowi dan As-Sisi. Setali mata uang. Mereka tidak kuat, hanya kitanya tak bertenaga.
Posting Komentar