Menghentikan ZigZagisme Perjuangan Umat


By: Nandang Burhanudin
*****
(1)
AlQuran sudah menegaskan. Yahudi dan Nasrani serta elemen kekufuran, tidak akan berhenti menabuh genderang perang hingga umat Islam kembali menjadi budak kekufuran.
(2)
Beragam cara ditempuh. Islam beritual dibiarkan untuk kemudian perlahan dimatikan. Islam berekonomi dicurigai untuk kemudian dibasmi. Islam berpolitik dimusnahkan tanpa basa basi.
(3)
Tengoklah nasib MMI, JAT, FPI, Perda-perda Syariah, juga nasib parpol berbasis ideologi Islam. Semua dibonsai sebelum dikerdilkan tunduk pada ketiak kekuasaan. Jika pun ada ormas atau partai yang belum disentuh. Bisa jadi karena keberadaannya bukan ancaman.
(4)
Sadarkah kita, bahwa kini di Indonesia, kelompok sekuler gencar melakukan penghancuran nilai-nilai akidah Islam. Juga melakukan penghancuran institusi politik Islam. Operasi penjatuhan citra Partai Islam melalui kasus korupsi seperti yang dialami PKS, PPP, dan PBB. Penghancuran Karakter Ormas Islam yang dianggap intoleransi, anarkis, dan penghancuran karakter tokoh-tokoh Islam. Lalu bandingkan dengan pembiaran terhadap Jokowi, AHOK, LUHUT, MEGA, SURYA PALOH, BLBI, Golkar, PKB, dan seabreg korupsi lainnya.
(5)
Jika umat sudi menelaah tulisan Samuel Hutington dalam bukunya Who We are dan Clash of Civilization. Disitu jelas sekali doktrin yang ditanamkan bahwa, era setelah perang dingin adalah era ancaman dari kekuatan Islam. Padahal pada saat era perang dingin, mereka menginfiltrasi dan “menggunakan” kekuatan Islam untuk berada di front terdepan melawan komunisme.
(6)
Clinton melahirkan Taliban. Bush menghadirkan AlQaeda. Obama berada di balik kemunculan ISIS. Di Indonesia. Keberadaan organisasi tadi tidak lumrah. Maka dibangunkan kembali isu DI/TII atau paham radikalisme lain. Plus menyusupkan agen-agen berpenampilan "Islami" tapi merusak Islam dari dalam. Perhatikan aktor pendukung Jokowi dan Ahok. Bahkan pendukung LGBT mendadak jadi ustat.
(7)
Maka tidak ada cara selain para pejuang dari kalangan Islam, menghentikan zigzagisme dan lebih memperjelas Islam ideologis. Umat harus mengisi seluruh ruang perlawanan. Lalu menyatukan antara akidah, syariat, dan manhaj (strategi dan taktik). Sehingga perlawanan tersebut tidak gampang dipatahkan.
(8)
Mudah diucapkan memang. Berhenti pada fanatisme kelompok atau ta'asshub golongan adalah jalan pertama dan utama. Apalagi jika mengacu pada Kiblat, Kitab suci, Kenabian yang satu.
(9)
Jadi dalam benak saya. Mengkaji kemurnian sumber dari Salaf. Belajar toleransi pada kalangan NU. Berekonomi dan berorganisasi pada Muhammadiyah. Berpolitik damai pada PKS. Bersosial pada Golkar. Lalu semua elemen sepakat memperjuangkan Islam yang berkeadilan.
(10)
Jangan lupa. Para tokoh Islam harus memperjelas posisi. Jangan lagi betah berada di posisi abu-abu atau remang-remang. Jika Jokowi saja percaya diri dengan dustanya. Masak pimpinan umat Islam tidak mengimbangi dengan kejujurannya. Jika AHOK tampil agresif dengan kebejatannya dan prestasi NOL. Sepatutnya pimpinan umat Islam lebih progresif dengan keluhuran budi pekerti dan prestasinya.
(11)
Mumpung Ramadhan. Hindari area licin yang menggelincirkan.untuk tergelincir dan akhirnya beberapa memang tergelincir. Bukankah semua tahu. Jika elemen umat terpeleset. Media akan mengekspose besar-besaran terhadap ketergelinciran tersebut. Mari terus waspada kini da seterusnya, kelompok sekuler-liberal bersama dengan kelompok non-Muslim dan Hoakiau (Cina perantauan) gencar sekali merancang strategi merebut RI-1/2 di 2019. Tidak cukup dengan pinokio semata.

Related

Nandang Burhanudin 7416809875412497484

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item