PKS, Pecah?
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/04/pks-pecah.html
By: Nandang Burhanudin
****
(1)
Setiap friksi, konflik, atau persaingan politik. Selalu memiliki idiom dan kosa kata spesifik. Tentu dengan pesan dan makna yang berbeda.
(2)
PKS tidak dalam pengecualian. Akhir-akhir ini kita disuguhkan dengan pemandangan: pemecatan Bung Fakhri Hamzah dan langkah hukum melawan DPP PKS.
(3)
Muncullah beragam analisa. Nama sahabat Khalid bin Walid dan Umar bin Khatthab, selalu disandingkan. Sayang kemiripan kasus, tidak mewakili dimensi-dimensi lainnya dalam kisah Umar dan Khalid.
(4)
Yang pasti. Dengan kasus FH, apakah PKS akan mengalami friksi (inqisaam) atau akan kembali rukun jaya, rekonsiliasi (Mushaalahah).
(5)
Saya lebih memilih proporsional saja. Pertama, perbedaan pandangan politik dalam kasus FH vs DPP PKS, adalah hal lumrah dan jamak terjadi sepanjang sejarah. Perbedaan sifatnya thabi'i dan tanawwu'i. Jadi tak ada yang perlu dibesar-besarkan.
(6)
Kedua, PKS pecah, itu yang paling dirindu banyak kalangan. Pesta demokrasi Gubernur Jakarta adalah warming up menuju Pileg dan Pilpres 2019. Saya yakin. Bang FH tengah berada di kematangan umur dan pengalaman. Tidak akan menyeret simpatisan FH, menjadi kontra PKS.
(7)
Ketiga, Mengakhiri diskursus soal FH vs DPP adalah hal terbaik. Bila melewati tenggang waktu 3 hari, biasanya pembahasan cenderung negatif. Terutama di kalangan simpatisan dan kader terbina, yang posisinya tidak menggenapkan atau mengurangkan. Keputusan sudah dibuat. Akan semakin menyayat ukhuwwah jika terus jadi hikayat.
(8)
Ingat. Haters PKS adalah haters FH. Membenturkan antara keduanya, sangat renyah. Menang tanpa modal. Sekarang pura-pura dukung FH, dulunya sangat benci. Mengapa pura-pura mendukung, sebab menghantam PKS terlalu rumit dan sulit.
(9)
Mereka itu para perindu perpecahan di PKS. Filosofis inqisaam, mirip seperti gunting. Lurus tapi memisahkan yang bersatu. Filosofis mushaalahah seperti benang. Menyakitkan tapi menyatukan yang berserak.
(10)
So. Anggap saja pil pahit. Fokus pada produk-produk dakwah, jauh lebih ahsan dibanding menghabiskan energi berkutat dengan #saveFH. InsyaAllah Bang FH akan selalu SAVE.
(11)
Pun, tidak perlu pula menistakan Bang FH, dengan dalil-dalil yang dipaksakan. Terlalu genit dan kecentilan. Bukankah dulu Bang FH sering menjadi kebanggaan DPP PKS dan semua kader?
(12)
DPP PKS dan FH mirip lagu: engkau pergi aku takkan pergi. Kau menjauh aku takkan jauh. Sebenarnya diriku masih mengharapkanmu. Lupakah pada cita-cita menjadikan Indonesia sepenggal Firdaus?
Posting Komentar