Jurus Maut PKS


By: Nandang Burhanudin
****

Fase-fase kegelapan Indonesia tidak akan berlangsung lama. Kepemimpinan ala premanisme, membuktikan segalanya. Poros kebaikan jangan lagi bersikap abu-abu. Jika Ahok berani menegakkan kemungkaran secara terang-terangan. Mengapa poros kebajikan tidak berani menegakkan al-makruf secara terang-terangan. Jika Jokowi dan PDIP percaya diri dengan dusta setiap hari. Mengapa poros kebajikan tidak percaya diri menebar kejujuran sepanjang hari?

PKS yang bukan partai suci, namun selalu rajin bersuci. Ada baiknya menjadikan momentum hingar bingar kemungkaran sebagai titik tolak, menjadikan al-ma'ruf muncul dan bersinar terang. Untuk itu diperlukan jurus-jurus maut, yang tidak hanya sekadar slogan-slogan pemanis buatan. Jurus-jurus maut itu di antaranya:

1. Refresh, in'asy al-ahdaf (menyegarkan kembali target perjuangan).
“Sepuluh tahun terakhir kita merasakan euphoria politik lebih banyak mendominasi kehidupan kader, maka ke depan saya sebagai Ketua Majelis Syura menyerukan agar dakwah yang menjadi panglima dalam kehidupan kita." “Kokohkan dakwah sebagai panglima dalam seluruh aktivitas kader PKS.”

Tagline perjuangan PKS Berkhidmat untuk Rakyat, semakin menegaskan citarasa PKS yang bersih, peduli, profesional, dan berkhidmat. “Pilih mana, meraih 20-25 persen suara kemudian rapuh dan roboh, atau 7 persen dalam kondisi kokoh?” Begitu penegasan Ketua Majelis Syura PKS, Habib Salim Segaf Al Jufri.

2. Update optimisme, tajdid at-tafaul (memperbaharui otpimisme).
Dalam kondisi Indonesia yang setengah "gendeng" ini, dimana energi api menghancurkan seluruh energi kebajikan. Maka PKS sebagai elemen yang berkomitmen berada di barisan kebaikan, harus memiliki energi optimisme lebih. Semua dibangun di atas landasan keimanan dan tawakkal kepada Allah. Satu hal yang ditegaskan Habib Salim Al-Jufri, “PKS ingin membangun politik yang sehat, maka harus dilakukan cara-cara yang islami, dengan cara-cara dakwah, dengan perbaikan diri sebelum memperbaiki bangsa dan negara. Mulailah kegiatan dari shalat shubuh berjamaah, kemudian bergerak sehingga hadir keberkahan."

3. Taqwiyatud dawaafi' ad-daakhiliyyah (memperkokoh sumber daya dan potensi internal).

Kang Komar menegaskan, "Di bawah pemimpin yang bodoh, orang pintar disia-siakan. Di bawah pemimpin yang pintar, orang bodoh pun berguna termanfaatkan." Sumber daya insani PKS sangat unggul, yang tidak dimiliki parpol lainnya. Hal ini bisa menjadi berkah atau sebaliknya. Tergantung kemampuan memaksimalkan poteni yang ada.

Habib Salim menyentil masalah ini; "Sampaikanlah salam, kedamaian untuk semua orang. Tahajudlah di malam hari, dan berilah makan untuk orang miskin." Bahkan untuk seluruh kader PKS yang menjadi tokoh publik, Habib Salim menngingatkan agar senantiasa berikrar di jalan Allah. Bekerja dengan profesional dan penuh amanah, sesuai apa yang diharapkan masyarakat dari PKS. "Godaan kekayaan dan jabatan bisa membayangi siapa saja yang menjadi tokoh publik. Kuncinya adalah ingat selalu dengan kematian."

4. Isyba'u Hajaat Asasisyah fil Mujtama' (mengenyangkan kebutuhan primer utama masyarakat).

DR. Salim berpesan; "Bangun kebersamaan dengan saling mencintai satu sama lain, bersama dengan masyarakat. Insya Allah, di 2019 akan banyak keajaiban yang akan terjadi!"

Jurus-jurus maut PKS di atas, insyaAllah akan menjadi bekal seluruh kader-kader dan simpatisan PKS dalam memenangkan poros kebajikan. Tidak sekedar pemilukada atau pemilu lima tahunan. Namun lebih dari itu, irsyaadul mujtama' (membimbing masyarakat) kembali ke jalur yang diridhai Allah Ta'ala.

Related

PKS Berkhidmat 7791157500917225336

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item