Syaikh Mahdi 'Akif, Mursyid Ikhwanul Muslimin Legendaris

By: Nandang Burhanudin
****

Allah karuniakan jiwa nan enerjik, kekuatan fisik yang prima di usia senja. Seorang Syaikh teladan di medan dakwah, terdepan di jalan jihad, dan tokoh kharismatik di bidang politik.


Seandainya beliau bukan Ikhwanul Muslimin, namanya pasti diabadikan di jalan utama dan taman-taman kota. Bahkan bisa jadi, puluhan produser filem akan mengabadikannya sebagai tokoh legenda. Bagaimana tidak. Syaikh Mahdi 'Akif sosok mujahid sejati. Terdepan menjadi komandan pasukan berani mati melawan penjajah Inggris.

Raja Faruq melalui PM-nya, menunjuk Syaikh Mahdi 'Akif untuk menjadi trainer atau pelatih bagi pasukan berani mati. Tak tanggung-tanggung. Universitas Fuad I (kini Universitas Kairo), menjadi pusat pelatihan pasukan berani mati. Pasukan inilah yang kemudian diterjunkan dan berhasil memasuki Tel Aviv dalam perang 1948.

Raja Faruq kemudian menghadiahi pasukan berani mati ini dengan hadiah hukuman gantung. Termasuk Syaikh Mahdi 'Akif pun tak luput dari penangkapan. Usut punya usut. Semua pasukan berani mati "diamankan", atas desakan AS dan Inggris.

Kehidupan Syaikh Mahdi 'Akif dihabiskan di penjara. Selain dipenjara Raja Faruq, beliau pun ditangkap kembali oleh Nasser, dilanjutkan oleh Mubarak dengan Panglima Bersenjatanya Marsekal Thantawi, dan kini oleh Raja Kudeta, Jenderal As-Sisi.

As-Sisi menawarkan kebebasan dari penjara dengan dalih kesehatan. Namun beliau menolak tegas. Teguh menjadi contoh perjuangan. Bahwa sebagai qiyadah yang diutamakan adalah qudwah (contoh nyata dalam perjuangan), bukan sekedar obral jargon.

Syaikh Mahdi 'Akif, ditulis tinta emas sejarah dengan prinsipnya. "Silmiyyatuna Aqwaa minar Rashash". Jalan damai melawan kudeta As-Sisi, lebih powerfull daripada perlawanan bersenjata.

Prinsip yang beliau dengungkan, melahirkan hikmah-hikmah mendalam. Di antaranya: membuka tabir topeng-topeng "budak-budak dunia" dan "kaum berjubah yang gila jabatan". Bahkan lebih dari itu, mengungkap dusta di balik jargon-jargon megalomania yang ternyata bagian dari skenario menghancurkan Islam dari dalam.

Baarakallahu fiikum yaa Syaikhal Mujahidiin.