Kejahatan Berbalut Puisi

"Meriang, meriang, aku meriang. Kau yang panas di kening, kau yang dingin di kenang. Lihat tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi."

Salah satu contoh sempurna bagaimana orang kurangajar dibuat sebagai protagonis adalah Rangga dan Cinta. Dua tokoh yang mampu membuat mall-mall penuh, tempat parkir penuh, bioskop dibuka lebih awal, dan orang-orang rela mengantri untuk menontonnya. 2016 dan orang masih antri beli tiket bioskop, apa mereka gak kenal go-tick atau internet?

Tapi kisah fenomenal yang menembus 1 juta penonton dalam waktu kurang dari seminggu itu tidak lain hanyalah tentang sebuah kejahatan. Sepertinya saya yang terlalu berbaik sangka atau berharap lebih dengan film ini. Fenonemal, dinanti banyak orang, sudah hampir pasti laris, dan saya berharap ada sesuatu yang bisa didapat oleh penonton dari film ini. Tapi nyatanya, film ini hanyalah tentang kejahatan yang dibalut puisi.

Kenapa saya sebut kejahatan? Apa yang lebih pantas disematkan kepada orang yang merebut wanita yang sudah dilamar orang lain? Pencuri bukan? Apa yang pantas dinamakan untuk wanita yang memakai cincin dari laki-laki sebagai tanda dia siap menikah dengannya, lalu senyum tersipu-sipu dan keluyuran sehari semalam sama laki-laki lain? Pengkhianat bukan? Jadi kisah ini tidak lebih dari kisah penelikungan dan pengkhianatan atas nama cinta. Dan sayangnya, dijadikan menjadi benar, dibalut dengan puisi, lalu kita diminta untuk sepakat bahwa pengkhianatan itu benar.

Dan begitulah standar kebenaran kita. Orang baik bisa kita jadikan antagonis, orang jahat dan kurangajar bisa kita jadikan protagonis. Atas nama cinta kita bisa jadi baangsat, menghalau norma, melupakan kepatutan. Atas nama seni orang bisa berbuat seenaknya. Atas nama kreativitas, orang tak lagi memikirkan nilai apa yang bisa disampaikan ke penikmat karya dan manfaat apa yang akan mereka terima.

"Apakah ia suka hal seperti ini?", tanya si Rangga brengsek itu ke Cinta ketika nonton pertunjukan sejenis wayang or something. Dan tahukah sebenarnya betapa dahsyatnya pertanyaan itu di kehidupan nyata? Anda bertemu mantan, lalu asik-asikan, melakukan hal yang disenangi berdua, lalu dia nanya, "Istrimu/suamimu suka hal kayak gitu gak?". Atau dengan teman kantor atau teman apapun, intens melakukan suatu hal berdua lalu ada pertanyaan itu. Biasanya, Anda akan menjawab, "Tidak", seperti Cinta menjawab ke Rangga. Lalu pelan-pelan akan berpikir, kayaknya lebih nyaman dengan si dia daripada pasangan sendiri. Dan modyarr,,, mulai galau, mulai tidaak mensyukuri pasangan sendiri, mulai mencari pembenaran memasukkan orang lain ke hati. Dahsyat.

Maka saya perlu menulis ini. Kali-kali ada cewek kecentilan merasa dirinya sebagai Cinta lalu berharap ada Rangga yang akan mengiriminya pusi ngajak balikan. Atau ada cowok kegantengan yang galau liat cewek yang disukainya sudah dilamar orang yang lebih gentle darinya. Sadar ya ki sanak, Rangga itu bukan panutan. Ia tak lebih hanya pencuri yang kebetulan dikisahkan suka bikin puisi. Belum nonton dan gak suka dispoilerin? Dah, gak usah nonton aja sampeyan.

sumber : Agus Fredy Muthi'ul Wahab

Related

Opini 3677894120657583999

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item