Waroeng Traditional Franchise




Ngomongin mengembalikan nilai beli masyarakat ke warung tradisional. Udah bicara juga tentang mengelolah warung agar tidak bankrut. Dan bisa optimal dengan modal yang cukup.

Dulu waktu SMP s.d SMU mengisi waktu kosong saya menunggu warung di samping rumah. Omset nya pun lumayan besar. Setahun dua tahun masih bisa buat makan. Karena warung sebagai satu satunya sumber penghasilan keluarga. Jadinya uang yang berputar pun digunakan buat makan sehari-hari. Sebenarnya itu tidak masalah. Namun, karena tidak ada pembukuan dan belum mengerti banget tentang pembukuan. Alhasil 3 tahun modal berkurang dan tahun ke 4 pun gukung tikar. Apa sebab?


Pertama, cashflow atau arus kas tidak teratur.
Kedua, kebutuhan hidup mengandalkan omset warung sehingga mempengaruhi cashflow.
Ketiga, piutang yg tidak dibatasi. Sehingga cashflow nya berantakan.
Keempat, karena modal kecil akhirnya masih belanja sendiri dan transportasi tidak dihitung sehingga keuntungan tidak terakumulasi.
Kelima, tidak ada support sistem.

Melihat fenomena di zaman ini. Di mana nilai beli masyarakat cenderung ke mini market. Nampaknya akan membuat warung tradisional akan sepi. Kenapa demikian? Karena masyarakat umum lebih memperhatikan harga dan sekalian ngadem. Tapi ada kelemahan dari mini market. Mereka tidak bisa dihutangi. Nah, sementara kekurangan dari warung tradisional adalah harga agak mahal dikit dan kurang komplit. Ada beberapa cara agar Warung Tradisional menjadi JUARA dalam wirausaha.

Pertama, Warung Tradisional harus memiliki kesatuan atau komunitas. Komunitas ini yg dibuat Penanggung Jawab. Agar bersinergi terhadap Agen yang memiliki Harga lebih murah dan kualitas lebih baik. Warung Tradisional pun tidak perlu berbelanja sendiri. Mereka cukup menelpon Agen. Kemudian Agen melakukan pengiriman barang sendiri.

Kedua, Warung Tradisional harus tau member atau pelanggan nya. Pelanggan harus direkap setiap pembeliannya. Sehingga mereka jg bisa dapet poin atau diskon ketika membeli lagi nantinya. Misal setiap pembelanjaan 1 juta terekap. Si pelanggan dapet gula 1Kg. Gak rugi juga kan? Kasih 12rb tuk pembelian 1juta. He....

Ketiga, Warung Tradisional harus membatasi customer atau pelanggan yang hutang. Selain sebagai hubungan baik. Juga membatasi agar tidak lemah dalam cash flow. Misal setiap pelanggan tidak boleh berhutang lagi setelah batas 50rb. Jadi setelah 50 rb mereka harus membayar hutangnya. Jika tidak perlu diblacklist. Buat menjaga agar tidak bankrut.

Keempat, Warung Tradisional harus mencari barang konsinyasi yg tidak mudah rusak. Untuk melengkapi barang dagangan juga untuk menambah daya saing. Bila perlu, semua barang adalah konsinyasi. He...

Kelima, buka Warung Tradisional baru. Latih manajemen keuangan mereka. Sehingga mereka bisa bangkit. Dan membeli produk2 dari anda juga untuk dijual kembali.

Saya yakin Warung Tradisional akan bangkit kembali.

sumber : Findik Sutua

Related

inspiratif 561942020203817877

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item