Ceritaku di Suriah
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/04/ceritaku-di-suriah.html
Aku bekerja di bidang pemeliharaan kompor minyak tua, dan pekerjaan ini berjalan sudah 25 tahun lamanya yg aku pelajari dari ayahku. Ketika aku menjalankan pekerjaan ini, aku merasa selalu dibutuhkan karena mayoritas warga Suriah menggunakan kompor ini untuk memasak setiap harinya dan mereka akan membutuhkan tukang kompor untuk perbaikan secara berkala. Aku merasa mereka menyukaiku karena pekerjaan ini sangat membantu mereka, namun aku tidak bisa menebak apakah mereka menyukaiku karena pekerjaan ini atau sebab Ayahku, dan segala hal yang ada di tempat ini mengingatkanku tentang banyak hal.
Ketika aku masih muda, aku tidak begitu menyadari akan apa yang Ayahku katakan, namun sebulan yg lalu Ayahku meninggal dunia dan ketika itu aku baru tahu apa maksud dari perkataannya. beberapa menit sebelum kematian merenggutnya, aku duduk bersamanya memperbaiki kompor bersama. Aku bertanya padanya " Ayah, kenapa kita tidak mengembangkan usaha ini? Engkau sudah bekerja di bidang ini selama 40 th dan aku menemanimu sudah 25 th dan kita masih tetap saja seperti ini. belum berubah!
" Tidak, kita sudah mencapai banyak hal" Orang-orang tahu tentang kita, mereka membutuhkan kita dan mereka bergantung kepada kita" Kita tetap sederhana seperti ini saja. Lebih baik begini daripada menjadi kaya. Kebahagiaan itu bukan tentang uang atau menjadi kaya raya." Itulah perkataan terakhir Ayahku. Tak berselang lama, aku mendengar sebuah ledakan roket cluster di udara, spontan aku langsung menjatuhkan diriku di tanah dan aku melihat rudal itu mengenai Ayahku ketika ia sedang turun dari tenda, tapi aku tak mampu berbuat apa-apa. Aku sudah berusaha meneriakinya untuk menjatuhkan diri di tanah, tapi aku tidak mendengar suara apapun kecuali suara rudal itu. Saat itu aku tidak tahu apa yg terjadi dan ketika aku bangun Ayahku sudah berada diatas punggungku terbaring bersimbah darah. Aku mencoba membangunkan beliau namun beliau tidak menjawabnya, ia sudah tiada.
Hari ini, aku melakukan pekerjaanku seperti biasa, dan di setiap sorenya aku selalu terkenang ketika aku duduk bersama Ayahku disini bersamaku. Aku tahu aku tak akan bisa lagi menawarkan apapun pada Ayahku setelah kematiannya, tapi aku masih bisa melanjutkan perkerjaannya dan akan terus bertahan sebagaimana yg pernah beliau katakan padaku.
Abu Zuhair, 35 th
Ia hidup dibawah kepungan selama 3 tahun bersama istri dan 6 orang anaknya. Foto ini diambil 15 Maret 2016 di Douma, Ghouta Timur, Suriah.
Posting Komentar