TANGAN DINGIN MAHYELDI
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/02/tangan-dingin-mahyeldi.html
Oleh Irwan Prayitno
Ada perubahan yang cukup drastis di Pantai Padang dalam setahun terakhir. Pantai yang tadinya terlihat tidak terawat, kurang terjaga kebersihannya, penuh tenda ceper, perlahan-lahan berubah menjadi semakin cantik. Sebelumnya, kondisi pantai sudah menjadi pembicaraan orang karena dinilai berbagai pihak sudah tidak nyaman dan aman.
Momentum perubahan itu diawali dari iven Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Menteri Luar Negeri negara-negara Indian Ocean Rim Association (IORA) yang diselenggarakan di Padang. Pantai Padang dibersihkan, dipercantik dan diberi beberapa asesoris IORA seperti logo IORA dan penunjuk arah negara-negara peserta IORA. Hasilnya, tempat itu kini menjadi salah satu titik wisata yang sering dipakai untuk foto dan selfie oleh pengunjung pantai.
Keluhan masalah parkir dan keamanan oleh pengunjung yang menjadi viral di media sosial juga mendapat respon dari Pemko Padang. Netizen memberi apresiasi atas respon cepat Pemko Padang ini.
Para pedagang yang bangunannya berada di pinggir pantai atas komunikasi yang baik dengan Wali Kota Padang Mahyeldi dan dengan kesadaran membongkar bangunannya. Tanpa aksi kekerasan maupun paksaan, Pantai Padang menjadi semakin bersih dan indah dipandang.
Demikian pula tenda ceper yang sudah lama menjadi “pembicaraan panas” di masyarakat Sumbar, juga perantau, dan bahkan dunia maya. Perlahan-lahan sudah semakin berkurang keberadaannya.
Meskipun masih banyak keluhan maupun masalah yang perlu dibenahi, langkah yang sudah dilakukan Pemko Padang di bawah kepemimpinan Mahyeldi perlu mendapat apresiasi. Perubahan besar yang diidamkan masyarakat sudah bisa dirasakan jika kita berkunjung ke Pantai Padang. Beberapa tokoh masyarakat pun secara terbuka menyampaikan apresiasi kepada Wali Kota Padang terkait pembenahan Pantai Padang ini, baik melalui media cetak maupun media sosial.
Pemprov Sumbar pun turut berpartisipasi dalam rangka mempercantik Pantai Padang dengan menambah ruas jalur jalan yang ada di Pantai Padang. Sebelumnya Pemprov Sumbar sudah membangun jalan di Pantai Padang dan juga jembatan Purus sehingga di beberapa tempat terlihat ruas jalan yang lebih lebar sehingga menjadi 4 lajur untuk 2 arah, dan di tempat lain masih ada ruas jalan yang masih dua lajur untuk dua arah. Insya Allah ke depannya sinergi antara Pemko Padang dengan Pemprov Sumbar dalam menata dan membangun Pantai Padang akan semakin dirasakan oleh masyarakat.
Menurut Wikipedia, kota Padang adalah kota terbesar yang ada di pantai Barat Sumatera dan pintu gerbang barat Indonesia dari Samudra Hindia. Dengan Perda No. 21 Tahun 2012, kawasan Pantai Padang termasuk 10 kawasan bebas sampah yang dilindungi. Pantai Padang terbentang dari daerah Purus hingga muara Batang Arau.
Selain Pantai Padang, Pasar Raya Padang juga menjadi perhatian serius Mahyeldi. Kondisi pasar raya yang tadinya sangat semrawut dan padat oleh pedagang, perlahan-lahan mampu diselesaikan satu persatu. Kendaraan roda empat yang tadinya sulit untuk lewat, kini sudah bisa kembali melewati Pasar Raya Padang. Di samping itu, kebersihan di Pasar Raya Padang juga semakin baik. Dan kabarnya, rencana untuk pembangunan Pasar Raya Padang juga sudah dianggarkan.
Selain di Pasar Raya Padang, Mahyeldi juga terlihat membenahi Pasar Lubuk Buaya yang menjadi langganan kemacetan. Setelah dilakukan pembenahan, arus lalu lintas di pasar Lubuk Buaya semakin lancar, dan pedagang bersedia ditempatkan di atas, sehingga parkir kendaraan bisa diletakkan di bawah, tidak lagi di luar pasar. Mahyeldi langsung turun dan berkomunikasi dengan para pedagang, dan pedagang pun bersedia untuk menempati lokasi yang sudah ditetapkan. Kabarnya, setelah pasar Lubuk Buaya selesai dibenahi, akan dilanjutkan membenahi pasar Bandar Buat.
Mahyeldi juga berperan dalam pembebasan lahan untuk perluasan jalan By Pass Padang menjadi 6 lajur. Dan dalam hal pelayanan publik, Kota Padang menjadi yang terbaik dibanding kabupaten/kota lain di Sumbar.
Tangan dingin Mahyeldi juga didukung oleh Wakil Wali Kota Emzalmi, dan dukungan dari jajaran PNS Kota Padang. Ketulusan Mahyeldi yang tidak ada menekan maupun “meminta setoran” kepada bawahannya ini merupakan modal yang fundamental dalam membangun Kota Padang. Demikian pula ketika berkomunikasi kepada masyarakat, Mahyeldi terbukti tidak “meminta setoran” apapun. Hal seperti inilah yang menjadikan masyarakat menaruh kepercayaan kepada Mahyeldi.
Semoga ke depannya Kota Padang mampu lebih berbenah diri, karena orang akan melihat Sumbar dari kondisi yang ada di Kota Padang. Peran serta masyarakat dalam membangun dan menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan Kota Padang sangat penting untuk membantu Pemko Padang maupun Pemprov Sumbar menjalankan pembangunan yang bertujuan mensejahterakan masyarakat. ***
Singgalang, 10 Februari 2016
Posting Komentar